Yth. Pak
Erwin
Saya memiliki
sebuah apotek di Jakarta, dengan jumlah 10 karyawan. Di dalam kios kecil banyak
sekali nama-nama obat yang harus di hafal (ada sekitar 1.500), dan sering kali
kami kurang stok barang atau terlewatkan tanggal kadaluwarsa.
Saya pernah
mendapat tawaran dari IT programmer untuk membuat program stok barang. Namun setelah
jadi, kami tidak sanggup melakukan data entry, sehingga akhirnya kami membayar
tenaga lepas untuk data entry. Setelah selesai ternyata aplikasi yang dibuat
juga tidak sesuai dengan yang saya perlukan, malah membuat kami kacau dalam
menjalankan sistem operasional. Sementara si programmer lepas tangan. Ia menganggap
saya tidak memberitahu masalah-masalah yang saya hadapi di awal. Bagaimana sebaiknya
pak?
Yunita
Pasar Baru
JAWABAN:
Dear Ibu
Yunita, sejauh ini ada dua kemungkinan penggunaan teknologi informasi (TI) dalam
bisnis, yaitu sebagai pendukung atau kompetensi utama bisnis.
Sebagai contoh,
mesin pencari di internet, media social, e-commerce dan e-newspaper adalah
bisnis yang kompetensi utamanya menggunakan TI sebagai tulang punggung bisnisnya.
. teknologi yang digunakan selain terkini, juga membutuhkan perhatian dan dana
yang khusus.
Teknologi
di sini menjadi sangat penting bagi perusahaan-perusahaan tersebut. Kesalahan memilih
dan menjalankan berikabat fatal, karena vitalnya teknologi di bisnis ini. Teknologi
malah menjadi strategi utama bisnisnya.
Namun sebagian
bisnis lain, seperti restoran, bengkel dan juga apotek, membutuhkan TI sebagai
pendukung. Artinya, kalau TI digunakan akan membantu meningkatkan keberhasilan
bisnis dan kalau tidak digunakan akan membantu meningkatkan keberhasilan
bisnis, dan kalau tidak digunakan tidak membuat bisnis ambruk. Contoh nyata
bisnis Ibu sendiri.
Pada beberapa
bisnis, TI sudah bergeser menjadi kompetensi utama, misalnya pada bank. Dulu penggunaan
TI di bank sebagai pendukung, namun sekarang menjadi sangat penting dan menjadi
kompetensi utama. Kedua hal ini harus jelas bagi Ibu Yunita agar jelas
penggunaan TI dalam bisnis Ibu.
TI di
apotek akan sangat membantu operasional seperti mempercepat proses pencarian ,
memeriksa stok barang, pemesanan, dan penjualan. Seharusnya aplikasi di apotek ada peringatan kadaluwarsa obat yang hampir
habis. Sistem FIFO (first In First Out) akan sangat berguna memisahkan obat mana
yang harus dikeluarkan. Monitoring obat yang hampir habis, sehingga harus
segera dipesan ke distributor, akan sangat membantu. Monitoring obat-obat yang
sering laku juga sangat membantu untuk menentukan berapa banyak obat yang harus
di stok. Malah aplikasi yang baik, dapat memprediksi obat-obat yang harus
dipersiapkan temporer lebih banyak, seperti pada waktu menghadapi libur
panjang.
Inti dari
pemaparan saya di atas adalah, pembuatan aplikasi untuk apotek harus mengerti
proses bisnis yang Ibu hadapi. Data entry selain dapat menggunakan tenaga
lepas, juga bisa dengan hanya mengisi data obat-obat yang baru dipesan, obat
yang penjualannya perlahan-lahan hingga akhirnya habis secara alami.
Ibu tidak
perlu terlalu stress dengan data entry. Karena itu bukan bisnis utama Ibu.
Mintalah kontrak dengan pembuat aplikasi TI tadi, misalnya selama dua tahun atau
tiga tahun. Kalau perlu, aplikasi yang ibu pakai menggunakan sistem sewa,
sehingga kalau ada masalah, pembuat ikut bertanggung jawab. Jadi, penggunaan TI
haruslah membantu agar apotek Ibu makin meningkat performance-nya. Bukan malah
repot, dan akhirnya merugikan Ibu sendiri.
Semoga jawaban
saya dapat membantu Ibu. Untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan, pembaca
dapat mengirim email ke: Erwin.halim.mba@gmail.com
.
No comments:
Post a Comment