Thursday, January 30, 2014

Menjalankan Bisnis Secara Auto Pilot

PERTANYAAN:
Pak Erwin Yth.
    Saya ingin bertanya, bagaimana caranya menjalankan bisnis tanpa kita harus datang ke kantor setiap hari, menempatkan orang yang tepat diposisinya, dan menjaga system keuangan kita supaya tidak bocor. Mohon pembelajarannya, Pak. Terimakasih.

Hendra Hindrawan Lim,
Dikirim melalui email


JAWABAN:
Pertanyaan Pak Hendra ini adalah impian para pebisnis, mungkin di seluruh dunia. Konsep bisnis semacam itu biasa disebut dengan istilah “auto pilot business”. Seperti sebuah pesawat terbang yang tak perlu disetir dapat sampai tujuan dengan tepat waktu dan selamat, tentunya.

    Yang menarik menurut saya, sewaktu sebuah pesawat terbang dapat berjalan “auto pilot”, pesawat terbang itu harus dibangun dulu. Dan, yang paling penting sistem “auto pilot” tadi mengintegrasikan semua informasi dan indicator-indikator setra system tersebut diberi otoritas untuk mengambil keputusan agar sesuai tujuan.

    Dalam membuat sistem ini, perlu sistem lain untuk membuatnya. Jadi membuat sistem auto pilot pada awalnya. Selanjutnya sewaktu pesawat auto pilot tadi akan masuk ke sistem auto pilot, tidak dimulai dengan take off auto pilot. Perlu pilot untuk memulainya. Saya tidak tahu apakah sudah ada pesawat terbang yang auto pilot waktu take off.

   
Saya percaya jika tiap bisnis harus dibuat sistem yang spesifik, meskipun dalam industri yang sama tetap ada banyak perbedaan dari masing-masing bisnis. Tentunya kalau Pak Hendra tidak mau datang ke kantor setiap hari, ada orang lain yang menggantikan fungsi Bapak atau ada sistem yang mengambil otoritas bapak sehingga secara otomatis sistem menjalankan fungsi ketidakhadiran Bapak.


    Bagaimana mencari orang yang tepat untuk menggantikan fungsi Bapak dalam bisnis adalah dengan menggunakan alat ukur pencapaian sesuai dengan yang Bapak inginkan. Misalkan jumlah penjualan setiap bulan dapat dicapai oleh pengganti Bapak, jumlah karyawan yang tidak masuk terukur, atau jumlah produksi harian, bulanan dan mingguan ada targetnya. Dengan memberi ukuran-ukuran tersebut, Bapak dapat melihat kemampuan manajer atau staf pengganti Bapak.

    Bagaimana menjaga sistem keuangan kita supaya tidak bocor? Dulu absensi menggunakan tanda tangan kehadiran dengan sistem kejujuran karyawan mencatat dan tanda tangan kehadiran tanpa perlu control. Namun, kalau karyawan menjadi puluhan dan mungkin menjadi ratusan atau timbul niat untuk memanipulasi, maka mulai dipasang kartu absen.

    Kartu absen tetap saja dapat dititipkan ke orang lain. Lalu orang mulai menggunakan kartu RFID untuk absen dan sidik jari. Tentu kartu RFID dapat dititipkan dan kadang absensi sidik jari sering bermasalah dalam mengenal sidik pengguna dan juga ada yang memanipulasi.

    Teknologi yang agak sulit dimanipulasi saat ini adalah menggunakan iris mata. Artinya, banyak cara yang dapat dicoba untuk menjaga agar keuangan tidak bocor namun juga banyak usha membocorkannya.
    Dalam hal ini penggunaan teknologi informasi dapat mengurangi atau malah menghilangkan kebocoran keuangan tadi. Malah teknologi terkini dapat mendeteksi orang yang bertanggung jawab jika ada kebocoran keuangan.

    Konsultasikan kebutuhan sistem auto pilot business Anda dan teknologi informasi dengan konsultan yang tepat sehingga benar-benar bisnis Anda dapat berjalan auto pilot, tanpa kebocoran keuangan, seperti perusahaan-perusahaan waralaba yang berjalan secara auto pilot.

Semoga jawaban saya yang singkat ini dapat membantu Anda. Artikel-artikel yang di tulis dapat di baca di http://1000pengusaha.wordpress.com. Untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan pembaca dapat mengirim email ke: erwin.halim.mba@gmail.com.


Sumber : Koran Kontan, 17 Januari 2014


Mengintip Peluang Usaha Penitipan Anak

Kesibukan orang tua yang tinggi di luar rumah, membuat tempat penitipan anak menjadi ceruk bisnis yang menjanjikan. Itulah yang mendorong Kids Fun School di Sidoarjo, Jawa Timur, menawarkan kemitraan. Dengan biaya investasi Rp 100 juta-Rp 120 juta, mitra bisa mengantongi omzet Rp 40 juta-Rp 50 juta per bulan.

Usaha PAUD dan penitipan anak milik Intan Merdekawati di Sidoarjo,Jawa Timur, ini berdiri sejak 2010. Lantas, pada 2011, Kids Fun Schoolmenawarkan kemitraan. "Kami fokus pada tempat penitipan anak, tapi juga dibarengi dengan tempat anak belajar di usia dini," ujar Chalid Abdie Ade, Bagian Pengembangan Manajemen Kids Fun School.

Hingga kini Kids Fun School sudah punya empat outlet yang tersebar di Sidoarjo dan Malang. Dua outlet di antaranya merupakan milik sendiri dan sisanya milik mitra. Rencananya, Kids Fun School akan membuka outlet pertamanya di Jakarta tahun ini.

Dalam satu outlet, Kids Fun School bisa menampung sekitar 50 anak. Tempat penitipan anak ini menerima anak usia dua bulan hingga sembilan tahun. Tiap anak harus membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 150.000 dan biaya gedung dan sarana dengan kisaran harga Rp 800.000-Rp 2 juta per tahun, serta biaya bulanan Rp 700.000.

Jika tertarik menjajal kemitraan ini, investasi yang dibutuhkan Rp 100 juta-Rp 120 juta untuk masa kemitraan lima tahun. Namun, mitra hanya perlu menyediakan 49% dari total biaya. Pasalnya, pengelolaan sekolah tak sepenuhnya dipegang mitra, tapi masih dalam tanggung jawab pusat. Jadi, biaya investasi mitra Rp 49 juta-Rp58 juta. Itu sudah termasuk sewa tempat dua tahun, perlengkapan sekolah dan pelatihan guru.
Cermati isi kontrak

Hitungan Chalid, dalam sebulan Kids Fun School bisa mengantongi omzet Rp 40 juta-Rp 50 juta. Pada enam bulan pertama, omzet digunakan untuk biaya operasional. Selanjutnya, omzet digunakan untuk membayar sewa tempat. Chalid menjanjikan minimal dalam 2,5 tahun, modal mitra sudah kembali.

Mitra juga perlu menyiapkan bangunan dua lantai dengan luas 7 meter x 12 meter. Hitung-hitungan Chalid, total keuntungan yang bisa diraup setiap outlet Kids Fun School berkisar antara Rp 280 juta-Rp 320 juta per tahun.

Dari omzet tersebut, mitra mendapatkan 49% dari laba bersih itu dan sisanya merupakan hak pihak pusat. Mitra juga berkesempatan terlibat langsung atau mengelola sendiri outlet yang dimilikinya jika memang bersedia. "Selama ini, mitra menyerahkan pada pusat dalam hal operasional sehingga diberlakukan sistem bagi keuntungan," ucap dia.

Pengamat waralaba, Erwin Halim menilai tawaran kemitraan seperti itu cukup unik. Namun, ia menganggap waktu balik modal cukup lama. Erwin juga menyarankan, mitra untuk teliti terhadap isi kontrak sebelum bekerjasama.

Kidz Fun School        
Pondok Wage Indah II / MM-15 Sidoarjo, Jawa Timur
Telp. 031-36000333         

Hp. 08123518515



Sumber: Koran Kontan, 17 Januari 2014

Wednesday, January 15, 2014

Memburu Profit Versus Etika dalam Bisnis Pariwisata



Pertanyaan:

Yth Pak Erwin,

    Saya baru berlibur ke satu kota yang sangat terkenal dengan industri pariwisatanya pada liburan Natal dan Tahun Baru ini. Selama hampir seminggu, saya tinggal di kota itu, dan saya tertarik untuk berinvestasi serta menjalankan  bisnis yang berhubungan dengan pariwisata di kota itu.


    Namun, saya sangat kecewa terhadap sikap dari beberapa pelaku bisnis setempat “aji mumpung”. Oleh karena saya sebagai wisatawan tidak dapat bahasa lokal, mereka mendadak menaikkan harga-harga barang yang sebelumnya lebih rendah.


    Hal tersebut terlihat dari price list yang baru di ubah. Banyak juga yang menipu sana sini dengan menjadi broker, sewaktu saya mau membeli barang kualitas tertentu.

    Saya jadi berpikir ulang untuk berinvestasi di kota yang tadinya terkenal ramah, namun mendadak berubah karena semangatnya mengejar profit ini. Saya berfikir, kemungkinan wisatawan lain yang menjadi calon konsumen juga merasakan hal yang sama dan kecewa. Mohon pendapatnya.

Sunari,
 Bekasi Jawa Barat

JAWABAN:
Pak Sunari, dalam bisnis pariwisata, kita harus tahu ada masa-masa yang dikenal dengan sebutan “high season” , di mana permintaan sangat meningkat. Indonesia sebagai salah satu negara yang banyak hari libur adalah surga bagi industri pariwisata khususnya lokal. Dengan banyaknya hari libur berarti banyak kesempatan mendapat konsumen “high season”  tersebut.

    Musim semacam ini bagi industri pariwisata berarti harga naik. Hal ini wajar, karena demand (permintaan) meningkat, sementara supply (penawaran) ada batasnya (seperti jumlah kamar hotel, jumlah tiket pesawat, jumlah taksi yang di sewakan, jumlah kursi di rumah makan dan lain-lain). Sekali lagi hal ini sangat wajar dalam industri pariwisata. Beberapa hotel atau penginapan malah menaikkan tariff 10%-30% pada waktu liburan kemarin.

    Perantara alias broker dalam industri ini juga masih wajar. Yang tidak wajar, adalah kalau persentase kenaikan harga sampai berkali-kali lipat.

    Banyak perantara mengambil keuntungan terlalu tinggi, sementara kualitas jasa turun, karena kebanyakan permintaan. Oleh karena industri ini adalah industri jasa yang akan menyebarkan informasi dari mulut ke mulut baik informasi yang baik maupun jelek. Maka sangat disayangkan kalau informasi yang tidak mendukung malah menyebar.

    Saya percaya, bisnis yang tetap menjaga harga dan kualitas pastilah akan disukai konsumen. Pengalaman saya berwisata, misalnya di rumah makan yang harganya wajar dan kualitasnya baik tetap akan di penuhi pembeli. Yang “aji mumpung” juga dipenuhi pembeli, tapi hanya pada waktu “high season saja”, tetapi setelah itu penjualan mereka akan drop lagi. Konsumen tidaklah bodoh.

    Jadi, dalam industri pariwisata, mau berbisnis di bidang apa saja sebenarnya peluangnya sangat besar apalagi di Indonesia. Menjaga etika pada waktu mendapat kesempatan permintaan yang meningkat juga akan membantu marketing bisnis Bapak sehingga lebih dipercaya.

    Gaya bisnis “hit and run” saat ini sudah tidak menarik lagi. Para pebisnis sudah beralih ke bisnis yang bisa menjaga “continuous competitive advantage” agar mempunyai keuntungan yang berkelanjutan. Dengan melihat gangguan yang Bapak hadapi itu, ada kemungkinan banyak wisatawan yang juga dikecewakan. Usul saya, ini dapat menjadi peluang Bapak membangun bisnis di kota itu dengan etis dan tetap profit.

Semoga jawaban saya yang singkat ini dapat membantu Anda. Artikel-artikel yang di tulis dapat di baca di http://1000pengusaha.wordpress.com. Untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan pembaca dapat mengirim email ke: erwin.halim.mba@gmail.com.


Sumber : Koran Kontan, 3 Januari 2014

   

Bisnis Waralaba Yang Menjanjikan di Tahun 2014



Pertanyaan:
Pak Erwin Halim Yth.
    Saya menghadiri pameran franchise dan peluang bisnis di Jakarta beberapa waktu lalu dan saya tertarik pada beberapa bisnis yang ditawarkan di pameran tersebut. Namun karena banyak tawaran yang ditawarkan di pameran tersebut. Namun, karena ada banyak tawaran saya menjadi bingung, mana yang harus saya pilih dan bagaimana saya memilij mengingat tahun depan di Indonesia akan berlangsung pemilu.
Bagaimana tren tahun 2014? Mohon pencerahan Pak Erwin. Terimakasih

 Sutriso
Yogyakarta

JAWABAN:
Dear Pak Sutrisno. Memang banyak sekali penawaran bisnis, baik franchise (waralaba) maupun peluang usaha ataupun license. Biasanya para investor tidak terlalu peduli dengan istilah-istilah tersebut, namun dalam hal ini bapak harus mengerti apa saja hal-hal yang dijanjikan oleh para pemberi waralaba maupun lisensi dan peluang usaha tersebut. Dalam perjanjian tertulis harus jelas dan detail agar di kemudian waktu kedua belah pihak tidak dirugikan dan tidak ada salah komunikasi antara kedua belah pihak.

    Untuk saya, hal yang paling menarik adalah bisnis apa yang bapak pilih. Jenis bisnis apa yang bapak sukai lebih penting dari pada janji-janji yang ditawarkan oleh para pemasar bisnis. Kalau bapak beli, seharusnya ada masalah apapun akan bapak kerjakan demi bisnis tersebut tetap jalan. Banyak calon investor yang hanya tertarik pada keuntungan saja, tanpa peduli suka atau tidak dengan bisnis tersebut serta bisa menjalankan atau tidak. Hal ini suka diabaikan banyak orang dan dianggap tidak penting. Tentulah bukti bahwa bisnis tersebut menguntungkan sangat penting.

    Hal berikutnya adalah memilih merek. Carilah perusahaan yang mulai mewaralabakan dan terbukti menguntungkan  sangat penting.
Hal berikutnya adalah memilih merek. Carilah perusahaan yang mulai mulai mewaralabakan dan terbukti menguntungkan dengan menunjukan laporan keuangan yang dihasilkan. Tentu saja bapak tidak boleh meminta laporan keuangan dari perusahaan yang memberikan penawaran , kecuali yang bersangkutan memang memberikan. Namun kalau bapak melihat saja harusnya boleh, untuk memberi keyakinan bisnis yang bapak akan beli.

    Tanyakan juga support atau dukungan marketing dan SOP-nya. Bagaimana mencari pelanggan, memilih tempat, dekorasi, mencari karyawan, training karyawan, gaji, supplier, sampai penggunaan sistem informasi (aplikasi) yang digunakan. Jangan ragu bertanya detail karena bapak akan menjadi rekan bisnis.

    Tren bisnis franchise tahun depan menurut saya tetap akan banyak perusahaan makanan dan minuman (F&B), retail dan pendidikan mengikuti berikutnya. Saat ini sekitar perusahaan franchise makanan dan minuman. Menarik banyak peminat karena ROI  yang besar dan cepat payback-period-nya (waktu BEP-nya).

    Di sektor ini juga makin banyak restoran cepat saji menjual produk-produk yang makin mirip. Misalnya makin banyak yang menjual ayam goring plus nasi meskipun yang menjadi kompetensinya adalah burger.
    Selain menjual ayam goreng, juga menjual kopi dan donat. Ada pula yang menyediakan menu makan pagi dan makan sore yang sebelumnya tidak ada.

Selanjutnya adalah bisnis ritel. Beberapa minimarket  bahkan lebih mengarah ke convenience store. Makin banyak yang buka 24 jam 7 hari perminggu. Bisnis pendidikan juga relatif stabil meski pay back period lebih panjang.

    Tren ini tidak sama setiap tahun, tapi saya pikir apapun di tahun 2014(yang juga ada pemilu 2014) sangatlah penting memilih bisnis yang Anda sukai. Dan harus merubah asumsi mengingat adanya pemilu di tahun 2014. Kalau asumsi BFP enam bulan, mungkin tahun depan bisa lebih lambat atau lebih cepat (tergantung jenis bisnis).
Untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan pembaca dapat mengirim email ke: erwin.halim.mba@gmail.com

Sumber: Koran Kontan 20 Desember 2013

Thursday, December 12, 2013

Mencomot Kemitraan Ayam Monyet



Ayam bisa diolah menjadi bermacam-macam jenis masakan. Menu ayam penyet salah satunya. Makanan satu ini selain membuat perut kenyang juga bisa membuat kantong makin tebal.
Banyaknya usaha bisnis ayam penyet tak membuat Fiqih Alamsyah untuk gentar menawarkan kemitraan Ayam Monyet. "Ayam Monyet itu kependekan dari ayam monya (maunya) dipenyet," tutur Fiqih.
Berdiri sejak Oktober 2012 lalu, Ayam Monyet mengusung konsep fun dengan menggunakan tagline: kelaparan Anda harapan kami. Di setiap gerainya, Ayam Monyet memberikan pisang gratis kepada para pengunjung.  

Selain menawarkan ayam, Fiqih juga menyediakan menu lain seperti iga penyet, iga bakar, sop iga, lele penyet, tempe dan tahu. Seporsi makan, harga yang dipatok bervariasi mulai dari Rp 13.000 sampai Rp 19.000.Fiqih mengklaim, rasa sambal Ayam Monyet menjadi daya tarik pelanggan untuk kembali.
Setelah setahun berdiri, mulai Desember 2013, Ayam Monyet mantap membuka tawaran kemitraan. Saat ini, jumlah gerai Ayam Monyet baru dua yang semuanya dimiliki pusat. Paket yang ditawarkan adalah paket restoran dengan biaya investasi Rp 250 juta. 

Mitra akan mendapatkan kerja sama, branding, dekorasi tempat termasuk AC, perlengkapan masak, bahan baku awal untuk 2.000 porsi, dan pembukaan. Mitra tinggal menyiapkan lokasi seluas 150 m² dengan kapasitas 100 orang.

Fiqih menargetkan mitra bisa balik modal dalam waktu 1 tahun-1,5 tahun. Perhitungannya: dalam sebulan, mitra bisa meraup omzet antara Rp 90 sampai Rp 120 juta per bulan. Adapun laba bersihnya 30% dari omzet. 

Sistem yang digunakan dalam kemitraan Ayam Monyet adalah bagi hasil syariah. Ada dua sistem yang ditawarkan. Pertama: 30% untuk pusat dan 70% bagi mitra. Untuk sistem bagi hasil ini, yang mengoperasikan restoran adalah mitra. Untuk menjaga mutu dan pelayanan, gerai milik mitra masih akan mendapatkan kontrol kualitas dan pelayanan dari pusat. 

Sistem bagi hasil kedua adalah 50% untuk pusat dan 50% untuk mitra. Untuk sistem ini, mitra tinggal menerima hasil. Sebab, gerai akan sepenuhnya dioperasikan oleh pusat.
Kompetisi ketat

Pengamat waralaba, Erwin Halim bilang kompetisi di bisnis kuliner ketat. Pemilik bisnis harus membuktikan keunggulan dari produk yang ditawarkan. Apalagi menu ayam penyet adalah menu pasaran. "Walau konsep dibuat semenarik mungkin, menu menjadi hal utama yang harus diperhatikan," ujarnya.

Strategi bagi hasil syariah, kata Erwin masih asing di masyarakat. Namun, ini justru menjadi daya tarik bagi mitra yang menginginkan sistem sharing karena untung maupun rugi ditanggung bersama antara pemilik bisnis dengan mitra.             

Ayam Monyet        
Depan Kampus UPN Veteran   
Jl Pangkalan Jati No 1 Pondok Labu,
Jakarta Selatan 
Telp. 085692916468

Sumber : Koran Kontan, 06 Desember 2013