Saturday, August 27, 2011

Harum Teh Tak Selalu Semerbak

Tawaran kemitraan minuman the berkembang, namun ada juga yang gulung tikar
Kontan, 27 Agustus 2011
Handoyo, Dea C Syafina, Bambang Rakhmanto


Wangi minuman teh tak akan lekang oleh perubahan zaman. Keyakinan akan terus tumbuhnya pasar minuman teh, membuat berbagai tawaran kemitraan minuman ini terus berkembang.

Dengan biaya investasi yang relatif murah, beberapa tawaran kemitraan minuman teh seperti Quick Tea dan Mr Tea mengalami peningkatan jumlah mitra. Namun, ada juga usaha serupa, seperti Berkatea yang terpaksa minum pil pahit karena tak bisa mempertahankan usaha.


• Quick Tea

Quick Tea yang berkantor pusat di Depok, Jawa Barat ini mengklaim, kualitas teh yang disajikannya berbeda dan lebih segar karena berasal dari pucuk daun teh alami. Dengan menyajikan inovasi rasa dan investasi yang ringan, menjadikan gerai minuman Quick Tea laris manis.

Saat KONTAN mengulas kemitraan Quick Tea pada Maret 2011, jumlah mitra yang bergabung baru sebanyak 20 mitra. Kini setelah lima bulan berlalu, jumlah mitra yang bergabung meningkat menjadi 40 mitra.

Mitra-mitra Quick Tea tersebar di Jabodetabek, Bandung, Jambi, dan Kalimantan. "Ada peningkatan mitra tetapi tidak terlalu signifikan," kata Kurniawan Lutfi, pemilik Quick Tea, merendah.

Lutfi menambahkan, pihaknya saat ini fokus menggarap mitra di luar Jakarta. Ia melihat usaha penjualan minuman teh di Jakarta sudah terlalu sesak. Karena itu, dia mencoba mencari celah usaha di daerah. Fokus ke daerah juga untuk memenuhi harapan Lutfie yang ingin "berjualan" teh hingga ke pelosok Tanah Air.

Kemitraan Quick Tea mulai ditawarkan pada Maret 2010. Menurut Lutfi, tawaran kemitraannya masih diminati masyarakat karena tetap konsisten, termasuk masalah biaya investasi. Sampai saat ini, Lutfi masih mempertahankan nilai investasi di harga Rp 4,5 juta tanpa sewa tempat. "Dari dulu sampai sekarang nilai investasinya sama," ujar Lutfi.

Nilai investasi itu dipakai untuk biaya kemitraan termasuk membeli perlengkapan pendukung usaha, seperti satu unit booth, gelas plastik dan sedotan, mesin pembuat teh, serta bahan baku untuk 100 gelas. Dengan mengusung konsep kemitraan, tidak ada kewajiban pembayaran royalty fee.

Mitra pun hanya dianjurkan untuk membeli bahan baku dari pusat untuk menjaga kualitas rasa. Menurut Lutfi, pembelian bahan baku dari pusat sifatnya fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan mitra. Mitra yang berlokasi di tempat yang jauh dari pusat, atau berada di luar Pulau Jawa bisa membeli bahan baku terdekat. Namun, bahan baku yang dibeli tetap dengan merek tertentu yang ditentukan oleh pusat.

Setelah beroperasi, mitra bisa menjual minuman teh dengan harga bervariasi. Untuk teh original harganya Rp 3.000 per gelas, sedangkan untuk teh dengan campuran rasa harganya Rp 4.000 per gelas.

Quick Tea memang menawarkan berbagai pilihan rasa, mulai teh melati, teh susu, teh stroberi, dan teh mangga. "Rasa inilah yang menjadi andalan kami," tambahnya. Ke depan, menurut Lutfi, Quick Tea akan mengembangkan varian menu tidak sebatas teh tapi juga kopi.

Dengan target penjualan sebanyak 70 gelas per hari, diperkirakan mitra akan meraih omzet rata-rata Rp 210.000 tiap hari atau Rp 6,3 juta per bulan. Jika target itu tercapai, maka balik modal mitra diperkirakan tiga bulan beroperasi. Asumsi balik modal akan lebih cepat jika penjualan semakin banyak.

Target balik modal yang cepat dikarenakan dari harga Rp 3.000 per gelas, mitra bisa mengantongi margin keuntungan sebesar Rp 2.000 per gelas.


• Mr Tea

Mulai berdiri tahun 2000, Mr Tea menawarkan kemitraannya pada 2009. Andopi Kartika, pemilik Mr Tea mengatakan, jumlah mitra yang bergabung dengan Mr Tea peningkatan pesat dalam waktu lima bulan terakhir.

KONTAN pernah mengulas tawaran kemitraan Mr Tea pada Maret 2011 lalu. Saat itu jumlah mitra yang telah bergabung sebanyak 700 mitra. Nah, dalam kurun lima bulan ini, jumlah mitra Mr Tea telah mencapai 850 mitra.

Seperti halnya Quick Tea, ringannya biaya investasi juga membuat tawaran kemitraan Mr Tea laris manis. Dengan investasi sebsar Rp 5 juta, calon mitra bisa langsung menjalankan usaha. Nilai investasi sebesar itu dipergunakan untuk membayar kemitraan, membeli mesin pembuat teh, bahan baku, dan perlengkapan seperti gelas, sedotan, dan tutup gelas.

Agar bisa bertahan, Mr Tea yang berpusat di Jakarta ini mengambil strategi promosi dengan menampilkan warna-warna mencolok. Jika biasanya minuman teh identik dengan warna merah atau hijau, Mr Tea mengusung warna pink atau merah jambu pekat pada gerainya. "Ini untuk memikat konsumen," kata Ando.

Ando menambahkan, dengan mengusung warna pink, gerai Mr Tea akan terlihat feminin. Harapan Ando, dengan warna itu pembeli akan datang, meski pelanggan Mr Tea bukan hanya perempuan.

Selain warna gerai, Ando juga berusaha memberikan variasi menu minuman yang lebih banyak. Saat ini Mr Tea menyediakan 15 varian minuman teh, kopi dan bubble. Menu-menu itu disajikan untuk membuat konsumen tidak merasa bosan dengan minuman teh yang sama.

Kebersihan usaha juga menjadi fokus Mr Tea. Karena itu Ando mensyaratkan pemilihan lokasi usaha di tempat yang bersih. Adapun untuk mempertahankan kualitas rasa, mitra diwajibkan untuk membeli bahan baku dari pusat. "Kalau mau menambah menu yang lain boleh, asal dikoordinasikan terlebih dahulu dengan kami," terang Ando.

Dengan harga minuman yang terjangkau antara Rp 2.500 sampai Rp 3.000 per gelas, tiap hari ditargetkan sekitar 100 gelas bisa terjual. Dengan target penjualan sebesar itu, maka Aldo menghitung balik modal akan terjadi dalam jangka waktu kurang dari enam bulan.


•Berkatea

Jika Quick Tea dan Mr Tea masih bisa berkembang dengan terus menambah jumlah mitra, Berkatea bernasib sebaliknya. Tawaran kemitraan minuman teh asal Tangerang ini harus gulung tikar. Sajian teh rasa aneka buah, seperti leci, lemon, dan stroberi yang ditawarkan Berkatea ternyata tak mampu mendongkrak penjualan dan penambahan mitra.

Mulai dirintis akhir tahun 2009 oleh Hamdan Rintawibawa, Berkatea hanya bertahan selama satu tahun. Walaupun telah menjaring lima mitra di Jakarta, Kalimantan, Surabaya, dan Bekasi, namun usaha ini tak berhasil.

Ahmad Noval, Marketing Berkatea mengatakan kelangsungan usaha minuman teh ini sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Ia bahkan mengatakan, dalam perjalanannya, Berkatea juga tersandung kasus hukum. "Usaha ini sudah resmi ditutup akhir tahun 2010 lalu," katanya singkat.

Dengan sajian minuman rasa buah, dahulu Berkatea menawarkan tiga paket investasi. Paket pertama adalah paket hemat dengan investasi Rp 4,75 juta. Kedua adalah paket ekstra Rp 6,5 juta, dan, ketiga paket Berkatea Coffee dengan investasi sebesar Rp 7,5 juta.

Selain untuk membayar biaya kemitraan, dengan nilai investasi itu, mitra akan mendapat tempat usaha berupa booth dan perlengkapan penjualan lengkap. Mitra juga mendapat varian teh rasa original, rasa susu, leci, lemon, dan stroberi.

Perlu Variasi dan promosi


TEH sudah menjadi minuman segala usia dan situasi. Berbagai variasi rasa, kemasan dan jenis teh ditawarkan dalam bentuk siap minuman maupun teh celup yang memudahkan konsumen untuk menyajikannya.

Persaingan yang kian ketat baik dalam rasa maupun kemasan inilah yang membuat pengusaha minuman teh harus jeli menemukan variasi baru. Kreativitas pemilik awaralaba atau kemitraan teh menjadi salah satu elemen pokok supaya usahanya bertahan.

Erwin Halim, konsultan waralaba Proverb Consulting, menilai usaha minuman teh memiliki prospek baik jika dikelola denganbaik. “ Teh sudah menjadi bagian gaya hidup masyarakat pribumi sehingga sulit untuk tergerus dengan minuman lain,” katanya.

Apalagi menurut Erwin, teh juga terkenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Oleh karena itu, dia menyarankan agar pengusaha memanfaatkan image yang tebangun di masyarakat tersebut untuk promisi anatu inovasi produk baru. “ Alasan utama orang minum teh dibandingkan minuman lainnya adalah kesehatan,” ujarnya.

Promosi kesehatan dan inovasi minuman teh baru, menurut Erwin, diharapkan akan memiliki efek yang bagus bagi bisnis. Selain, buah-buahan, bubble juga bisa menjadi alternatif campuran the sehingga memiliki cita rasa lain dan khas.

Penambahan variasi rasa dan menu harus dilakukan agar mampu bersaing dengan berbagai minuman penyegar lain. Dengan berbagai minuman penyegar lain. Dengan pangsa pasar yang besar, menurut Erwin, kemungkinan kemitraan usaha the yang tutup seperti Berkatea lebih kepada permasalahan internal, bukan karena tidak laku di pasaran. “ The itu minuman semua kalangan dan praktis sehingga minuman ini masih akan terus bertahan,” tutupnya.

Friday, August 26, 2011

Mengangkut Laba dari Jasa Pindahan

Melihat prospek tawaran waralaba jasa pindahan Raja Pindah


Kontan, Dea Chandiza Syafina, Ragil Nugroho 25 Agustus 2011

PINDAH rumah ataupun pindah kantor tentu merepotkan. Namun, bagi yang jeli melihat peluang, situasi ini justru bisa menjadi lahan bisnis yang menggiurkan. Nah, bisnis pindahan inilah serius digarap Raja Pindah sejak 2004 lalu.

Raja Pindah menyediakan jasa layanan pindahan mulai dari pengepakan, pengangkatan barang hingga pengiriman, penurunan, pembongkaran, barang serta memberikan jaminan keselamatan barang sampai di tujuan.

Raja Pindah berkantor pusat di Jakarta dengan dua cabang di Surabaya dan Balikpapan, plus satu agen di Makasar. "Peluang usaha jasa pindahan ini masih terbuka," kata Panca Firdaus, Business Development manager raja Pindah.

Terbukanya peluang inilah yang kemudian membuat Raja Pindah menawarkan warala-ban sejak sebulan lalu. Panca mengklaim, tawaran waralaba ini yang pertama di Indonesia. Walau baru sebulan ditawarkan sudah ada dua terwaralaba di Semarang dan Kelapa Gading yang bergabung.

Raja Pindah menawarkan tiga paket waralaba. Yakni paket franchise reguler dengan nilai investasi Rp 30 juta, tanpa biaya sewa atau pembelian truk angkut.

Dengan investasi sebesar itu, terwaralaba hanya mendapatkan satu unit meja kursi beserta satu set komputer lengkap dengan soflwa re yang terintegrasi dengan sistem tracking dan tracing kantor pusat. Terwaralaba juga mendapatkan seragam karyawan, papan nama Raja Pindah, perlengkapan promosi, material packing awal, termasuk pelatihan operasional.

Paket kedua adalah regular plus dengan nilai investasi Rp ma, tanpa biaya sewa truk. Dibandingkan paket pertama, paket kedua akan mendapatkan jasa layanan MAX Logistic untuk pengiriman ekspor maupun impor.

Sedangkan paket terakhir adalah paket master senilai Rp 110 juta tanpa biaya sewa truk. Paket ini memiliki ke-Waralaba jasapindahan Raja Pindah adalahyang pertama di Indonesia.lengkapan usaha lebih banyak, berupa dua set komputer untuk administrasi dan marketing, 15 seragam karyawan, terpal truk branding Raja Pindah, serta satu txlly roda tiga.

Pemegang paket master juga memiliki hak membantu terwaralaba lain dalam pelayanan, termasuk penyewaan truk. "Karena itu untuk paket master disarankan memiliki truk sendiri," kata Panca.Setelah surat perjanjian diteken, masing-masing terwaralaba akan terikat kontrak kerjasama selama lima tahun. Selama itulah, mereka harus membayar biaya royalti 5% dari total omzet per bulan. Selama setahun pertama, kantor pusat akan mengirimkan satu orang sales representative untuk membantu operasional dan membuka pasar.

Omzet didapatkan dari jasa layanan pindahan sebesar Rp 125.000 per meter kubik untuk lokal area. Konsumen akanmendapat jasa layanan pindahan mulai pengepakan barang, pengiriman, hingga bongkar muat di tempat tujuan. Sedangkan untuk jasa pindahan luar kota tak dipatok harga pasti. "Biaya tergantung jarak," katanya. Walau begitu panca menghitung, balik modal untuk paket reguler selama 10 bulan, paket reguler plus setahun, dan paket master 18 bulan. Erwin Halim, pengamat waralaba dari Proverb Consulting, melihat tawaran Raja Pindah cukup prospektif. Namun yang perlu diperhatikan adalah strategi pemasaran untuk menarik pelanggan. "Perlu promosi gencar," saran Erwin.

Raja Pindah Jln. Tanjung Barat Raya nomor 168 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12530 Telp 085885123687

Monday, August 22, 2011

Hangat Laba Penjualan Pizza Murah

Mengintip kembali tawaran kemitraan pizza dari Stara Pizza, Pizza Rakyat, dan Doremi Pizza

khusus pizza, namun juga bisa dinikmati dari penjual pizza di pinggir jalan.

Dengan harga yang semakin terjangkau, kenikmatan bisnis pizza juga semakin meriah. Pangsa pasar yang semakin lebar membuat berbagai tawaran kemitraan berjualan pizza pun marak, seperti Stara Pizza, Pizza Rakyat, dan Doremi Pizza.Jumlah mitra yang semakin bert ambah membuktikan bahwa usaha pizza murah tetap menggiurkan

Stara Pizza

Stara Pwza ini berkantor pusat di Semarang, Jawa Tengah. Saat ini, Stara Pizza su-dah memiliki 21 mitra yang tersebar di Pulau Jawa. Penambahan mitra Stara Pizza in bilang fantastis. Sebab pada saal usaha kenulraan ini ditawarkan pada April 2010, Stara Pizza hanya mampu menjaring dua mitra.

Menurut pemilik Stara Pizza, Nurhadi, biaya investasi yang rendah membual investor tertarik bergabung. "Biaya investasinya tidak ada yang berubah," katanya. Selain itu, Sl ara Pizza juga banyak melakukan inovasi.

Selain enam menu lama, yaitu udang asam manis, jagung manis spesial, meal lovers, neopolitas pizza, ayam jamur, dan black pepper, Nurhadi menawarkan menu baru \-iitii kentang tornado dan i. |ies.

Untuk bisa menjadi mitra Stara Pizza, Nurhadi menawarkan empat paket kemitraan dengan nilai investasi masing-masing sebesar Rp 5 juta, Rp 7,5 juta. Rp 15 juta, dan Rp 20juta

Tiap paket dibedakan dari fasilitas peralatan yang diperoleh. Semakin besar investasi, perlengkapannya kian memadai untuk melayani lebih banyak pembeli. Dengan konsep take away, luas minimal usaha yang dibutuhkan hanya 1 meter persegi (n\-\

Untuk investasi Rp 5 juta, mitra akan mendapatkan gerobak mini atau booth dengan perlengkapan masak lengkap. Mitra juga mendapatkan 18 jenis balian baku awal untuk enam menu pizza.

Sedangkan paket senilai Rp 7,6juta, mitra akan mendapat gerobak kayuh.Termasukjuga mendapatkan 30 jenis bahan baku.

Kalau ingin booth lebih mapan, Anda bisa memilih tipe gerobak mini kafe dengan nilai investasi awal Rp 15 juta dan Rp 20 juta. Lokasi jualannya bisa di tempat rekreasi, di pusat perbelanjaan atau menjadi kafe mandiri. Mitra akan mendapatkan gerobak mini kafe dengan oven panggan berlubang sampai 20 buah

Dengan harga per porsi Rp 3.000 sampai Rp 7.500, Nurhadi mentargetkan omzet sebesar Rp 200.000 per hari. Dari penjualan ini, terwaralaba bisa mengambil margin keuntungan 20% sampai 30%. Tanpa (likuii|i biaya royalti apa pun, dia mengklaim mitra bisa balik modal dalam waktu lima bulan sampai enam bulan-.

Pizza Rakyat

Pizza Rakyat mencoba mengubah image pizza dari makanan mahal menjadi makanan semua kalangan. Muhammad Roby, Markrtinfi Pizza Rakyat mengatakan, dengan harga
yang relatif murah, Pizza Rakyat makin digandrungi masyarakat.

Itulah sebabnya, sampai saat ini, Pizza Rakyat sudah punya 69 mitra yang tersebar di seluruh Indonesia. "Setelah lebaran Pizza Rakyat akan mengubah ukuran usaha menjadi Iebih besar," katanya.

Mulai menawarkan kemit-raanya sejak 2010 lalu, Pizza Rakyat yang berpusat di Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, ini menawarkan tiga paket kemitraan senilai Rp 9 juta, Rp 9,5 juta, dan Rp 10,5 juta. Dari nilai Investasi im mitra akan mendapatkan gerai, satu sei peralatan, bahan baku awal untuk 120 loyang pizza, pelatihan, serta media promosi.

Pembeda dari masing-masing paket adalah bentuk dan besar gerai. Untuk investasi Rp 9 juta, gerai terbuat dari alumunium ukuran 140 cni x 60 cni x 200 cm. Sedangkan investasi Rp 9,5 juta, mendapatkan gerai ukuran 170 cni x 70crax210cm.

Besaran investasi untuk menjadi mitra Pizza Rakyat ini naik dibanding tawaran November 2010 ketika diulas KONTAN. Saat itu, Pizza Rakyat hanya punya dua paket investasi Paket pertama adalah paket reguler senilai Rp 9 juta, dan paket master Rp 17 juta. Nilai investasi paket master saat ini naik menjadi Rp 20 juta.

Harga per loyang pizza mencapai Rp 10.000 hingga Rp 15.000, lebih tinggi Rp 1.000 dibanding November lalu. "Harga disesuaikan dengan daerah masing-masing," kata Roby. Menurutnya, kenaikan biaya investasi dan harga per loyang pizza berlaku setelah lebaran untuk menyesuaikan harga bahan baku.

Mengusung menu seperti pizza sosis, pizza sayur, pizza daging sapi giling, dan pizza kombinasi, omzet mitra diperkirakan mencapai Rp 9 juta per bulan. Omzet didapatkan dari penjualan 15-20 loyang pizza setiap hari.

Ooremi Pizza

Memulai usaha sejak 2004 silam, namun Doremi Pizza baru menawarkan kemitraan dua tahun setelah beroperasi. Saat ini usaha pizza yang bermarkas di Sidoarjo, Jawa Timur ini telah memiliki 39 gerai. Delapan di antaranya milik sendiri.

Muhammad Fathoni, pemilik Doremi Pizza, mengatakan, minat masyarakat berbisnis pizza tidak hanya dalam bentuk booth namun juga dalam ukuran resto. Oleh karena itu, sejak 2009 lalu, Doremi Pizza menawarkan paket resto. "Dalam waktu dua tahun, kami telah memiliki 15 gerai resto,"ujar Fathoni.

Jika paket mini counter atau booth perlu investasi sebesar Rp 35 juta dan paket mini cajc butuh investasi Rp 50 juta. Untuk paket resto, investor harus menyediakan dana sebesar Rp 100 juta.Nilai paket investasi yang ditawarkan Doremi Pizza melonjak dibanding Mei 2008. Dahulu Doremi hanya menawarkan paket mini minit r dan mini cafe dengan nilai investasi masing-masing Rp 25 juta dan Rp 50 juta. Saat itu, Doremi Pizza baru memiliki 20 gerai, lima di antaranya milik sendiri.
Kenaikan lak hanya dari st-ii investasi, hargajual pizzajuga naik. Jika sebelumnya pizza ukuran kecil harganya Rp 11.000, ukuran sedang Rp 18.000, dan ukuran besar Rp 34.000, iuiik menjadi Rp 14.000, Rp 22.000, dan Rp 40.000.

Dengan kenaikan harga itu, target omzet juga meningkat dari Rp 500.000 hingga Rp 1,2 juta per hari menjadi Rp 1 juta hingga Rp 3 juta per hari. Dari omzet itu, Fathoni menarik management ire sebesar 3%. "Pakei mini counter balik modal selama sembilan bulan, mini cafe dan resto antara 1 tahun-2 tahun," jelasnya.

Fathoni menambahkan, peningkatan penjualan lantaran ada tambahan 10 variasi isidan rasa. Bahkan saat ini, Fathoni mengkombinasi menu Doremi Pizza dengan fried chicken dan bento. Menu ayam goreng dan bento tersebut menambah menu sebelumnya seperti steak, spaghetti, dan burger.

Penambahan menu itu untuk menunjukkan bahwa Do-n ini memiliki keunikan dibanding tawaran pizza lain. Ke depan, pihaknya berusaha fokus mengembangkan usaha di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Dua wilayah itu, menurut Fathoni sangat potensial namun belum digarap maksimal. "Kami baru memiliki tiga out-lei Hi Bandung dan kami ingin bertambah lagi," ucapnya.

Perlu pengembangan Rasa dan Wilayah

Untuk bisa bertahan di bisnis makanan, selain perlu inovasi juga harus bisa paham dan mampu menyesuaikan menu dengan lidah konsumen. Erwin Halim, pengamat waralab dari Proverb Consulting mengatakan, pizza yang di jual di Tanah Air telah beradaptasi dengan selera lokal. :Tak heran jika banyak konsumen yang tertarik mencicipi rasa pizza ini,’’ katanya.
Agar pelanggan tak bosan, pengembangan cita rasa awajib hukumnya. Ia menyarankan untuk mengkombinasikan pizza dengan panganan lain seperti burger dan kentang. “ Itu lebih masuk akal,’’ ujarnya.

Selain rasa, image pizza sebagai makanan kelas resto, juga membuat masyarakat tergiur dan tak mau ketinggalan terjun di usaha ini. Hanya saja, menurutnya, peningkatan jumlah mitra bukan menjadi indicator usaha tersebut sukses. Tolak ukur keberhasilan sebuah usaha waralaba atau kemitraan adalah jika penjualannya sesuai yang diharapkan. “ mempertahankan omzet jauh lebih penting dibandingkan memacu jumlah mitra sebanyak-banyaknya,”katanya.

Mengusung konsep pizza murah, kata Erwin memiliki sisi positif dan negative. Dengan konsep itu, maka citra sebagai pizza kelas bawah akan melekat sehingga akan menghambat usaha tersebut naik kelas ke level yang lebih tinggi. Untuk bisa berhasil naik kelas dan meningkat segmen pasar, diperlukan pencitraan ulang yang jelas waktu yang lama.
Selain itu, dia menyarankan agar pebisnis pizza mau mengeksploitasi kota-kota besar yang bisa menjadi pasar potensial pizza. Sebab, di beberapa kota, menu pizza masih menjadi sajian restoran besar. Di sini, pengusaha bisa masuk ke segmen yang lebih rendah.