Thursday, December 12, 2013

Mencomot Kemitraan Ayam Monyet



Ayam bisa diolah menjadi bermacam-macam jenis masakan. Menu ayam penyet salah satunya. Makanan satu ini selain membuat perut kenyang juga bisa membuat kantong makin tebal.
Banyaknya usaha bisnis ayam penyet tak membuat Fiqih Alamsyah untuk gentar menawarkan kemitraan Ayam Monyet. "Ayam Monyet itu kependekan dari ayam monya (maunya) dipenyet," tutur Fiqih.
Berdiri sejak Oktober 2012 lalu, Ayam Monyet mengusung konsep fun dengan menggunakan tagline: kelaparan Anda harapan kami. Di setiap gerainya, Ayam Monyet memberikan pisang gratis kepada para pengunjung.  

Selain menawarkan ayam, Fiqih juga menyediakan menu lain seperti iga penyet, iga bakar, sop iga, lele penyet, tempe dan tahu. Seporsi makan, harga yang dipatok bervariasi mulai dari Rp 13.000 sampai Rp 19.000.Fiqih mengklaim, rasa sambal Ayam Monyet menjadi daya tarik pelanggan untuk kembali.
Setelah setahun berdiri, mulai Desember 2013, Ayam Monyet mantap membuka tawaran kemitraan. Saat ini, jumlah gerai Ayam Monyet baru dua yang semuanya dimiliki pusat. Paket yang ditawarkan adalah paket restoran dengan biaya investasi Rp 250 juta. 

Mitra akan mendapatkan kerja sama, branding, dekorasi tempat termasuk AC, perlengkapan masak, bahan baku awal untuk 2.000 porsi, dan pembukaan. Mitra tinggal menyiapkan lokasi seluas 150 m² dengan kapasitas 100 orang.

Fiqih menargetkan mitra bisa balik modal dalam waktu 1 tahun-1,5 tahun. Perhitungannya: dalam sebulan, mitra bisa meraup omzet antara Rp 90 sampai Rp 120 juta per bulan. Adapun laba bersihnya 30% dari omzet. 

Sistem yang digunakan dalam kemitraan Ayam Monyet adalah bagi hasil syariah. Ada dua sistem yang ditawarkan. Pertama: 30% untuk pusat dan 70% bagi mitra. Untuk sistem bagi hasil ini, yang mengoperasikan restoran adalah mitra. Untuk menjaga mutu dan pelayanan, gerai milik mitra masih akan mendapatkan kontrol kualitas dan pelayanan dari pusat. 

Sistem bagi hasil kedua adalah 50% untuk pusat dan 50% untuk mitra. Untuk sistem ini, mitra tinggal menerima hasil. Sebab, gerai akan sepenuhnya dioperasikan oleh pusat.
Kompetisi ketat

Pengamat waralaba, Erwin Halim bilang kompetisi di bisnis kuliner ketat. Pemilik bisnis harus membuktikan keunggulan dari produk yang ditawarkan. Apalagi menu ayam penyet adalah menu pasaran. "Walau konsep dibuat semenarik mungkin, menu menjadi hal utama yang harus diperhatikan," ujarnya.

Strategi bagi hasil syariah, kata Erwin masih asing di masyarakat. Namun, ini justru menjadi daya tarik bagi mitra yang menginginkan sistem sharing karena untung maupun rugi ditanggung bersama antara pemilik bisnis dengan mitra.             

Ayam Monyet        
Depan Kampus UPN Veteran   
Jl Pangkalan Jati No 1 Pondok Labu,
Jakarta Selatan 
Telp. 085692916468

Sumber : Koran Kontan, 06 Desember 2013

Bagaimana Memulai Bisnis di Luar Negeri?



Pertanyaan:
Yth, Pak Erwin,
    Saya alumni salah satu universitas di Australia. Selama kuliah, saya sering membawa makanan kering dari Indonesia. Ternyata, komunitas orang-orang Indonesia yangada di Australia sangat menyukai produk yang saya bawa. Hanya saja, produk yang saya bawa ini masih tradisonal dan tanpa merek.
    Sekarang, saya sedang melanjutkan studi saya. Pengalaman ini membuat saya ingin berbisnis di Australia. Saya berencana membuat panganan kering dari Indonesia untuk dijual di Australia. Selain membuat merek, saya ingin makanan kering ini di packaging agar lebih professional. Mohon saran Bapak.


Ellis Widjaya
Australia

Ibu Elli, melihat suatu peluang dari sesuatu yang Anda kerjakan secara tidak sengaja merupakan hal yang baik sekali. Pada saat orang lain sulit memulai bisnis, Anda sudah mendapatkan peluang itu.

    Yang menarik di sini, adalah bisnis yang Anda akan jalankan menyangkut dua Negara: Indonesia dan Australia. Perlu dipikirkan, adakah perizinan yang harus Anda urus di sana. Semisal pembentukan perusahaan atau badan usaha.

    Selain itu, Anda juga harus megetahui aturan hubungan dengan ekspor dan impor. Jika Anda ingin mengirim barang dari Indonesia yang melakukan impor, mengetahui aturan berhubungan dengan ekspor dan impo. Jika Anda ingin mengirim barang dari Indonesia yang melakukan ekspor atau badan usaha di Australia yang melakukan impor. Namun, jika Anda menjual dari skala kecil, cukup mengirim lewat jasa pengiriman udara.

    Mengingat produk yang akan Anda pasarkan secara professional adalah makanan kering, tentunya ada ketentuan lain, khususnya di Negara Australia. Anda harus memperhatikan dan mengetahui persyaratan apa saja yang diminta untuk memasukkanmakanan ke Australia. Menurut saya, ini tidak mudah.

    Soal kamasan (packaging), dengan mengemas ulang berarti Anda bertanggung jawab terhadap produk yang Anda kemas. Termasuk Anda harus mengurus perizinan tentang makanan di BP POM atau mengurus perizinan produk Industri Rumah Tangga (IRT). Ini sisi dari sisi Indonesia.

    Namun, dari sisi Australia apkah itu cukup? Untuk itu, Anda perlu mencari informasi detailnya disana.

    Kemasan bukan hanya memberi kesan professional, tapi juga membuat produk menjadi premium dan menarik. Namun, kemasan juga juga menjadi salah satu alat agar produk kita tidak cepat rusak dan aman. Sehingga faktor higienis, estetis terjaga.

    Jika informasi saya yang berikan agak merepotkan, usul saya Anda dapat bekerja sama dengan perusahaan local Australia dengan bayar sedikit biaya untuk memasukan produk Anda.

    Jika memungkinkan, Anda bisa menjadi partner di Australia sehingga Anda hanya berkonsentrasi pada perngiriman barang dari Indonesia. Pihak partner local Australia lah yang mengurus perizinan agar produk Anda dapar masuk ke sana.

Semoga jawaban saya yang singkat ini dapat membantu Anda. Artikel-artikel yang di tulis dapat di baca di http://1000pengusaha.wordpress.com. Untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan pembaca dapat mengirim email ke: erwin.halim.mba@gmail.com.

Sumber : Koran Kontan 06 Desember 2013
   

Ajakan Training Membeli Properti Tanpa Berutang



Pertanyaan:
Pak Erwin Halim Yth.
Saya diajak teman untuk mengikuti training membeli rumah tanpa utang bank. Terus terang, saya agak bingung waktu dengar judul training tersebut.
        Tapi selidik punya selidik ternyata ada penawaran pembelian apartemen di salah satu kota besar. Saya agak curiga dengan judul dan penawaran training ini. Mohon pencerahan bagaimana logikanya karena saya tertarik membeli sebagian Properti sebagai bagian dari usaha saya.

Vonny Caroline
Surabaya

Jawaban:
Ibu Vonny, dalam membaca iklan memang harus berhati-hari Bu. “Membeli rumah tanpa utang bank” bukan berarti tanpa utang dan tanpa uang. Banyak orang heran dengan bahasa ilkan membeli rumah tapa utang bank karena kebanyakan orang berpikir kalau membeli rumah ambil utang di Bank. Tentunya bagi sebagian orang lainnya yang tidak perlu utang bank, dapat membeli dengan tunai.

        Ada lagi yang berkata bahwa belinya tidak tunai, bagaimana maksudnya? Ya juga bisa pembelian dengan pembayaran tunai, tetapi dengan pembayaran tunai, tetapi bukan dengan meminjam uang di bank, tetapi meminjam uang dari keluarga terdekat atau teman.

        Intinya tetap memakai uang pinjaman, namun bukan dari bank. Lagi-lagi,  ini hanya istilah yang acap kali dipakai pembuat training.

        Level berikutnya memang lebih canggih. Membeli dengan cara berutang bank, tidak meminjam uang kerabat atau saudara Anda. Anda hanya membayar sebagian dari uang muka tanda jadi.

        Namun, ibu juga harus berhati-hati membacanya iklan ini, uang muka tanda jadi. Adanya peraturan yang mewajibkan jumlah minimal dari uang muka pembelian Properti banyak pemasar dari pengembangan memainkan beberapa istilah ini.

        Kalau  Anda membeli properti dan Anda mencicil tanda jadinya, Anda bukan mencicil rumahnya. Tidak ada penandatanganan akta jual beli disini.

       Setelah selesai mencicil tanda jadi (yang sebenarnya jumlah totalnya sebesar uang muka pembelian yang ditentukan pemerintah juga) barulah Anda mencicil pembelian Properti. Jadi sebenarnya Anda tidak punya hak atas cicilan yang Anda sudah lakukan.

        Yang menarik pada level terakhir ini, pemberi training atau trainer Properti akan mengajak Anda untuk mencari pembeli dari Properti yang Anda bayar cicilan uang mukanya. Yakni Properti yang masih dalam tahap “sunrise”, yaitu Properti yang pasarnya sedang naik.

        Itulah yang mereka usulkan untuk Anda bayar cicilan uang mukanya, setlah itu Anda dapat menjualnya kepada orang lain dengan harga yang lebih tinggi karena harganya memang sedang naik. Mereka melihat peluang dari selisih dari kenaikan harga jual.

        Yang menjadi perhatian saya adalah seberapa banyak informasi yang diberikan dalam trainng tersebut. Saat ini, sudah semakin sedikit Properti yang “sunrise” dan apakah selalu ada pembelinya. Saya percaya kalau pemasar akan mengatakan “banyak sekail”. Jawaban itu untuk mereka, tetapi apakah juga cocok untuk Anda?

        Untuk menjadikan Properti sebagai usaha, ada banyak caranya untuk dijual kembali. Anda juga bisa berbisnis kos-kosan.
Semoga jawaban saya yang singkat ini dapat membantu Anda. Artikel-artikel yang di tulis dapat di baca di http://1000pengusaha.wordpress.com. Untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan pembaca dapat mengirim email ke: erwin.halim.mba@gmail.com.

Sumber: Koran Kontan, 22 November 2013