Friday, February 22, 2013

Kiat Sukses Mengelola Bisnis Game Online

PERTANYAAN:
Pak Erwin,
Saya web based game developer dan pernah memasuki bisnis game online dengan tiga orang karyawan selama 1,5 tahun. Karena kekurangan konsumen, saya akhirnya menutup usaha saya.

Sekarang ini, saya ingin memulai lagi memasuki insdustri game, namun persaingan semakin ketat dan market semakin sempit. Bagaimana memasuki dan dapat sukses di bisnis tersebut?

A.B. Gunawan
Jakarta
JAWABAN :
Pak A.B. Gunawab, tentunya Anda lebih tahu dalam mendevelop game daripada saya, terutama dalam hal coding. Pertanyaan Anda sebenarnya tidak mudah dijawab karena bersifat strategis dan perlu lebih banyak informasi lagi. Memang banyak yang gagal dalam bisnis game developer. Saya tidak tahu, seberapa besar Anda ingin berinvestasi dalam bisnis ini pada langkah berikutnya.

Tapi, di beberapa Negara maju, seperti industry kreatif seperti bisnis game development ini sangat maju. Industry ini banyak menampung tenaga kerja terampil yang tentunya membutuhkan banyak biaya untuk tenaga kerja tersebut. Bukan hanya teknologi informasi/game developer yang diperlukan untuk membuat coding yang mumpuni, namun juga dibutuhkan banyak designer, ahli bahasa, saoud effect expert, dan animator.

Pada intinya,selain memberi peluang yang besar, bisnis ini juga membutuhkan sumber daya manusia yang besar, biaya  yang besar, dan resiko yang juga besar. Untuk memasuki bisnis ini, sebaiknya Anda mencari jaringan pemasaran yang dapat membantu memasarkan produk  Anda, yaitu berupa voucher untuk akses ke web game Anda memang pada awalnya akan mengurangi profit Anda. Namun, dengan membuat sebuah terobosan awal dari produk Anda, Quantity access yang besar daru customer Anda akan tetap memberi profit.

Kerjasama pemasaran ini juga harus ada batasannya. Tujuannya agar setelah produk berkembang, Anda dapat dibuat sequel produk dengan kontrak pemasaran yang berbeda. Dengan cara ini, Anda memiliki bargaining power agar proporsi bagi hasil jatah Anda menjadi lebih menguntungkan.

Strategi lain adalah juga menjual prosuk untuk versi offline, yakni dijual lewat DVD atau program dengan software, produk Anda dapat dijual di banyak tempat tidak secara virtual. Produk offline ini untuk brand awareness. Tentunya, pada produk offline, banyak fitur-fotur yang dibatasi agar produk versi online tetap diminati.

Versi offline memang ada peluang di bajak. Namun, banyak juga software developer yang piawai untuk mengakali agar software yang offline ini dapat tidak dapat dibajak.

Tapi, para game developer mengatakan, jika game Anda belum dibajak, berarti game Anda belum sukses! Tentu saja, bukan tujuan kita kalau software kita dibajak. Pernyataan itu hanya semacam benchmark laku tidaknya sebuah produk.

Tapi, hal paling penting yang perlu Anda pikirkan adalah business model dari usaha Anda. Cobalah berdiskusi dan mencari business model yang menghasilkan added value yang berbeda dan sangat berbeda dengan game lain. Semoga sukses.


Sumber : Kontan 22 Februari 2013

Saturday, February 16, 2013

Bisnis donat masih menjanjikan, lo


Donat sudah menjadi salah satu makanan favorit di Indonesia. Sebagai kudapan favorit, donat banyak dijajakan, baik di mal-mal maupun pinggir jalan. Sampai sekarang, masih banyak penjaja donat baru bermunculan. Mulai dari yang independen hingga yang ikut kemitraan atau waralaba dari merek-merek tertentu.
 Di tengah ketatnya persaingan, pemilik gerai donat gencar melakukan inovasi dengan meluncurkan produk-produk baru. Tujuannya adalah, agar pelanggan tidak bosan dengan rasa dan bentuk donat yang itu-itu saja.
Alhasil, gerai-gerai donat tetap ramai diserbu pembeli. Bisnis donat pun tetap bertumbuh. Hal ini terungkap dari sejumlah pewaralaba bisnis donat yang usahanya pernah KONTAN kupas  sebelumnya. Jumlah gerai dan mitra mereka kini semakin bertambah banyak. Nah,    berikut ini perkembangan bisnis donat mereka.
 Donat Bakar
 Donat Bakar alias Dokar sudah berdiri sejak April 2008. Ketika KONTAN mengulas kemitraan usaha donat ini pada Mei 2012, Donat Bakar sudah memiliki 50 gerai, dua di antaranya adalah milik sendiri. Kini, mitra Donat Bakar bertambah menjadi 60 orang. Sementara, total gerainya saat ini menjadi 63 unit, dua di antaranya milik sendiri. Pemilik Dokar Iwan Abu Shalih mengatakan, sepanjang tahun 2012 sebenarnya ada sekitar 10 gerai mitra yang tutup. Namun, mitranya juga bertambah sebanyak 10 orang yang buka gerai di Jabodetabek, Gresik, dan Blora.
 Menurutnya, mitra yang menutup gerai ini biasanya mitra yang hanya coba-coba dalam berbisnis. Jadi, “Sekarang total ada 60 mitra yang sudah menunjukkan komitmen sejak awal bisnis,” ujarnya.
Untuk menjadi mitra Donat Bakar, cukup merogoh kocek sebesar Rp 7 juta saja. Dengan biaya sebesar itu, mitra akan mendapatkan satu unit booth, peralatan masak, bahan baku untuk 100 donat, dan aneka topping untuk donat.
 Namun, jika membuka gerai di luar Pulau Jawa, Donat Bakar mewajibkan mitra membayar tambahan biaya sebesar  Rp 8 juta untuk pengiriman peralatan dan lain-lain.
Dulu, Iwan memberlakukan sistem koordinator wilayah untuk mitra yang berada di luar Jawa. Dengan membayar biaya Rp 30 juta, koordinator wilayah akan dibantu memproduksi sendiri donat. Hanya, sistem koordinator wilayah kini sudah tidak dibuka lagi. Namun demikian, ada beberapa koordinator wilayah, seperti di Samarinda dan Kendari, tetap berjalan.
 Sistem kordinator wilayah Iwan hentikan karena pernah menemui pengalaman tidak mengenakkan dengan koordinator wilayah di Aceh. Lantaran tidak bertanggungjawab, mitra-mitra yang ada di bawah pimpinan koordinator wilayah di Aceh tidak terurus dan menjadi beban pusat. Supaya bisnisnya terus berkembang, Iwan mengaku rajin melakukan inovasi produk. “Sekarang sudah ada 42 pilihan rasa donat yang saya buat, di antaranya adalah rasa oreo dan almond,” ujarnya.

Tahun ini, Iwan juga menyiapkan satu variasi produk baru, yakni donat kukus. Namun, varian ini masih dalam proses penggodokan. “Dalam waktu dekat akan kami luncurkan,” janjinya. Sedang untuk harga jual donat masih dibanderol Rp 2.500–Rp 5.000 per buah. Iwan mengatakan, meski kisaran harga masih sama, di beberapa gerai, harga donat dinaikkan Rp 500–Rp 1.000 untuk mengerek omzet.
 Donat Madu Cihanjuang
Donat dengan campuran madu asli Sumbawa di dalamnya merupakan keunggulan dari merek donat yang satu ini. Usaha donat ini dirintis oleh Ridwan Iskandar bersama sang istri, Fanina Nisfulaily sejak Mei 2010.Donat Madu Cihanjuang mulai menawarkan kemitraan pada April 2011. KONTAN terakhir menulis kemitraan donat ini tahun lalu. Saat itu, Donat Madu Cihanjuang sudah memiliki 20 gerai. Sebanyak 14 di antaranya milik mitra dan enam lainnya milik pusat.
 Perkembangannya hingga kini cukup baik. Sekarang telah ada 48 gerai Donat Madu Cihanjuang. “Milik mitra ada 38 gerai, selebihnya pusat,” tutur Fanina. Dalam waktu dekat ini, Fanina mengklaim, total gerainya akan bertambah menjadi 70 outlet. Ia mengaku telah mengantongi sejumlah kemitraan baru yang akan segera buka. Jumlah mitranya bertambah pesat karena dia selalu menjaga kualitas produk. Sehingga, banyak yang tertarik membeli maupun bermitra. “Kami tidak berusaha mencari mitra, kebanyakan justru mitra yang datang sendiri ke kami,” klaimnya. Selain kualitas, Donat Madu Cihanjuang juga terus mencoba menyajikan menu baru. Hingga kini telah ada sekitar 60 varian rasa donat yang tersedia di gerai mereka. Mengenai paket kemitraan, harganya telah meningkat. Sebelumnya, Donat Madu Cihanjuang menawarkan paket kemitraan Rp 20 juta untuk franchise fee dan perlengkapan operasional. Tapi, itu belum termasuk interior yang diperkirakan mencapai Rp 25 juta untuk tiap gerai.
 Saat ini, paket kemitraannya naik menjadi Rp 56,5 juta. Biaya itu telah termasuk franchise fee selama lima tahun, resep serta pelatihan senilai Rp 20 juta. Sementara sisanya yang sebesar Rp 26,5 juta dipakai buat penyediaan perlengkapan produksi dan bahan baku awal donut. “Sedang interior dan tempat masih dari mitra,” tambah Fanina. Jadi, mitra masih harus menambah biaya tergantung luas dan interior tempat yang diinginkan. Fanina hingga kini tetap tidak memungut royalty fee. Namun, bahan baku donat tetap harus berasal dari pusat. “Khususnya premix donatnya karena berkaitan dengan kualitas donat,” jelasnya.
 P-DO Donat Kentang
 Usaha donat bernama P-DO, kepanjangan dari Potato Donut, berdiri tahun 2007. Tak lama berdiri, P-DO yang bermarkas di Pulogadung Trade Center, Jakarta Timur mulai menawarkan kemitraan. Tak dinyana, peminatnya ternyata cukup banyak. Terbukti, saat KONTAN mengupas tawaran kemitraan dari P-DO tahun lalu, mereka sudah mempunyai 50 gerai. Dari jumlah itu, sebanyak enam gerai milik pusat dan sisanya milik mitra. Sekarang, total gerai P-DO sudah bertambah menjadi 75 outlet. Dari jumlah itu, gerai pusat ada empat. Namun, gerai yang benar-benar aktif hanya berjumlah 60 unit.
 Saat ini, mitra P-DO tersebar di Jakarta, Depok, Bekasi, Cibinong, Bogor, Tangerang, Cileungsi, dan Bandung. Fariko Ngantung, Kepala Marketing P-DO, mengatakan, nilai investasi yang ditawarkan sudah mengalami perubahan. Pada 2012 terdapat dua paket: paket Rp 6 juta  dan paket Rp 11 juta. Saat ini, paket investasi yang ditawarkan sebesar Rp 7 juta untuk booth indoor dan Rp 9 juta untuk booth outdoor. Namun, untuk harga produknya sendiri tidak mengalami kenaikan. “Masih di rentang Rp 2.500 hinggga Rp 5.000 per buah,” kata Fariko.
 Menurut Fariko, inovasi rasa sangat berperan penting dalam pengembangan bisnis ini. Terkait inovasi rasa, P-Do memiliki rasa buah mocca sebagai varian barunya. P-Do juga menargetkan akan terus melakukan kreasi rasa baru untuk donat kentang. Guna menjaring mitra, P-DO pun gencar melakukan promosi di media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Selain itu, P-DO juga gencar memanfaatkan event-event tertentu semacam pameran sebagai sarana promosi. P-Do menargetkan sampai akhir tahun 2013 nanti bisa menjaring 50 mitra baru.
 Bidik Kelas Atas dengan Donat Berkualitas
PELUANG usaha donat di kelas menengah bawah masih cukup menjanjikan. Terbukti, gerai-gerai donat di segmen ini tetap ramai diserbu pembeli. Di level kemitraan atau waralaba, bisnis ini juga berkembang karena paket investasi yang ditawarkan para pewaralaba donat relative kecil.

Erwin Halim, pengamat waralaba dari Proverb Consulting, menilai banyaknya pemain donat di kelas menengah bawah akan memacu kreativitas para pengusaha donat. Mereka dituntut melakukan diferensiansi, menonjolkan keunikan, dan mempertahankan kualitas produk. Beberapa merek donat di segmen ini, seperti Donat Bakar, P-Do, dan Donat Madu Cihanjuang, sukses melakukan ketiga hal tersebut.”Ketiganya memiliki keunikan dan menawarkan produk donat yang spesifik,” katanya.
 Namun, tidak cukup berhenti di situ. Para pengusaha donat, Erwin menyarankan, juga harus memiliki tim marketing yang kuat. Dengan produk yang oke, ditambah tim marketing yang mumpuni, bisnis ini bisa semakin berkembang. Terutama, di daerah-daerah yang tingkat persaingannya belum begitu ketat. Soal pemilihan lokasi, harus berada di tempat-tempat keramaian. Erwin juga member saran, supaya para pemain bisnis donat tidak hanya fokus mengusung konsep booth. Menurutnya, perlu juga dipikirkan pengembangan usaha dengan konsep kafe. Konseo ini bisa mengerek kelas donat, dari kelas mengah bawah menjadi kelas menengah atas. Nah, setelah kelasnya naik, otomatis nilai paket investasi dalam sistem kemitraan atau waralaba juga akan meningkat.

Sumber : Kontan Sabtu, 16 Februari 2013
Marantina, Revi Yohana, Pravita Kusumaningtias, Havid Vebri

Friday, February 8, 2013

Dalam Waralaba, Wajib Ada SOP dan Dukungan Franchisor

PERTANYAAN:
Pak Erwin Halim,
Beberapa bulan lalu, saya membeli sebuah usaha waralaba laundry. Setelah saya jalankan, ternyata dukungan dari franchisor tidak seperti yang mereka janjikan. Malah, saat ini omzet usaha tidak dapat saya gunakan untuk menutup biaya operasional. Apa yang harus saya lakukan?
H Jamil,
Jombang, Jawa Timur



JAWABAN :
Bapak H. Jamil, dalam kasus Anda, ada dua sisi yang perlu Anda menjalankan bisnis waralaba ini sesuai dengan SOP (Standard operasional procedure) yang diberikan oleh franchisor kepada Anda atau tidak. Kalau Anda merasa sudah menjalankan SOP, apakah hal itu sudah dijalankan dengan benar?

Termasuk, di dalam pelaksanaan SOP bukan hanya dalam operasional saya yang dilakukan, tapi juga sales and marketing. Apakah semua prosedur sales dan marketing sesuai.

Apakah target pasar atau market segment bisnis Anda sudah sesuai? Apakah tempat yang dipakai untuk bisnis saat ini dilakukan penilaian atau uji, sehingga menjadi tempat yang layak untuk usaha waralaba Anda?

Banyak sekali franchisor yang meloloskan uji lokasi demi mendapatkan hak franchisee. Bisnis berjalan menguntungkan atau tidak di lokasi itu termasuk nomor sekian. Yang penting adalah usahanya sudah terjual dilakukan pemindahan lokasi. Kalau lokasi bisnis itu Anda sewa, tentu masih memungkinkan untuk dipindahkan ke tempat atau lokasi lain. Namun, jika lokasinya milik Anda sendiri dan baru beli tentu akan sulit memindahkannya. Hal ini akan memakan waktu dan biaya.

Dalam bisnis binatu (laundry), banyak sekali trik-trik secara teknis yang dapat dilakukan untuk memajukan usaha. Di beberapa daerah di Indonesia, misalnya, banyak laundry kiloan yang harganya sangat murah. Dari segi persaingan, tentu harga murah itu sangat kompetitif.

Namun, setelah ditelusuri, ternyata banyak binatu yang “tidak wajar” dalam prosesnya, sehingga harga super murah itu tidak memberi kepuasan kepada konsumen. Mungkin sekali konsumen pada kelas tertentu akan lari meninggalkan tawaran bisnis Anda.

Kedua yang harus diperhatikan dalam waralaba adalah bimbingan berkelanjutan dari franchisor kepada franchisee. Hal ini pering diperhatikan karena jika tidak ada bimbingan dengan baik, franchisor tidak memberi nilai lebih kepada franchisee dalam  hal bisnis yang sudah dibeli.
Dan, bila tidak ada dukungan berupa bimbingan berkelanjutan, tentu Anda dapat meminta pertanggungjawaban ke pihak franchisor berdiskusi membahas permasalahan yang Anda hadapi.

Bagaimana dengan janji-janjinya sebelum Anda membeli bisnis binatu ini? Minta kepada pihak franchisor untuk ikut mencarikan solusi bagaimana agar bisnis Anda ini bisa mendekati realistis dari proyeksi keuangan yang dulu pernah diilustrasikan oleh franchisor.

Anda juga dapat meminta bantuan asosiasi franchise sebagai penengah agar franchise franchisor mau memenuhi janjinya. Jika semua sudah dijalankan, namun franchisor tidak kunjung menolong Anda, langkah terakhir adalah melaporkannya kepada kementrian yang bersangkutan , yaitu kementrian perdagangan.

Sebelum anda mengajukan pengaduan ke Kantor Kementrian Perdagangan, pastikan franchisor Anda memiliki STPW (Surat Tanda Pendaftaran Waralaba) sebagai bukti bahwa usaha itu berizin, dan juga bisnis Anda sebagai franchise juga perlu mempunyai STPW.

Selain itu, perlu Anda pastikan juga dari awal, apakah bisnis yang Anda beli itu adalah sebuah bisnis waralaba , atau kategori lain, seperti business opportunity (BO) atau kemitraan. Semoga selalu berhasil.



Sumber : Kontan Sabtu 8 Februari 2013