PERTANYAAN:
Pak Erwin Yth.
Saya memiliki sebuah kursus yang sudah berjalan puluhan
tahun, karena pemiliknya dalam yayasan sering sekali pengambilan keputusan
menjadi lambat. Beberapa kali wacana untuk membuat kursus ini menjadi
professional dibicarakan, namun tidak pernah berujung final.
Bulan lalu, pemilik gedung tempat kami sewa, meminta kenaikan
harga sewa karena harga sewa yang kami bayar jauh lebih murah dari ruko sejenis
di sekitar kami. Jadi, dalam bulan depan kursus kami terpaksa harus tutup
,
karena kami belum mempunyai tempat namun mendadak harus pindah. Bagaimana pendapat Bapak? Apa yang harus kami lakukan bila
tetap ingin menjalankan bisnis ini.
Albert Kartini,
Jakarta Pusat
JAWABAN:
Saudara Albert, profesionalisme memang target dan tuntutan
konsumen. Dengan lebih professional menangani bisnis dan memberi pelayanan yang
makin baik kepada konsumen, konsumen lebih puas dan banyak bisnis yang
kehilangan pelanggan dan akhirnya harus tutup karena masalah pindah tempat,
akhirnya akan mengajak teman-temannya atau membawa pelanggan baru.
Pada tahap selanjutnya, omzet dan profit akan bertambah
istilah “value chain”yang dikenalkan oleh Porter ini sebenarnya wajib kita
jalankan kalau ingin bisnis kita bisa maju.
Saya pikir baik struktur organisasi maupun tim memberi dari
manajemen perusahaan bapak harus dikaji ulang. Selain itu, perlu dipertegas
lagi peranan masing-masing tim memberi.
Kenapa pengambilan keputusan lama dan kenapa keputusan
penting dan strategi berlarut-larut serta tidak langsung dikerjakan.
Tentunya hal ini dipengaruhi oleh key person dalam struktur
organisasi kursus bapak. Sangat disayangkan kalau kursus yang sudah berjalan
puluhan tahun tiba-tiba harus ditutup karena masalah sewa tempat. Saya pikir
dengan dapat berjalannya bisnis bapak selama puluhan tahun, tentunya selain
pengalaman yang memadai dari bapak dan tim, membuktikan bahwa bisnis bapak ada
profit dan juga memiliki customer base yang besar.
Alangkah baiknya, tim memberi dari manajemen kembali memikirkan untuk renegoisasi harga sewa. Paling tidak
selama setahun atau mungkin beberapa bulan diperpanjang. Sementara
diperpanjang, bapak dan tim dalam yayasan bisa mencari tempat baru untuk
memindahkan customer bapak.
Alternatif lain, menurut
saya, carilah strategic partner yang baru. Bisa dengan menyuntik dana segar
agar yayasan dapat menyewa, malah kalau perlu membeli tempat baru. Memang yang
menjadi pertimbangan adalah partner baru akan banyak gesekan dan mungkin
ketidak sepahaman.
Namun hal ini positifnya,
kemungkinan partner baru bisa menerobos kebuntuan dalam komunikasi atau
pengambilan keputusan dari masalah yang ada selama ini. Kemungkinan lain adalah
mencari partner kerjasama bukan dalam bentuk investasi baru. Bapak dan tim bisa
bekerjasama dengan kursus-kursus yang tidak sejenis dengan sistem bagi hasil.
Jadi pihak kursus lain
menyediakan tempat dan fasilitasnya, sementara bapak dan tim menyediakan guru
dan supporting materialnya. Silabus, kurikulum dan tentunya customer base yang
memadai.
Cara ini mungkin lebih
memungkinkan bagi tim bapak karena intervensi dari luar tim tidak terlalu
besar. Hal penting yang perlu dijaga adalah proses pengambilan keputusan HARUS
CEPAT. Saya melihat banyak bisnis yang “hanya” masalah pindah tempat harus
kehilangan customernya dan makin lama akan sepi sampai akhirnya perusahaan harus
tutup. Semoga insight dari saya dapat memberi pencerahan dan keberhasilan
kepada usaha kursus bapak.
Sumber : Kontan 22 Maret 2013
No comments:
Post a Comment