Menimbang Penawarn kemitraan Quickie Eat & Tasted Asal Jakarta
Fahriyadi, Kontan, 1 Oktober 2010
JAKARTA.
Burger sudah menjadi menu lazim di negeri ini. Berbagai gerai penjaja burger terus bermunculan, mulai dari kelas gerobak hingga restoran waralaba asing.
Meskipun persaingan usaha roti tumpuk isi daging ini kian ketat, bukan berarti tak ada lagi celah di bisnis ini. Kesan mahal harga mahal sudah musnah. Apalagi seka-rang banyak penjaja burger kelas kelas gerobak menawarkan burger berharga murah.
Di antara sekian penjaja burger, terselip nama Quickie Eat&Tasted.Quickie menawarkan menu makanan cepat saji berupa burger dan hotdog.
Hadir sejak tahun lau, Quickie juga menawarkan kemitraan. Kini, Quickie memiliki dua gerai sendiri dan satu gerai mitra.
Guz Ardi, pemilik Quickie Eat&Tasted, masih yakin bahwa kedai burger tetap diminati masyarakat. Sebab, burger telah menjelma menjadi makanan rakyat. “Tak peduli usia maupun golongan, semua menyukai burger,” katanya.
Pria berumur 24 tahun ini menargetkan menu andalannya mampu merangkul semua segmen. Dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 16.000 per porsi, Ardi yakin burger dan hotdognya mampu bersaing dengan burger buatan restoran dan kedai lain.
Nah untuk menjadi mitra Quickie, calon pemodal harus mengeluarkan investasi Rp 10 juta. Paket kerjasamanya selama dua tahun.
Dengan investasi sebesar itu, mitra akan mendapatkan booth, peralatan lengkap, bahan baku awal, serta pelatihan. Selama periode kerjasama, mitra akan dibebaskan dari royalty. “Mitra diberikan keleluasaan melakukan inovasi menu namun tetap atas persetujuan pusat,” kata Ardi. Keleluasaan itu membuat mitra tidak hanya terpaku pada menu burger saja. Mitra mengkombinasikannya dengan menu lain, seperti spagethi atau rice bowl, yaitu daging burger dengan campuran nasi.
Ardi mengklaim menu yang disajikan Quickie terdiri dari 100% daging tanpa MSG atau bahan kimia lainnya. “Saus dan mayones diracik sendiri, jadi aman bagi kesehatan,” ujarnya. Sembari terus berpromosi, dia menjamin kesegarannya karena selalu memantau pengiriman bahan ketangan mitra.
Ardi meyakini, mitra biasa meraup omzet Rp 15 juta perbulan dari usaha ini. Jika target omzet itu tercapai, maka kemungkinan balik modalnya maksimal 4 bulan.
Argumentasinya, peta persaingan usaha burger dikotakota besar belum terlalu besar. Sebab hanya ada satu atau dua pemain besar di waralaba burger yang menguasai hampir 50% pasar burger.
Jadi, Ardi optimis, sampai akhir tahun ini akan ada dua gerai baru lagi. Bahkan, dia juga berencana menawarkan paket investasi miniresto senilai Rp 55 juta, yang berjangka waktu dua tahun.
Erwin Halim, konsultan waralaba dari Proverb Consulting, menyatakan, saat ini kemitraan burger masih mempunyai mangsa pasar yang cukup luas. Namun, ia mengingatkan, mudahnya orang untuk meniru usaha ini menjadi kelemahan yang perlu di waspadai. “Mudah ditiru kompetitor sehingga sulit berkembang jika tidak memiliki nilai lebih,” imbuh dia.
Paket investasi Quickie sebesar Rp 10 juta, menurut Erwin, juga terlalu mahal. Sewajarnya untuk produk dengan nama baru, paket investasi awalnya di kisaran Rp 5 juta – 7 juta. Karenanya, dia menghim-bau Ardi agar mengkaji ulang nilai paket investasi termasuk menambahkan sesuatu yang menarik bagi mitra. “Agar investasi sepadan dengan apa yang di dapat,” pungkasnya.
Simulasi Usaha Quickie Eat & Tasted Paket booth di jakarta Rp 10 juta | |
Investasi Awal | |
Gerai (booth) dan peralatan | Rp 10.000.000 |
Total Investasi Awal | Rp 10.000.000 |
Sewa tempat satu tahun pertama di minimarket | Rp 6.000.000 |
Total modal awal | Rp 16.000.000 |
Pendapatan harian (50 porsi x Rp 10.000) | Rp 500.000 |
Total omzet bulanan (Rp 500.000 x Rp 30 hari) | Rp 15.000.000 |
Pengeluaran perbulan | |
-Bahan baku (60 % omzet) | Rp 9.000.000 |
-Gaji 2 karyawan (@ Rp 1.250.000 | Rp 2.500.000 |
-Sewa tempat | Rp 500.000 |
-Biaya listrik dan gas | Rp 300.000 |
-Total pengeluaran per bulan | Rp 12.300.000 |
Laba bersih perbulan | Rp 2.700.000 |
Balik Modal Rp 10 juta : Rp 2,7 juta = Sekitar empat bulan
Sumber Quickie Eat&Tasted dan Riset Kontan
No comments:
Post a Comment