Saturday, November 26, 2011

Renyahnya Laba Ayam Goreng Krispi

Mencermati tawaran kemitraan di'besto Ayam Goreng Crispy dan Burger



24 November 2011, Dea Chadiza Syafina, Fahriyadi

Makanan cepat saji seperti ayam goreng krispi serta burger makin diminati banyak orang. Sisi kepraktisan dianggap menjadi magnet dari kedua jenis makanan tersebut. Cukup duduk sebentar, pesanan makanan pun segera datang.

Walau persaingan kedai cepat saji sudah sangat ketat, tawaran kemitraan atau waralaba makanan jenis ini tak pernah surut. Salah satu pebisnis yang menawarkan kemitraan gerai cepat saji ini adalah Setyajid. Dari Ciganjur, Jakarta Selatan, ia menawarkan kemitraan d'Besto sejak awal 2011 lalu.

Kemitraan d'Besto sebenarnya adalah pengembangan pasar dari Kentuku Fried Chicken (KUFC). Setyajid sendiri telah merintis KUFC sejak 1994 lalu. Setelah berjalan selama 16 tahun, KUFC ingin menyasar pasar medium dengan membuka gerai ayam goreng krispi dan burger.

Tingginya konsumsi ayam goreng krispi dan burger menjadi jaminan kemitraan ini memiliki prospek yang cerah ke depannya. "Apalagi, kami telah mengembangkan produk yang sama selama 18 tahun dan tetap eksis hingga sekarang," kata Achmad Haris, Bagian Divisi Pengembang Mitra d'Besto.

Kemitraan ini menawarkan dua paket investasi, yakni paket d'Besto berupa paket booth dengan nilai investasi Rp 55 juta dan paket mini resto sebesar Rp 100 juta. Untuk paket Rp 55 juta, mitra akan mendapatkan booth d'Besto lengkap dengan peralatan dan pelatihan karyawan.

Adapun untuk paket investasi sebesar Rp 100 juta, mitra memperoleh semua peralatan dan perlengkapan serta pengelolaan manajemen. "Mitra tak perlu repot karena manajemen pusat yang akan menjalankan usaha ini," lanjut Haris. Kerja sama ini berlaku selama lima tahun.

Manajemen pusat d'Besto akan membagi keuntungan bersih sebesar 35% kepada mitra dan sisanya 65% menjadi milik manajemen pusat. Haris bilang, porsi keuntungannya lebih besar karena perusahaan harus menanggung risiko lebih besar. "Kami berusaha keras agar bisnis ini tidak rugi," tandasnya.

Khusus paket booth, mitra dapat memilih menjalankan usaha secara mandiri atau menyerahkan sepenuhnya kepada manajemen pusat d'Besto. Jika mitra menjalankan sendiri usaha ini, maka mitra bisa memperoleh keuntungan penuh dan hanya dikenakan royalti fee 3,5% dari omzet setiap bulan.

Saat ini, d'Besto telah memiliki dua gerai mini resto milik sendiri dan tiga gerai milik mitra yang tersebar di Lampung, Parung, dan Bintaro. Harga menu ditawarkan cukup terjangkau, yakni mulai dari Rp 6.000-Rp 11.000. Omzet yang diraih pun bisa mencapai Rp 45 juta per bulan untuk booth dan Rp 72 juta setiap bulan untuk gerai mini resto. Mitra dapat balik modal dalam 12 hingga 15 bulan, tergantung paket yang dipilih.

Erwin Halim, pengamat waralaba dari Proverb Consulting menilai, pengalaman manajemen lebih dari 16 tahun, bisa jadi bukti produk mereka sudah memperoleh pengakuan. Namun, Erwin berpesan, calon mitra tetap perlu mendalami usaha ini sebelum mengambil paket investasi.

Hal yang patut diperhatikan adalah soal lokasi berjualan dan proyeksi omzet yang terlalu optimistis. "Berjualan dengan booth di depan minimarket agak sulit untuk mendapat omzet hingga Rp 1,5 juta per hari, kecuali produk itu memang fenomenal," ujarnya.


d'Bbesto
Jl. M. Kahfi I, Gg. Pembangunan No. 55 RT 02/02,
Jagakarsa, Jakarta Selatan
Telp (021) 78885759

Wednesday, November 2, 2011

Bisnis Unik Waralaba Kursus Robotik

Menimbang tawaran waralaba Super Champ Education Robotics

Kontan, 2 November 2011
Ragil Nugroho, Fahriyadi

JAKARTA, Kreativitas sangat diperlukan dalam perkembangan individu. Oleh karena itu, setiap orang tua pasti ingin menumbuh jiwa kreatif dalam diri buah hatinya.

Berapa cara pun ditempuh oleh orang tua untuk membangun jiwa kreatif anak-anak mereka. Salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan keterampilan merakit robot, yang kini sedang menjadi tren di kalangan anak-anak.

Super Champ pun menawarakan kursus merakit robot sejak 2010. Selain kursus robotic, lembaga pendidikan yang berdiri sejak tahun 2003 ini juga menawarkan beragam kursus lainnya yang berbasis information & communication technology (ICT) sebagai bagian dari pengembangan potensi anak.

Dalam menjalankan bisnisnya, Super Champ Education membidik peserta kursus dari usia tiga tahun hingga 17 tahun. Program pendidikan setiap tingakat, beralngsung selama enam bulan hingga satu tahun.

Selain dilatih oleh trainer handal, peserta juga mendapat sertifikat nasional. Meraka pun punya kesempatan untuk mengikuti lomba robot hingga tingkat internasional.

Super Champ juga sudah memproduksi berbagai robot, seperti robot pendeteksi gas emisi di jalan, robot penangulangan bencana alam yang memenangkan lomba robot tingkat nasional tahun 2010 dan robot Banyu Boot yang berfungsi mengubah air laut menjadi air tawar.

Untuk mempercepat perluasan usaha kursus robot, Super Champ Education pun tahun lalu menawarkan waralaba. Kini, mereka sudah merangkul 12 terwaralaba. Selain perseorangan, Super Champ Education juga menjalin mitra dengan sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas.

Bagi yang tertarik membuka kursus perakitan robot, Super Champ menawarkan paket investasi senilai Rp 230 Juta. Massa waralaba ini berlangsung lima tahun.

Dalam paket ini, terwaralaba akan memperoleh perlengkapan dan peralatan usaha seperti sampel peralatan untuk merakit robot, materi, dan kurikulum pendidikan serta standard an prosedur menajlankan usaha. Super Champ juga menyiapkan sarana promosi, seperti banner, brosur, dan leaflet.

Untuk peralatan merakit robot, mitra wajib pesan ke pusat. Mitra juga harus member royalty feesebesar 10% perbulan. “ Untuk tiga bulan awal masih belum dipungut biaya,” tegas Mei Setyawati, Marketing Manager Super Cham Education.

Biaya kuruses di sini ditetapkan sebesar Rp 300.000 per bulan, biaya registrasi Rp 200.000 dan biaya perlengkapan Rp 14.000. dengan perkiraan bisa menggaet 75 siswa pada awal berdiri, maka mitra bisa balik modal dalam waktu dua hingga tiga tahun.

Erwin Halim, pengamat Waralaba dari Proverb Consulting menilai, kursus robotic masih menarik. Namun, mungkin pesertanya belum sebesar kursus bahasa inggris atau bimbel pelajaran. “ Tren robotic masih musiman, belum berkelanjutan seperti Jepang,” ujarnya.

Oleh karena itu, Erwin berharap para pelaku usaha di bisnis ini bisa lebih gencar melakukan sosialisasi dengan baik. “ Supaya target pasar usaha kursus ini terus berkmbang,” tuturnya.

Super Champ Education
Jl Mampang Prapatan No 96 Lantai 4
Jakarta Selatan
Telp (021) 3404-8999