APAKAH
anda pernah mencicipi makanan bernama sloppy joe? Penganan yang merupakan
variasi sandwich yang berisi daging cincang, bawang dan saus. Dari menu inilah,
Valentino Ivan terinspirasi membuat varian kudapan baru yang memadukan burger
dan sloppy joe. Ivan membuat menu itu lantaran ingin tampil beda. Memang,
ketika mau membuka usaha burger pada 2008 sudah banyak pemainnya. “Jadi, saya
coba inovasi baru dengan memadukan burger dan sloppy joe buatan Ivan terbilang
unik. Bentuknya seperti burger, namun dalam satu tangkup roti tak hanya berisi
selapis daging cincang, bawang dan saus.
Dibawah bendera
Big Joe Burger, Ivan getol mempopulerkan menu tersebut. meski gerainya dinamai
Big Joe Burger, namun menu andalannya adalah sloppy koe. Ada beberapa pilihan
menu, seperti sloppy joe, double sloppy cheese joe, long joe, slopyy long, sloppy
cheese long, dan big joe burger. Harganya berkisar Rp 18.000 sampai Rp 20.000-an
per porsi. Supaya produknya bisa dikenal luas masyarakat, ia mulai menawarkan
peluang kemitraan pada 2009. Sekarang, sudah ada total 40 gerai yang tersebar
di Jabodetabek, Yogyakarta dan wilayah Sumatera. Empat belas gerai milik Ivan.
Ivan mengemas
tiga pilihan paket kemitraan Big Joe Burger. Pertama, paket biith semilai Rp 30 juta, lalu paket outler dengan
investasi Rp 50 juta. Terakhir paket resto senilai Rp 75 juta. Untuk paket
booth dan outlet, mitra akan mendapatkan booth, peralatan masak, pelatihan
karyawan, freezer, dan manual book untuk masa kerjasama tiga tahun. Perbedaannya
paket outler dapat menjual sloppy joe dan 1 brand lain yang masih dibawah
bendera big joe burger, seperti martabak sarang tawon.
Sedangkan,
paket resto akan mendapat tambahan berupa renovasi , sou nd system, meja dan
kursi, chiller, dan counter. Mitra akan diperkirakan bisa meraih omzet berkisar
Rp 12 juta sampai Rp 30 juta perbulan, tergantung paket yang diambil. Jika mitra
bisa mengantongi untung sekitar 25% dari omzet, maka ditargetkan bisa balik
modal sekitar 10-13 bulan. Pengamat Waralaba
Erwin Halim menilai, menu burger atau sandwich sudah punya pasar sendiri,
terlebih di Jakarta. Namun, karena pemainnya sudah banyak, produk yang
ditawarkan harus punya keunikan. Menurut Erwin,
kisaran harga yang ditawarkan Big Joe Burger, lebih menyasar kalangan menengah
ke atas. “Jadi, mereka harus mengeksplorasi keunikan produk, rasa, cara
marketing dan kualitas produk supaya bisa bersaing,” paparnya.
Adapun,
tercapai atau tidaknya target omzet, kata Erwin
akan tergantung lokasi gerai. Sementara, target balik modal 13 bulan masih
masuk akal untuk bisnis makanan. Ia menyarankan, calon mitra untuk survey usaha
ini terlebih dahulu/” cari tahu keberhasilannya, termasuk jumlah gerai yang
sukses. Tanyakan pula, bagaimana strategi produk ini bisa cepat laku, sarannya.
Big Joe
Burger
Jl.
Anggrek Rosliana Raya
No. 112A
Pamerah
021-93077332
Sumber :
Kontan, 09 April 2013
Pravita Kusumaningtian, Dupla
Kartini PS
No comments:
Post a Comment