Thursday, July 12, 2012

Bisnis Bermodal Hemat Ala Homart


Peluang bisnis ritel masih menjanjikan. Itu juga yang mendorong PT Immortal menawarkan kemitraan minimarket. Paket investasinya senilai Rp 60 juta. Omzet mitra usaha ini sekitar Rp 50 juta per bulan. Dengan laba 15%, mitra bisa balik modal dalam tujuh bulan sampai setahun.

Bisnis minimarket tak pernah surut. Buktinya, minimarket terus bermunculan bak cendawan di musim hujan. Kendati persaingan kian ketat, bisnis ini tetap menjanjikan. Maklum, konsumsi masyarakat terus meningkat.

Itulah sebabnya, PT Immortal Store di Surabaya, Jawa Timur, ikut terjun menekuni bisnis minimarket. Sejak tahun 2011, perusahaan ini terjun ke bisnis minimarket dengan mengusung merek Homart. Kini, sudah ada dua gerai Homart di Surabaya.

Untuk mengembangkan usahanya, mulai awal tahun ini PT Immortal resmi menawarkan kemitraan usaha. Lewat kemitraan ini, Immortal menawarkan paket investasi Rp 60 juta. "Mitra akan mendapat berbagai fasilitas," kata Indra Kusuma, Corporate Partner Immortal.

Dengan membayar Rp 60 juta, mitra akan mendapat peralatan berupa paket sistem komputer untuk minimarket. Rincian barangnya ada komputer, LCD monitor, modem, laser barcode reader, printer, card reader, PIN keypad, serta software dan database. "Total nilainya mencapai Rp 10 juta," kata Indra.

Selanjutnya, mitra juga akan mendapat pasokan produk sponsor dari Immortal senilai Rp 20 juta. Produk sponsor ini terdiri dari kosmetik, suplemen kesehatan, dan buku.

Terakhir, mitra akan mendapatkan pasokan barang kebutuhan sehari-hari, seperti beras, snack, sampo, sabun, deterjen dan lain-lain. "Nilai pasokannya mencapai Rp 30 juta," jelas Indra. Selain itu ada pula fasilitas pelatihan buat karyawan.

Indra mengklaim, Homart memiliki keunggulan karena menerapkan program member get member. Dalam program ini, pemilik minimarket bisa menawari konsumennya untuk ikut member Immortal dengan membayar Rp 50.000.

Selain mendapat kartu, "Anggota juga akan mendapat barang senilai biaya pendaftaran itu," timpal Sri Hastuti, staf marketing di Immortal.

Menurutnya, setiap anggota nanti mendapat cash back 10% dari setiap transaksi. Sementara mitra sendiri akan mendapat bonus sekitar 2% dari Immortal.

Dengan sistem ini, mitra punya dua sumber pendapatan. Yakni, dari penjualan barang dan bonus yang didapat dari transaksi member. Bonus yang didapat mitra tidak sebatas transaksi member di Homart, tapi juga transaksi di Grup Immortal lainnya.

Perlu diketahui, Grup Immortal menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan baik restoran, properti, elektronik, kursus, bengkel, salon, travel, rumah sakit, klinik, apotek, dan hotel, otomotif. "Setiap member yang transaksi di grup akan mendapat cash back," ujar Sri.

Keuntungan lainnya, kata Indra, mitra bisa menukar barang yang hampir kedaluwarsa ke kantor pusat. Namun, penukarannya harus tiga bulan sebelum kedaluwarsa. Bila barang habis, mitra diharuskan membeli pasokan dari kantor pusat.

Sri memperkirakan, dalam sebulan mitra bisa meraup omzet sekitar Rp 30 juta-Rp 50 juta. Adapun laba bersihnya sekitar 15% per bulan. Dengan laba sebesar itu, mitra bisa balik modal dalam waktu tujuh bulan sampai setahun.

Erwin Halim, konsultan dan pengamat waralaba dari Proverb Consulting menilai, peluang bisnis ritel masih cukup menjanjikan. Namun, tingkat persaingan bisnis ini sudah sangat ketat. Maklum, pemainnya sudah berjibun.

Ia pun menyarankan pemain bisnis ini untuk menawarkan sesuatu yang berbeda kepada para konsumennya. Misalnya, dengan menyediakan layanan antar ke rumah.

Pemilihan lokasi juga penting. Pilih lokasi yang belum begitu banyak minimarket. Erwin sendiri menilai, sistem member yang ditawarkan Homart cukup menarik.

Program member ini bisa menjadi pembeda Homart dengan minimarket lain. "Tapi Homart harus bisa menjelaskan secara detail ke konsumen terkait dengan fasilitas yang didapatnya dengan menjadi anggota," ujarnya.

Homart
Jl. Raya Kali Rungukut V,
Rungkut Megah Raya Blok D 6,
Surabaya, Jawa Tinmur
Telp: 031-70126090

Sumber : KONTAN, Kamis 12 Juli 2012
                 Havid Vebri, Noverius Laoli

Thursday, July 5, 2012

Peluang laba dari berbisnis minuman jelly


Minuman es jeli memang menyegarkan. Pun begitu bisnisnya. Lihat saja, banyak orang yang menyandarkan rezeki dari berjualan minuman es jeli. Termasuk bagi Paksi Dewandarau asal Surabaya, Jawa Timur.

Paksi membuka usaha minuman es jeli dengan mengusung merek dagang Monster Jelly, sejak 2008. Guna melebarkan jaringan, mulai awal tahun ini, ia menawarkan kemitraan usahanya itu.

Saat ini, Monster Jelly sudah memiliki 100 mitra. Sebanyak 14 diantaranya milik sendiri. "Kebanyakan mitra saya mengambil paket gerobak Rp 12 juta," jelas Paksi. Monster Jelly menyediakan menu minuman jeli dengan berbagai rasa, seperti rasa pisang, vanila, stroberi, dan moka.

Tak hanya itu, Monster Jelly juga menjual aneka makanan, seperti jamur goreng, bakso goreng, kentang goreng, ayam goreng, bebek goreng, dan burger. Untuk minuman, harganya bervariasi mulai Rp 3.000-Rp 12. 000 per cub. Sementara harga makanan berkisar Rp 5.000-Rp 18.000 per porsi.

Dalam kerjasama kemitraan ini, Monster Jelly menawarkan tiga paket investasi. Pertama, paket gerobak dengan investasi Rp 12 juta. Dalam paket ini, mitra hanya menjual minuman saja.

Adapun fasilitas yang didapat mitra terdiri dari gerobak lengkap dengan peralatan masak, bahan baku, dan pelatihan dari kantor pusat. Estimasi omzet Rp 500.000 per hari atau Rp 15 juta per bulan.

Dengan laba 20%-30%, mitra balik modal dalam waktu tiga sampai empat bulan. "Untuk paket ini sasaran konsumennya anak sekolah mulai dari SD, SMP dan SMA," jelas Paksi.

Kedua, paket dengan inves¬tasi Rp 20 juta. Mitra mendapat gerobak dengan ukuran lebih besar dari paket pertama. Selain itu, ada juga peralatan masak dan pelatihan.

Selain minuman, mitra yang mengambil paket ini juga menjual aneka makanan. Estimasi omzet Rp 1 juta per hari, dan balik modal sekitar satu sampai dua bulan. Pangsa pasarnya juga anak sekolah. Ketiga, paket dengan investasi Rp 350 juta.

Paket ini mengusung konsep restoran. Tempatnya bisa di ruko ataupun di tempat-tempat strategis lainnya termasuk di mal. Dengan investasi sebesar itu, mitra akan menjual aneka minuman dan makanan, seperti jamur goreng, ayam goreng, nasi goreng, aneka cemilan, dan kentang goreng.

Gerai mitra juga akan direnovasi total. Selanjutnya mitra juga akan mendapat meja, sofa, dan kursi. Kantor pusat akan menyiapkan semua fasilitas, sehingga mitra siap mengoperasikan gerai miliknya.

Mitra juga akan mendapatkan peralatan memasak. Estimasi omzet sekitar Rp 100 juta per bulan, dengan laba 20%-30% dari omzet. Kantor pusat akan memungut management fee 10% dari laba bersih. Mitra balik modal sekitar satu sampai dua tahun.

Erwin Halim, Konsultan dan pengamat waralaba dari Proverb Consulting menilai, Monster Jelly sudah cukup dikenal di segmen pasar menengah ke bawah. Pasalnya, saat awal usaha ini berdiri, harga paket investasinya sudah membidik konsumen menengah bawah.

Target pasarnya pun seperti itu. Maka, kemungkinan akan sulit mengembangkan paket restoran dengan harga Rp 350 juta. Ia menilai, paket Rp 12 juta dan Rp 20 juta masih akan berkembang.

Potensi pasar di kelas itu masih sangat besar. "Daerah-daerah kecil bisa menjadi pasar baru bagi Monster Jelly," ujarnya. Namun, ia mengingatkan, persaingan bisnis makanan minuman sudah ketat. Selain kualitas makanan, mitra harus pintar mencari lokasi strategis yang sesuai segmen pasar.

Monster Jelly
Jln. Gayung Kebun Sari, Blog G No. 2,
Surabaya, Jawa Timur
HP: 087777701106

Sumber : Kontan, Kamis 5 Juli 2012
                Noverius Laoli, Revi Yohana