Yth. Bpk. Erwin Halim
Saya memiliki kedai bakmi selama hampir 20 tahun. Mula-mula
sulit saya jalankan, namun setelah beberapa tahun, berkembang sampai dalam
sehari penjualan saya dapat mencapai 40 kg bakmi.
Namun dalam dua tahun terakhir penjualan saya menurun hanya
sekitar 10 kg perhari, kalau ramai hanya 15 kg per hari. Selama ini pelayanan
dan produk saya sama saja hampir tidak ada yang berubah. Sementara di sekitar
saya ada tiga kedai bakmi lainnya, yang dua tetap ramai dan satu malah
tutup.Yang menjadi pertanyaan saya mengapa penjualan saya menurun, bagaimana
meningkatkannya?
Agoan-kartini
Jakarta
JAWABAN:
Dear Bapak Agoan,
Tentunya saya memerlukan lebih banyak informasi dari sekadar.
Dari ukuran-ukuran penjualan yang bapak berikan memang secara drastis terjadi
penurunan. Kalau melihat lingkungan si sekitar bapak juga ada kecenderungan
penurunan penjualan dengan adanya kedai bakmi yang ditutup.
Bakmi adalah produk yang unik, hampir di seluruh dunia ada.
Namun semuanya memiliki keunikan rasa dan variasi berbeda. Ada kekhasan dalam
setiap produk. Dalam sebuah laporan media masa, malah mi instan sudah
menggantikan beras untuk sebagian masyarakat Indonesia yang berpola hidup
tertentu. Ini menunjukkan kalau permintaan mi instan atau bakmi sangat bagus.
Namun, dari perkembangan yang ada, tetap saja ada yang disukai dan tidak. Jadi,
konsumennya tetap ada untuk masing-masing segmen makanan.
Kembali ke kedai bakmi bapak. Menurut saya, kalau kita tetap
memberikan pelayanan yang seperti biasa, kita akan tertinggal. Karena
lingkungan kita berubah. Ada kemungkinan konsumen kita juga berubah, selain
pesaing kita berubah. Dengan memberikan yang sama (mungkin tetap baik) dan
konsumen kurang menyukainya, hal ini menunjukkan ada kemungkinan konsumen kita
menyukai hal-hal lain yang tidak, atau belum kita penuhi.
Dengan tidak berubah, mengadaptasi atau melihat keinginan
dan kebutuhan konsumen, artinya kita tidak mengisi kebutuhan pasar atau konsumen
kita. Kita melihat beberapa restoran bakmi yang terkenal tetap dapat bertahan sampai saat ini dan malah membuka cabang
baru. Artinya mereka dapat melihat peluang dari kebutuhan dan keinginan
konsumen atau pasar.
Ada banyak yang dapat kita berikan kepada konsumen, karena
begitu banyak persaingan yang ada. Dari deferensi produk (variasi produk),
dapat berupa perubahan rasa, tambahan
menu makanan dan minuman, kemasan, pelayanan kepada pelanggan, teknik
marketing, penampilan outlet, jasa antaran, membuka cabang di tempat lain dan
lain sebagainya.
Inti dari usaha yang harus bapak lakukan adalah melihat dan
mencari apa yang menjadi keunikan/kelebihan dari produk dan layanan dari bakmi
bapak, dan apa yang menjadi keinginan konsumen bapak. Mungkinkah banyak
konsumen yang kurang menyukai penggunaan vetsin (MSG) karena semakin banyak
yang sadar kesehatan?
Mungkinkah konsumen ingin ada variasi jenis bakmi ada yang
halus, lebar, kriting dan lainnya, adanya variasi topping, mungkin pangsitnya,
baksonya, jenis sambelnya ada yang cair, cabe potongan, atau tingkat
kepedasannya ataupun tambahan jenis minuman yang tidak biasa. Hal ini tentunya
perlu waktu, dan harus disadari saat ini di semua lini bisnis terus terjadi
perubahan. Yang tidak berubah adalah perubahan ini (artinya harus ada
“perubahan” terus menerus).
Semoga bapak berhasil mengidentifikasi dan meningkatkan
penjualan kedai bakmi bapak. Untuk informasi lebih detail bapak dapat mengirim
email ke Erwin.halim.mba@gmail.com.
Sumber : Kontan 3 mei 2013
No comments:
Post a Comment