Friday, April 19, 2013

Cara mengenali calon partner dalam bisnis waralaba

PERTANYAAN:
Yth. Pak Erwin Halim,
Saya ingin melakukan kerja sama dengan salah satu restoran steak di Jakarta. Karena saya memiliki tempat dan dan dana, ada calon partner yang akan mengajari saya membuat restoran steak tersebut. Dengan sistem bagi hasil saya mendapat 1/3 dari keuntungan. Calon partner saya itu mengatakan, bahwa sistemnya adalah franchise. Sehubungan saya kurang mengerti mengenai franchise, saya ingin mengetahui lebih detail. Mohon penjelasannya, pak.
Fify – Jombang


JAWABAN:
Dear Ibu Fify,
Sayang sekali informasi yang ibu berikan kurang dengan detail, saya berusaha memberikan gambaran umum. Sebuah usaha franchise atau waralaba memiliki beberapa ciri. Dalam hal ini saya menggunakan ciri dengan pendekatan bisnis. Bisnis yang ingin dijadikan kerjasama oleh calon partner ibu itu, kalau dikatakan franchise seharusnya memiliki ciri khusus/keunikan, dapat dibuktikan keuntungannya secara financial dengan ditunjukkannya laporan keuangan selama minimal 2 tahun.

Bisnis itu juga harus mempunyai sistem yang dapat ditransfer kepada ibu dengan mudah dan cepat sesuai dengan rahasia dagang yang dimiliki perusahaan tersebut. Memberikan dukungan yang berkesinambungan baik sebelum ibu kerjasama maupun setelah kerjasama. Dan yang cukup penting adalah mempunyai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang sudah terdaftar, yang ditunjukkan melalui sertifikat HKI tersebut.

Sistem franchise atau waralaba ini diikat kerjasama waralaba. Semua informasi yang ibu butuhkan tersebut seharusnya diberikan di awal sebelum calon partner ibu melakukan kerjasama, sehingga ibu dapat mempertimbangkannya. Penawaran ini disebut sebagai prospectus.

Dan kalau calon partner ibu tersebut mengklaim sebagai waralaba,seharusnya mempunyai surat pendaftaran waralaba yang dikenal dengan nama STPW (Surat tanda Pendaftaran Waralaba) yang dikeluarkan oleh Kementrian Perdagangan.

Saat ini banyak sekali bisnis yang latah menyebut dirinya sebagai waralaba, namun tidak memenuhi syarat sebagai sebuah usaha waralaba dan juga belum terdaftar STPWnya. Cara paling mudah kalau perusahaan /perorangan menyatakan sebagai sebuah usaha waralaba, minta saja STPWnya.

Saya pikir, kalau perusahaan tersebut tidak dapat menunjukkan STPW, ibu dapat menilai perusahaan ini mungkin baru bakal menjadi waralaba atau berformat seperti waralaba. Dalam hal ini banyak yang menyebutnya sebagai BO (Business Opportunity). BO ini adalah perusahaan yang berformat seperti waralaba namun belum memenuhi ciri-ciri di atas secara menyeluruh.

Namun saya percaya dari segi bisnis, ibu lebih mementingkan kesuksesan dari bisnis yang berpartner tersebut. Karena itu sebaiknya ibu meminta proyeksi keuangan yang diilustrasikan dalam prospectus/penawaran dari calon partner Ibu. Minta juga laporan keuangan yang real dari beberapa outlet yang sudah berjalan.

Kalau memungkinkan, Ibu dapat meminta alamat salah satu atau beberapa mitra yang sudah bergabung dengan bisnis tersebut. Cari informasi bagaimana mitra tersebut bekerja sama dengan calon partner ibu tersebut.

Untuk bisnis makanan khususnya yang berbentuk restoran, investasinya tidak sedikit. Karena itu, ibu sebaiknya mendapat bimbingan dari calon partner ibu, antara lain mengenai lokasi. Soalnya, salah satu lokasi bisa fatal bagi investasi yang telah ibu tanam. Dan perlu diketahui, untuk bisnis restoran atau rumah makan, lokasi menjadi sesuatu yang sangat penting.

Semoga berhasil mengidentifikasi dan menjalankan bisnis ibu. Untuk informasi lebih detail ibu dapat mengirim email ke Erwin.halim.mba@gmail.com


Sumber : Kontan 19 April 2013

Thursday, April 18, 2013

Peluang Amboi Usaha Gerai Rainbow Cake


Kue pelangi atau rainbow cake kini sedang menjadi tren di kalangan pecinta kuliner. Tampil dengan warna-warni menarik seperti pelangi, kue ini menggugah selera orang untuk mencobanya.Tak heran, bila belakangan ini banyak kios atau toko kue menjajakan rainbow cake sebagai menu kue andalan. Salah satunya adalah BiteMe Rainbow di Tangerang Selatan, Banten. 

Berdiri Desember 2011, toko kue milik M. Hatta Boerhanuddin ini resmi menawarkan peluang kemitraan pada pertengahan tahun lalu. Hatta mengaku, tengah melakukan penjajakan dengan dua calon mitra di Makassar dan Surabaya yang akan membuka gerai pada medio tahun 2013.Dalam kerjasama kemitraan ini, Hatta tidak mematok paket investasi yang kaku. Jika ada mitra berminat, Hatta menyesuaikan biaya sesuai kebutuhan mitra.

Namun, menurut Hatta, setidaknya mitra harus menyiapkan investasi minimal Rp 50 juta di luar sewa tempat. Biaya itu dibutuhkan buat peralatan masak, training karyawan, dan bahan baku awal. Untuk tempat berjualan, mitra harus menyiapkan gerai dengan tiga ruangan untuk showcase, produksi, dan ruang hias seluas 40 meter persegi. Ia bilang, semua produk kue yang dijual pusat bisa dijual mitra. Selain rainbow cake, BiteMe Rainbow menjajakan ombre cake, red velvet cake, cupcake, dan cheese cake. Aneka kue itu dibanderol dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 1,2 juta per porsi.

Omzet Rp 30 juta

Menurut proyeksi Hatta, dalam sehari mitra bisa meraup omzet Rp 1 juta atau Rp 30 juta saban bulan. Dengan laba bersih sekitar 30%, mitra diharapkan bisa mencapai titik impas setelah enam bulan.Kata Hatta, beberapa macam bahan baku disediakan oleh pusat, seperti tepung dan susu yang diracik sendiri. Sementara, untuk bahan baku, seperti telur, gula, mentega, bisa dibeli sendiri oleh mitra di wilayah masing-masing. "Sekitar 30% dari omzet untuk keperluan bahan baku," jelasnya.

Hatta menuturkan, kelebihan BiteMe Rainbow terletak pada inovasi produk. Dia berkomitmen meluncurkan tiga produk baru setiap empat bulan. "Sampai saat ini, produk baru yang kami keluarkan pasti diikuti oleh kompetitor," klaimnya.

Pengamat waralaba dari Proverb Consulting, Erwin Halim, menilai dari segi bisnis, kemitraan toko kue ini tergolong unik. Pasalnya, belum banyak toko kue menawarkan kemitraan. Namun, perlu diperhatikan produknya jangan sampai hanya laku berdasarkan tren.  "Inovasi produk perlu, tapi membuat suatu tren tidak mudah," ujarnya.

BiteMe Rainbow juga harus menentukan panduan paket investasi agar tidak terjadi masalah di kemudian hari dengan mitra. Ada baiknya dia membuat semacam skenario analisis sehingga mitra mengetahui dengan jelas proyeksi omzet yang ditentukan.

Sumber : Kontan, 18 April 2012             Marantina Napitu

Tuesday, April 9, 2013

Mencoba Peruntungan Bisnis Burger Ala big Joe


APAKAH anda pernah mencicipi makanan bernama sloppy joe? Penganan yang merupakan variasi sandwich yang berisi daging cincang, bawang dan saus. Dari menu inilah, Valentino Ivan terinspirasi membuat varian kudapan baru yang memadukan burger dan sloppy joe. Ivan membuat menu itu lantaran ingin tampil beda. Memang, ketika mau membuka usaha burger pada 2008 sudah banyak pemainnya. “Jadi, saya coba inovasi baru dengan memadukan burger dan sloppy joe buatan Ivan terbilang unik. Bentuknya seperti burger, namun dalam satu tangkup roti tak hanya berisi selapis daging cincang, bawang dan saus.

Dibawah bendera Big Joe Burger, Ivan getol mempopulerkan menu tersebut. meski gerainya dinamai Big Joe Burger, namun menu andalannya adalah sloppy koe. Ada beberapa pilihan menu, seperti sloppy joe, double sloppy cheese joe, long joe, slopyy long, sloppy cheese long, dan big joe burger. Harganya berkisar Rp 18.000 sampai Rp 20.000-an per porsi. Supaya produknya bisa dikenal luas masyarakat, ia mulai menawarkan peluang kemitraan pada 2009. Sekarang, sudah ada total 40 gerai yang tersebar di Jabodetabek, Yogyakarta dan wilayah Sumatera. Empat belas gerai milik Ivan.

Ivan mengemas tiga pilihan paket kemitraan Big Joe Burger. Pertama, paket biith semilai Rp 30 juta, lalu paket outler dengan investasi Rp 50 juta. Terakhir paket resto senilai Rp 75 juta. Untuk paket booth dan outlet, mitra akan mendapatkan booth, peralatan masak, pelatihan karyawan, freezer, dan manual book untuk masa kerjasama tiga tahun. Perbedaannya paket outler dapat menjual sloppy joe dan 1 brand lain yang masih dibawah bendera big joe burger, seperti martabak sarang tawon.

Sedangkan, paket resto akan mendapat tambahan berupa renovasi , sou nd system, meja dan kursi, chiller, dan counter. Mitra akan diperkirakan bisa meraih omzet berkisar Rp 12 juta sampai Rp 30 juta perbulan, tergantung paket yang diambil. Jika mitra bisa mengantongi untung sekitar 25% dari omzet, maka ditargetkan bisa balik modal sekitar 10-13 bulan. Pengamat Waralaba Erwin Halim menilai, menu burger atau sandwich sudah punya pasar sendiri, terlebih di Jakarta. Namun, karena pemainnya sudah banyak, produk yang ditawarkan harus punya keunikan. Menurut Erwin, kisaran harga yang ditawarkan Big Joe Burger, lebih menyasar kalangan menengah ke atas. “Jadi, mereka harus mengeksplorasi keunikan produk, rasa, cara marketing dan kualitas produk supaya bisa bersaing,” paparnya.

Adapun, tercapai atau tidaknya target omzet, kata Erwin akan tergantung lokasi gerai. Sementara, target balik modal 13 bulan masih masuk akal untuk bisnis makanan. Ia menyarankan, calon mitra untuk survey usaha ini terlebih dahulu/” cari tahu keberhasilannya, termasuk jumlah gerai yang sukses. Tanyakan pula, bagaimana strategi produk ini bisa cepat laku, sarannya.

Big Joe Burger
Jl. Anggrek Rosliana Raya
No. 112A Pamerah
021-93077332

Sumber : Kontan, 09 April 2013
                 Pravita Kusumaningtian, Dupla Kartini PS

Friday, April 5, 2013

Peluang Asyik dari Kebab Sheik


Meski bukan makanan asli Indonesia, namun lidah masyarakat kita sudah cukup akrab dengan panganan kebab. Usaha kebab pun cukup marak, sebab makanan ini bisa dinikmati segala usia dan kalangan. Peluang inilah yang dilirik  Tejo Nursatryo. Ia membuka usaha kebab yang mengusung brand Sheik Kebab di Jakarta pada 2005. 

Sheik Kebab menjual berbagai makanan seperti kebab, burger, sweet canai, nasi kebuli, roti cane, hingga kentang goreng. Satu porsi dibanderol mulai dari Rp 8.000 hingga Rp 15.000.

Kata Tejo, menu yang disajikannya mengincar pasar yang luas, semua umur. “Misal, orang tuanya bisa pesan nasi kebuli, sementara anak-anak pilih burger,” paparnya.

Ia juga memasang trik khusus supaya pembeli tidak segan mampir ke gerainya. Tejo sengaja membuat gerai yang sederhana alias tidak mewah, misalnya dengan  tidak memasang pendingin ruangan (AC). "Kalau kesannya mewah, pelanggan sudah lebih dulu takut harganya mahal," ujarnya. 

Berkat strateginya, kini sudah ada total 6 gerai Sheik Kebab yang berlokasi di Jakarta dan Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang. Dua di antaranya milik mitra. Memang, sejak awal 2013, Tejo membuka peluang kemitraan.

Empat paket

Tertarik menjadi mitra Sheik Kebab? Tejo memberikan empat pilihan paket investasi. Pertama, paket teras senilai Rp 35 juta. Mitra akan memperoleh gerai letter L dimensi 1,5 x 1,5 meter. Dengan paket ini, mitra bisa menjual kebab, burger dan sweet canai.

Kedua, paket indoor sebesar Rp 80 juta. Mitra akan mendapat paket jualan yang sama dengan tipe teras, plus menu teh tarik. Kemudian, paket food court, dengan investasi Rp 130 juta. Mitra akan mendapat gerai ukuran 4x5 meter, dan semua menu di paket indoor plus nasi kebuli dan roti cane. 

Terakhir, paket mini resto dengan investasi Rp 180 juta. Mitra akan mendapat gerai seluas 70 m2, dan semua menu plus kudapan kentang goreng. 

Tejo mewajibkan mitra membayar
 royalty fee 3% dari omzet bulanan. Menurut hitungannya, mitra bisa meraih omzet berkisar Rp 15 juta-Rp 90 juta per bulan, tergantung jenis paket. Dengan target laba bersih 20%-25%, mitra bisa balik modal mulai empat bulan sampai 1,5 tahun, tergantung omzet dan jenis paket. 

Pengamat waralaba dari Proverb Consulting Erwin Halim menilai, bisnis kebab sudah mulai terlihat jenuh. Ini terlihat adanya kemitraan sejenis yang sudah tutup. 

Namun, diversifikasi menu oleh Sheik Kebab menjadi langkah jitu mengantisipasi kejenuhan pasar. "Dengan menu itu, memang bisa untuk semua umur," kata Erwin.

Ia pun menekankan, mitra supaya memperhatikan lokasi gerai. Menurutnya, target omzet Rp 90 juta untuk paket mini resto, hanya berupa proyeksi. "Sebaiknya mitra mencari tahu ke pusat, omzet riil mitra yang sudah ada saat ini. Karena omzet di mal dan ruko akan berbeda, meski sama-sama di Jakarta," bebernya.

Sheik kebab
Jl. Sultan Iskandar Muda/
Praja Dalam No. E-58
Jakarta Selatan,
Telp 021-94714629

Sumber : Kontan, 05 April 2013
              Noor M. Falih