Pertanyaan:
Pak Erwin Halim Yth.
Saya diajak teman untuk mengikuti training membeli
rumah tanpa utang bank. Terus terang, saya agak bingung waktu dengar judul
training tersebut.
Tapi
selidik punya selidik ternyata ada penawaran pembelian apartemen di salah satu
kota besar. Saya agak curiga dengan judul dan penawaran training ini. Mohon
pencerahan bagaimana logikanya karena saya tertarik membeli sebagian Properti
sebagai bagian dari usaha saya.
Vonny Caroline
Surabaya
Jawaban:
Ibu Vonny, dalam membaca iklan memang harus
berhati-hari Bu. “Membeli rumah tanpa utang bank” bukan berarti tanpa utang dan
tanpa uang. Banyak orang heran dengan bahasa ilkan membeli rumah tapa utang
bank karena kebanyakan orang berpikir kalau membeli rumah ambil utang di Bank.
Tentunya bagi sebagian orang lainnya yang tidak perlu utang bank, dapat membeli
dengan tunai.
Ada lagi
yang berkata bahwa belinya tidak tunai, bagaimana maksudnya? Ya juga bisa
pembelian dengan pembayaran tunai, tetapi dengan pembayaran tunai, tetapi bukan
dengan meminjam uang di bank, tetapi meminjam uang dari keluarga terdekat atau
teman.
Intinya
tetap memakai uang pinjaman, namun bukan dari bank. Lagi-lagi, ini hanya istilah yang acap kali dipakai
pembuat training.
Level
berikutnya memang lebih canggih. Membeli dengan cara berutang bank, tidak
meminjam uang kerabat atau saudara Anda. Anda hanya membayar sebagian dari uang
muka tanda jadi.
Namun, ibu
juga harus berhati-hati membacanya iklan ini, uang muka tanda jadi. Adanya
peraturan yang mewajibkan jumlah minimal dari uang muka pembelian Properti
banyak pemasar dari pengembangan memainkan beberapa istilah ini.
Kalau Anda membeli properti dan Anda mencicil tanda
jadinya, Anda bukan mencicil rumahnya. Tidak ada penandatanganan akta jual beli
disini.
Yang
menarik pada level terakhir ini, pemberi training atau trainer Properti akan
mengajak Anda untuk mencari pembeli dari Properti yang Anda bayar cicilan uang
mukanya. Yakni Properti yang masih dalam tahap “sunrise”, yaitu Properti yang
pasarnya sedang naik.
Itulah
yang mereka usulkan untuk Anda bayar cicilan uang mukanya, setlah itu Anda
dapat menjualnya kepada orang lain dengan harga yang lebih tinggi karena
harganya memang sedang naik. Mereka melihat peluang dari selisih dari kenaikan
harga jual.
Yang
menjadi perhatian saya adalah seberapa banyak informasi yang diberikan dalam
trainng tersebut. Saat ini, sudah semakin sedikit Properti yang “sunrise” dan
apakah selalu ada pembelinya. Saya percaya kalau pemasar akan mengatakan
“banyak sekail”. Jawaban itu untuk mereka, tetapi apakah juga cocok untuk Anda?
Untuk
menjadikan Properti sebagai usaha, ada banyak caranya untuk dijual kembali.
Anda juga bisa berbisnis kos-kosan.
Semoga jawaban saya yang singkat ini
dapat membantu Anda. Artikel-artikel yang di tulis dapat di baca di http://1000pengusaha.wordpress.com.
Untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan pembaca dapat mengirim email ke: erwin.halim.mba@gmail.com.
Sumber: Koran Kontan, 22 November 2013
No comments:
Post a Comment