Friday, January 13, 2012

Mencicipi Manisnya Laba Martabak Bolu


Menimbang tawaran waralaba martabak terang bulan
Martabak merupakan salah satu jenis kudapan paling digemari di Indonesia Citarasanya yang manis dan gurih membuat kudapan ini sangat nikmat disantap saat santai.

Makannya, meskipun penjaja martabak bertaburan, bisnis ini tetap hidup. Malah, ada beberapa pengusaha yang menawarkan bisnis ini secara waralaba. Ambil contoh, tawaran waralaba dari PT Madani Jaya Abadi.

Perusahaan yang berpusat di Solo, Jawa Tengah ini mencoba menciptakan warian baru dari jenis martabak manis yang dinamakannya martabak terang bulan bolu atau biasa disebut martabak bolu. “kami menawarkan waralaba martabak bolu sejak tahun 2009,” kata Indra Kurniawan, pemilik PT Madani.
Indra telah memiliki Sembilan gerai yang tersebar di Jakarta, Balikpapan, dan Medan. Ia mengklaim , martabaknya diminati karena memiliki cita rasa khas dengan variasi isi cokelat, keju, blueberry, daging sapi asap dan abon. Selain unggul soal rasa, martabak buatannya juga tidak berminyak dan dapat bertahan selama tiga hari. Harga jual martabak juga masih terjangkau kantong konsumen.
Untuk martabak Loyang kecil berdiameter  12 centimeter (cm) dibanderol Rp 4.000 hingga Rp 12.000. sementara Loyang besar ukuran 25 cm dibanderol mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 43.000 “harga tergantung isi martabak,” jelas Indra.

Bagi yang berminat, Indra mengutio biaya investasi Rp 75 juta. Dengan membayar sebesar itu, mitra mendapat fasilitas peralatan masak, meja kursi  untuk konsumen, serta branding.
Selain tiu, mitra juga akan mendapat pasokan bahan baku martabak untuk keperluan selama sebulan. “Selama sebulan-pertama, kami juga menempatkan seorang supervisor yang gajinya dibayar kantor pusat,”kata indra.

Sistem bagi hasil

Dalam kerjasama ini, tidak dipungut Franchise fee. Hanya saja, PT Madani akan menerapkan sistem bagi hasil kepada mitra yang telah balik modal. Besarnya bagi hasil dihitung berdasarkan laba bersih mitra. Biasanya berkisar 35% - 45% dari total laba bersih.

Menurut Indra, jika lokasi strategis, mitra bisa meraup omzet Rp 45 juta – Rp 50 juta perbulan. Dengan asumsi laba 30%-40% dari omzet, mitra bisa balik modal enam hingga tujuh bulan.

Erwin Halim, pengamat waralaba dari Proverb Consulting  bilang, martabak masih menjadi makanan favorit masyarakat. Maka, prospek usaha ini masih cerah. 

Namun, yang perlu diperhatikan adalah kemampuan melakukan penetrasi pasar, mengingat persaingan bisnis ini cukup ketat. “Lokasi juga perlu diperhitungkan oleh mitra,”tandasnya.
Agar dapat diterima pasar, produseb harus rajin berinovasi . Menurut Erwin, melakukan inovasi tak cukup mengandalkan keyakinan. Tapi juga harus melalui riset pasar.

PT Madani Jaya Abadi
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo No. 14 Purwonegaran
Sriwedari, Solo 57141
Telp : 0271-5852569

Sumber : Kontan, 13 Januari 2012
              Muhammad Yazid, Fahriyadi

Monday, January 2, 2012

Karaoke semakim merdu didaerah




Gerai waralaba karaoke kian menjamur di pulau Sumatra, Kalimantan, dan papua



Sebagai bagian dari bisnis hiburan, bisnis jasa tempat karaoke masih menjadi  pilihan untuk membiakkan duit. Tidak hanya di kota besar, tempat karaoke juga sudah merambah hingga ke kota-kota kecil di penjuru Nusantara.

Kian merdunya bisnis rumah karaoke itu juga dirasakan pebisnis waralaba karaoke. Gerai mereka tidak hanya bertambah di kota-kota besar, tapi juga merambah ke berbagai kota kecil di daerah, baik di Jawa maupun luar Jawa.

Dengan semakin berkembangnya tempat karaoke hingga ke daerah, para pemilik waralaba tempat karaokepun yakin, prospek bisnis waralaba karaoke di tahun ini akan lebih baik ketimbang tahun lalu.
Bagi investor waralaba karaoke, ada tiga aspek yang mesti menjadi rujukan mereka untuk investasi. Pertama, pelayanan yang baik, kedua penerapan teknologi mutakhir, dan ketiga adalah suasana tempat karaoke yang nyaman untuk pelanggannya.

Dalam revieiw ini, KONTAN akan menyajikan perkembangan waralaba karaoke yang pernah ditulis sebelumnya. Pertama  adalah waralaba Inul Vizta KTV yang kini memiliki 72 gerai, kedua waralaba karaoke Happy Puppy yang kini memiliki 52 gerai. Sementara waralaba ketiga, Lime Light masih memiliki satu gerai.
  • Inul Vizta KTV
Pada tahun 2007 lalu, KONTAN pernah menulis tawaran waralaba karaoke ini. Saat itu, waralaba karaoke milik penyanyi dangdut Inul Daratista baru punya delapan gerai saja.
Namun kini, jumlahnya gerai waralaba Inul Vista sudah mencapai 70 gerai. Artinya, selama empat tahun, waralaba Inul Vizta berhasil menambah 62 gerai baru. “Gerai-gerai itu tersebar di banyak daerah,” kata Andersen Tjok, Franchise & marketing manager PT Vista Pratama, pengelola waralaba Inul Vista.
Andersen bilang, penambahan gerai itu selain di kota-kota di ibukota provinsi juga di kota-kota kecil hingga kawasan Indonesia Timur.”Gerai kami ada di Pare-pare sampai Jayapura,” ungkap Andersen.
Selain penambahan jumlah gerai, tempat karaoke milik ratu goyang ngebor itu juga menaikan nilai investasi untuk calon investor. Jika empat tahun lalu investasi waralaba karaoke Inul Vista hanya Rp 2,6 miliar sampai Rp 3,2 miliar, maka tahun ini nilai investasi naik menjadi Rp 4 miliar. “Investasi sengaja kami naikan karena faktor inflansi tahunan, “ jelas Andersen.

Untuk setiap gerai karaoke yang menjadi terwaralaba, Andersen menargetkan omzet Rp 400 juta per bulan. Omzet itu akan tercapai jika lokasi gerai ada di pusat perbelanjaan. 

Untuk 2012, Inul Vista memiliki target menambah 100 gerai lagi. Andersen bilang, target gerai lebih banyak karena peluang bisnis karaoke lbih baik di 2012. “Target ini realistis melihat permintaan tempat karaoke ,”jelasnya.

Selain menambah gerai di dalam negeri , waralaba Inul Vista berencana untuk ekspansi ke luar negeri, salah satunya ke Malaysia dan Singapura. Andersen bilang, mereka tertarik buka gerai di negeri jiran itu karena adanya permintaan di sana. “Terlebih merek kami dan figure Inul Daratista terkenal di Negara itu,” tambahnya.

Andersen menambahkan prospek bisnis karaoke tetap potensial beberapa tahun kedepan. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya artis lain yang menjajal peruntungan sama dengan cara membuka bisnis karaoke.

Selain itu, bisnis tempat karaokenya semakin menarik karena bisa menyasar kelompok masyarakat kelas atas hingga kelas menengah. “Harga sewa karaoke kami terjangkau dengan tariff mulai Rp 50.000 per jam hingga Rp 250.000 per jam,”jelas Andersen.
  •   Happy Puppy
Waralaba karaoke Happy Puppy juga menikmati bertambahnya gerai. Happy Puppy memang bukan pemain baru di bisnis karaoke di Tanah Air. Tempat karaoke ini sudah berdiri sejak 1992.
Pemilik Happy Puppy , santoso Setyadji, mulai mewaralabakan bisnisnya ini pada 2000. Hingga kini, gerai happy Puppy telah berbiak sebanyak 52 gerai. Jumlah gerai ini naik ketimbang jumlah gerai pada 2007, yang masih 21 gerai.

Sepertinya halnya Inul Vizta, penambahan jumlah gerai Happy Puppy tidak hanya di kota besar, tetapi juga merambah ke kota-kota di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
Nah, yang menarik, bagi anda yang ingin menjadi terwaralaba Happy Puppy, tahun ini pengelola tidak menaikan nilai investasi. Danang Prasetyo, manager Happy Puppy bilang nilai investasi itu tidak naik sejak 2010 lalu.” Investasi terkecil Rp 2,6 miliar untuk 15 ruangan ,” kata Danang.

Selain itu, ada paket investasi sebesar Rp 3,5 miliar untuk 20 ruangan. Ia bilang, nilai investasi sudah termasuk franchise fee dan perlengkapan, seperti partisi, televise 42 inchi, dan interior ruangan karaoke.
Menurut Danang, untuk mendirikan Happy Puppy berkapasitas 20 ruangan, setidaknya butuh dua unit ruko dengan luas keseluruhan 600 meter persegi (m2) sampai dengan 900 m2.
Danang mengklaim, keunggulan dari waralaba Happy Puppy terletak pada konsepnya sebagai waralaba karaoke keluarga yang cocok untuk semua kalangan.

Selain itu, Happy Puppy juga memberikan fasilitas teknologi mutakhir, seperti televise layar sentuh, pelindung mikrofon sekali pakai, dan kelengkapan keamanan ruangan jika terjadi musibah kebakaran atau bencana lain. “Kami juga mempunyai fasilitas lampu darurat dan masker asap jika ada musibah kebakaran,” ujar Danang.
  •   Lime Light

Waralaba karaoke Lime Light berdiri sejak 2007 namun baru diwaralabakan pada 2009. Sayangnya, setelah tiga tahun diwaralabakan, waralaba ini tak kunjung mendapatkan terwaralaba.
Kartini, Staf Manajemen Lime Light bilang calon investor mereka banyak datang datang dari luar Jawa. “Sementara kami masih fokus mencari terwaralaba di Jabodetabek ,”terang Kartini.
Kartini menjelaskan untuk menggarap karaoke di Jawa setidaknya butuh manajemen yang handal. Sementara ini, pihak manajemen Lime Light baru mengelola satu gerai saja di Jakarta.

Namun begitu , karaoke Lime Light berencana untuk menambah investasi lagi. Mereka akan menambah gerai atau kantor cabang baru dalam waktu dekat.”Bulan Januari ini kami akan membuka cabang baru di Bekasi,” Jelas Kartini.

Waralaba ini menawarkan paket investasi Rp 2,1 miliar untuk 15 ruangan, termasuk sistem operasional , peralatan , dan fasilitas penunjang. Tempat ideal untuk paket adalah ruko seluas 500 m2.” Modal bisa balik dalam jangka waktu 18 bulan,” terang kartini.

Saat ini, Lime Light fokus memberikan layanan untuk remaja. Itulah sebabnya, Lime Light terus menambah koleksi lagu korea. Soal tariff layanan karaokenya, Lime Light menawarkan tarif sewa mulai Rp 50.000 per jam sampai dengan Rp 140.000 per jam.

KARAOKE sudah menjadi salah satu gaya hidup masyarakat . tidak hanya di perkotaan saja, bisnis karaoke juga sudah merambah dan berkembang di sekuruh Indonesia. 

Erwin Halim, konsultan warlaba dari proverb Consulting  percaya, bisnis karaoke masih akan eksis dalam beberapa tahun kedepan . Namun, “Untuk bisa mendapatkan laba maksimal , maka pebisnis tempat karaoke harus mampu memainkan segmen pasar secara optimal, “ujarnya.

Menurut Erwin, kesan mewah dari berkelas bisa menjadi pemilih segmentasi , sehingga pebisnis karaoke bisa fokus jika segmentasi sudah terbangun dan konsumen sudah terbentuk, maka investasi dalam jumlah besar menjalankan bisnis tempat karaoke ini.

Bahkan, bisa menjadi keniscayaan jika bisnis karaoke yang terus berkembang sejak 2008 akan menjadi salah satu unit bisnis andalan seperti juga usaha makanan dan minuman. “Bisnis tempat karaoke mengarah terciptanya unit bisnis baru yang tak kalah menjanjikan. Dia bisa menjadi satu kesatuan dengan restoran ataupun food & beverage,” kata Erwin

Walaupun bukan merupakan bisnis inti tempat karaoke, restoran ataupun food & beverage akan membantu mendongkrak usaha dari sisi pendapatan. Dengan menawarkan makanan dan minuman yang enak dan terjangkau maka akan menjadi salah satu faktor keberhasilan pengelolaan bisnis karaoke.
Selaintiu, yang penting diperhatikan dari bisnis karaoke adalah pengembangan teknologi, komposisi, serta daftar ;agu yang menjadi suguhan utama bisnis karaoke.”Bisnis  tempat karaoke tak boleh kaku dalam inovasi teknologi,” pungkasnya.

Sumber: Kontan, 2 Januari 2012
   Fahriyadi, Hafid Fuad