PERTANYAAN:
Yth. Pak Erwin,
Saya
akan lulus kuliah tahun ini dari jurusan teknik sipil. Rencananya, dalam waktu
dekat saya ingin memulai bisnis jasa drafting konstruksi bangunan dan design
arsitektur, sambil juga bekerja.
Bagaimana
mengenali kebutuhan calon konsumen saya, sementara saya belum banyak pengalaman
dalam bidang ini, meskipun secara akademis saya mengusainya. Mohon
penjelasannya.
Fatma
Palmerah, Jakarta
JAWABAN:
Saudari
Fatma, secara sederhana, dalam berbisnis kita memerlukan mendefinisikan apakah
nilai (value proposition) yang kita tawarkan kepada calon konsumen (customer
segment), mengenal konsumen kita, dan bagaimana cara menyampaikan (channeling)
nilai yang kita tawarkan tersebut kepada calon konsumen kita.
Kita
harus dengan jelas mengerti dan menentukan ketiga bagian tadi. Saat ini, nilai
yang kita tawarkan kepada konsumen (dalam hal ini adalah jasa) tidak hanya
berdasarkan sumber daya alias kemampuan yang kita miliki (resource-based).
Bukan
juga yang ditawarkan hanya dari kebutuhan pasar saja (market-based). Lebih dari
pada itu, melainkan gabungan keduanya atau yang kita kenal dengan valuebased
yang ditawarkan kepada konsumen kita.
Kalau
kita mampu mengetahui kebutuhan konsumen, namun tidak memiliki kemampuan di
sumber daya, maka konsumen mungkin akan kecewa dan akhirnya meninggalkan kita.
Didi lain, jika kita memiliki sumber daya namun tidak memiliki pasar, adalah
hal yang mubazir.
Jadi
kita harus dapat melihat dari kedua sisi tersebut. Dengan cara demikian, sumber
daya yang kita miliki juga adalah kebutuhan pasar atau konsumen kita.
Resouce
atau sumber daya yang kita miliki dapat ditingkatkan dengan mendapat pengalaman
– pengalaman dari bisnis yang kita jalani dengan cukup waktu. Misalnya melalui
studi di sebuah institute baik formal maupun non formal (bisa berupa workshop
atau seminar), melalui diskusi dengan teman-teman sejawat atau sebidang. Serta
masih banyak lagi cara lain untuk mengembangkan sumberdaya dari berbagai sumber
lainnya. Namun, bagaimana mengerti market kita?
Market
kita, dalam hal ini konsumen, dapat kita eksplorasi kebutuhan dan keinginannya
dengan cara melihat, apa masalah yang sedang dihadapi konsumen kita (pain), dan
keuntungan apa yang diharapkan oleh calon konsumen (Gain) dari kita.
Kedua
kata tersebut, yakni Pain dan Gain akan sangat membantu kita untuk cepat
mengenalinya. Lalu bagaimana mengetahui Pain dan Gain konsumen kita?
Cobalah
Anda merasakan dan mengerti Pain dan Gain dari konsumen Anda dengan cara mencoba
menjadi konsumen! Ikuti, telusuri dan amati kalau anda menjadi seorang
konsumen. Misalnya, hal-hal apa saja yang membuat konsumen merasa di kecewakan,
tidak puas atau malah sampai benci kepada jasa yang akan Anda tawarkan.
Misalkan,
pemilik rumah seringkali dikecewakan akan hal apa kalau mereka ingin mendesain
dan membangun rumahnya? Dan sebaliknya, apa yang diharapkan oleh konsumen dari
masalah-masalah yang sudah mereka hadapi itu.
Begitu
juga jalan keluarnya. Apa solusi yang Anda tawarkan? Dan bagaimana kepuasan
konsumen dapat dicapai? Apa keinginan seorang pemilik rumah yang akan membangun
rumahnya? Banyak-banyaklah bertanya kepada pemilik rumah yang baru membangun
rumahnya. Dengan begitu, anda bisa mendapatkan kedua hal tadi.
Melalui
pemikiran seperti itu, saya berharap dapat memberikan sedikit pencerahan bagi
Anda dalam merencanakan untuk membuka sebuah bisnis. Semoga jawaban saya
singkat ini dapat membantu Anda.
Sumber : Kontan Jumat, 26 Juli 2013