Jakarta.
Makanan cepat saji bento dari jepang cukup popular dan memiliki peminat
tersebdiri di Indonesia. Di negeri asalnya, bento berarti makanan bekal yang
komplit dan dikemas dalam satu wadah. Maka, pelaku usaha makanan di tanah air
juga menyajikan bento yang terdiri dari nasi dan lauk pauk dalam satu kemasan
kotak. Tak sulit
menemukan gerai bento di pusat-pusat perbelanjaan. Sejak beberapa tahun
terakhir, memang banyak pebisnis yang menjajal usaha bento. Ada juga yang
membuka tawaran kemitraan. Umumnya, mereka membidik konsumen, mereka membidik
konsumen menengah ke bawah. Dari hasil
ulasan KONTAN terhadap tiga kemitraan usaha bento, perkembangan tidak semoncer
beberapa tahun sebelumnya. Memang, masih ada kemitraan yang jumlah gerainya
bertambah, namun ada pula yang berkurang. Para pemilik
usaha punya alasan tersendiri terkait surutnya jumlah gerai. Selain alasan perubahan model gerai, juga karena kalah bersaing dengan competitor besar. Berikut
hasil ulasan dari tiga kemitraan usaha bento, yakni Takeshi Bento, My Bento,
dan Ikki Bento.
ü
Takeshi
Bento
Usaha bento
ini termasuk yang sudah cukup lama beroprasi. PT Travitindo Pratama membuka
gerai Takeshi Bento perdana di Jakarta pada 2004 silam. Takeshi
Bento menyajikan makanan khas jepang seperti beff yakiniku, ebi furai, chikern
teriyaki, chicken katsu, fish stick, chicken strips, chicken wing, frech fries,
yakameshi, dan miso shiro. Saat Kontan
mengulas tawaran kemitraan ini pada Agustus 2012, sudah ada 150 gerai. Kurang lebih
sethun berselang, jumlah gerainya masih bertumbuh. Sekarang tercatat ada total
180 gerai yang tersebar di Pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera
hingga Papua.
Manager Pemasaran
PT Travitindo Pratama Tomy mengklaim, menggeliatnya jumlah gerai Takeshi Bento
di berbagai daerah di tanah air, karena memang investasi yang ditawarkan
menarik. Pasalnya, paket usaha bento ini membidik konsumen dari kalangan
menengah ke bawah, yang terbilang luas.
Apalagi,
ada paket investasi rumah, sehingga mitra tidak harus mencari tempat usaha. “usaha
bisa dijalankan dirumah,” ujar Tomy.
Rentang harga
menunya pun relative terjangkau, yakni mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 20.000
per porsi. Sejauh ini, Takeshi bento masih menawarkan paket kemitraan yang sama.
Ada empat pilihan paket investasi, yaitu paket rumah senilai Rp 4 juta. Lalu,
paket booth dengan investasi Rp 12 juta. Kemudian, paket food court seharga Rp
80 juta, dan paket restoran dengan investasi Rp 150 juta.
Dengan banyaknya
pilihan paket investasi dan harga tang relative murah, Tomy optimis, jumlah
gerai Takeshi Bento masih bisa bertambah ia menargetkan hingga penghujung
tahun ini, bisa menambah 20 gerai baru, sehingga total berjumlah 200 gerai.
Sepaya
target bisa tercapai, pihak pusat juga menyiapkan inovasi menu. Menu terbarunya
berupa sajian nugget. Inovasi menu dilakukan demi menarik pelanggan supaya
tidak bosan. Kata Tomy, pihaknya sedang mengembangkan menu-menu cemilan yang
diharapkan bisa diperkenalkan pada dua bulan ke depan.
ü
My
Bento
Bisnis bento
yang berpusat di Jatiwaringin Pondok Gede, Jakarta Timur ini telah beroperasi
sejak 2006. Pemiliknya, Dede Sulaiman kemudian mulai menawarkan peluang
kemitraan My Bento pada 2009 ketika Agustus lalu, KONTAN mengulas kemitraan My
Bento, jumlah gerainya sudah mencapai 80 gerai. Namun sekang, jumlah justru
berkurang menjadi hanya 75 gerai.
Dede mengaku,
sejatinya jumlah mitranya masih sama. Namun, ia menggabungkan beberaa mitra
yang dulu membuka gerai berbentuk booth, diganti menjadi bentuk restoran.”kami
mau branding sebagai second linier di bisnis bento, setelah Hoka Hoka Bento,”
ungkapnya.Itu sebabnya
sekang Dede mengganti semua booth My Bento menjadi restoran. Menurutnya, cara
ini dilakukan demi memberikan kenyamanan bagi konsumen. Meski menyasar pasar
kelas menengah ke bawah, kenyamanan gerai tetap hal yang peting.
Jadi,
dari beberapa mitra yang bergabung, ada satu mitra yang ditunjuk sebagai
pengelola gerai, sementara sisanya menjadi investor pasif. Dengan strategi itu,
Dede mengaku , bisnisnya bisa jadi stabil, dan kualitas produk pun lebih
terjaga. Meski begitu,
Dede tidak mengubah besaran paket investasi My Bento. Tetap masih ada enam
pilihan paket, mulai dari paket premium seharga Rp 35 juta, hingga paket super
restaurant senilai Rp 250 juta. Semuanya kini memakai konsep restoran, dengan
luas ruangan mulai 15 meter pesegi m2 hingga 150 m2. Harga jual
produk pun tidak berubah dibanding tahun lalu. Asal tahu saja, My Bento
menawarkan berbagai kuliner asal jepang, seperti shrimp roll, takoyaki, chicken
katsu, dan beef teriyaki. Menu tersebut dibanderol mulai dari rp 8.000 sampai
Rp 20.000 per porsi.
Seperti pebisnis
bento lainnya, Dedy pun rajin menambah varian menu, supaya bisa mempertahankan
pelanggan. Tahun lalu, ia menambah menu chicken soup dan shrimp soup.” Sekarang
menu My Bento sudah lengkap, mulai dari appetizer, yaitu sup menu utama, hingga snack” ujarnta. Ia optimis
masih bisa menambah 10 gerai My Bento hingga tahun ini. Bahkan hingga 2015,
Dede berharap My Bento punya 100 gerai. Ia berencana ekspansi ke daerah
Indonesia Timur.”pasarnya cukup bagus di sana. Kami sedang pikirkan menu apa
yang bisa ditambahkan supaya cocok untuk masyarakat Papua dan sekitarnya,”
ucapnya.
ü
Ikki
Bento
Abri
Mada merintis usaha Ikki Bento di Bekasi sejak 2005. Lima tahun kemudian ia
mulai membuka peluang kemitraan. Sayangnya, setelah ,mengalami masa kejayaan
beberapa tahun silam, kini usahanya mulai meredup. Kondisi ini terbukti dengan
berkurangnya jumlah gerai dan mitra.
Tahun lalu
tercatat masih ada 15 gerai Ikki Bento. Namun, sekang hanya tersisia 11 Gerai
yang semuanya berlokasi di wilayah Pulau Jawa. “Dulu, saya memiliki 200 mitra
yang berjualan di gerobak-gerobak, tapi kini sudap tutup semua,”ujar Abri.
Menurutnya,
sejak dua tahun lalu, ia sudah tidak menawarkan kemitraan Ikki Bento. Ia memilih
fokus mengelola gerai yang sudah ada. Katanya, usaha ini meredup dua alas an,
yaitu mahalnya ongkos kirim, dan ketatnya persaingan dengan competitor besar,
seperti Hoka Hoka Bento.”kami produksi bahan baku di Jakarta untuk kirim ke
luar Pulau Jawa, makanya mahal sekali. Sulit memasang harga jual yang murah
kepada konsumen,”paparnya.
Selain
itu competitor besar mulai meluncur paket Rp 10.000 yang sudah termasuk nasi
dan gorengan. Hal ini memukul telak usaha bento miliknya. Mayoritas pembeli
beralih ke competitor dengan merek yang lebih terkenal.”Kami jadi tidak bisa
bersaing,” keluh Abri.Selain tetap
berusaha mengelola dan mempertahankan operasional gerai yang ada, Abri saat ini
juga senang fokus mengembangkan bisnis baru di bidang kuliner tradisional
Indonesia. “Saya
juga tetap memikirkan inovasi untuk usaha bento ini. Tapi mungkin masih dua tahun
lagi bisa meluncur di pasar,” imbuhnya.
Temukan Diferensiasi dan Keunikan
Produk
Pengamat waralaba dari Proverb Consulting Erwin Halim menilai,
menu bento sebetulnya sudah cukup populer di kalangan masyarakat saat ini. Dengan
semakin dikenalnya bento, pemain di bisnis kuliner ini pun semakin banyak.”konsekuensinya,
persaingan dengan pemain besar dan sudah populer,” tuturnya.
Meski begitu,
Erwin melihat, masih ada sejumlah
pemain yang bisa bertahan dan tumbuh. Katanya, jika gerai takeshi Bento bisa
bertambah, artinya si pemilik usaha bisa menemukan suatu keuinikan atau
kelebihan dibanding yang lain.
Jadi bisa
dibilang, meskipun pemainnya banyak ataupun terjadi kejenuhan, sebetulnya tetap
ada peluang untuk sukses di bidang usaha bento. Yang harus dilakukan pemilik
gerai adalah mencari kelebihan dan keunikan yang bisa ditawarkan kepada konsumen.” Kalau mau bersaing dengan pemain besar, jangan head to head dengan
kelas dan produk yang sama persis. Akan tetapi, pemilik usaha harus pintar
mencari celah dimana pemain utama tidak bermain disitu” papar Erwin.
Celah yang
perlu dicari pemilik usaha cukup banyak. Misalnya menyasar target konsumen yang berbeda, varian produk
yang berbeda, ukuran, rasa hingga harga jual yang berbeda dengan pemain besar.
Apalagi mengingat
jenis makanan ini sudah cukup popular pemain bento harus pintar mencari
diferensiasi produknya.”carilah keunikan produk. Sehingga dikenal konsumen dan
bisa terus berkembang,”Imbuh Erwin.
Sumber :
Kontan Sabtu 15 Juni 2013
Noor M.
Falih, Marantina, Prvita K, Revi Yohana
No comments:
Post a Comment