Friday, September 9, 2011

Kesegaran Cendol Belum Kendor

Melihat kembali tawaran kemitraan usaha minuman cendol dan dawet Cendol Desa, Cendol Gading, dan Dawet Jabung

Kontan, 10 September 2011
Handoyo, Dea Chaiza

MENEGUK segelas es cendol akan sangat menyegarkan dihari-hari yang lagi panas seperti belakangan ini. Cendol yang terbuat dari tepung beras itu yang kemudian disajikan dengan santan kelapa dan gula merah plus es serut itu memang punya banyak penggemar.
Cendol Desa, Cendol Gading, dan Dawet Jabung Cap Gentong adalah beberapa merek cendol terkenal. Meraka pun telah menawarkan usaha kemitraan untuk es cendol itu sebagai upaya mengembangkan usaha. Walau persaingan usaha cendol semakin ketat, namun dengan investasi yang terjangkau, jumlah mitra ke-3 usaha cendol itu semakin bertambah. Bahkan Cendol Gading bisa menambah 100 mitra sejak Mei 2010 lalu.

*Cendol Desa

Berdiri pada 2007, Cendol Desa lumayan sukses dalam mengembangkan konsep kemitraan. Menawarkan usaha kemitraan sejak 2009, Cendol Desa saat ini telah memiliki 13 Mitra. Jumlah itu akan bertambah delapan menjadi 21 mitra dalam waktu yang dekat.“Tinggal menunggu beberapa persyaratan lagi,” ujar Tatang Kusdiana, pemilik Cendol Desa. Selain tersebar di Jabodetabek, mitra Cendol Desa juga ada di Majalengka, Ciamis, dan Bandung.

Menurut Tatang, bertambah jumlah mitra itu seiring dengan berubahnya paket kemitraan yang ditawarkan. Pada Mei 2010, saat KONTAN mengulas Cendol Desa, Tatang menawarkan paket gerobak kayu seharga Rp 5,9 Juta dan paket gerobak besi seharga Rp 5,9 Juta. Namun saat ini dia hanya menawarkan satu paket senilai Rp 15 juta. “Agar pengelolaannya lebih fokus, “katanya.

Dengan peningkatan nilai investasi, Tatang juga menambah fasilitas yang diberikan Calon mitra tidak hanya mendapatkan satu Outlet, namun lima sekaligus, termasuk perlengkapan usaha dan media promosi. Cuma, mitra harus menyiapkan lokasi usaha di tempat ramai seperti lingkungan perumahan, perkantoran, atau mal.

Mitra tidak perlu repot menyiapkan bahan baku, sebab nantinya Cendol Desa akan memasok bahan baku yang diperlukan. Keharusan mitra untuk membeli bahan baku dari pusat dimaksudkan untuk mempertahankan standar rasa. Tatang mengaku memiliki racikan rahasia sehingga rasa cendolnya istimewa.

Untuk setiap paket bahan baku terdiri dari gula, tepung dan cendol, dan daun suji harganya Rp 20.000. bahan baku tersebut bisa dipakai untuk 25 gelas cendol dengan harga jual Rp 4.000 per gelas. Dengan target penjualan sebanyak 50 gelas, mitra akan mendapatkan omzet sebesar Rp 200.000 per hari.
Dari penjualan tersebut, mitra akan mendapatkan keuntungan bersih sekitar 50%. Sebab harga pokok produksi sekitar Rp 2.000 per gelas, sehingga mitra bisa balik modal dalam tiga bulan.

Hanya saja, mitra tidak berjualan selain cendol. “ mitra diperbolehkan membuat variasi rasa, namun cendol dengan rasa original tetap yang paling laris,”katanya.

*Cendol gading

Cendol gading didirikan Nurul Huda pada 1996 di bandung, Jawa Barat. Namun baru menawarkan kemitraan pada 2005. Saat ini jumlah mitra Cendol gading sudah sebanyak 600 mitra. Julah tersebut melonjak 100 mitra jika dibandingkan dengan Mei 2010 lalu ketika KONTAN mengulasnya,”perkembangannya cukup pesat,” ujar Nur.

Nur menawarkan dua paket investasi senilai Rp 5 juta dan Rp 9 juta. Invesatsi Rp 5 juta diberikan untuk mitra yang berada di Jakarta, sedangkan Rp 9 juta untuk mitra diluar Jakarta. Nilai investasi untuk mitra di Jakarta mengalami kenaikan dari 7Rp 7,5 juta pada Mei 2010 lalu. Menurut Nur kenaikan biaya investasi dikarenakan melambungnya harga bahan baku.

Untuk anda yang berdomisili, dengan investasi Rp 7,5 juta, maka anda akan mendapatkan gerobak atau booth serta pelengkapan usaha komplit. Mitra juga akan mendapatkan pasokan bahan baku berupa cendol, tepung, gula, dan daun suji seharga Rp 35.000 sampai Rp 40.000. satu paket bahan baku cukup untuk membuat 75 gelas cendol.

Sedangkan untuk mitra yang berada di luar Jakarta, akan mendapatkan tambahan peralatan produksi cendol. “ ini untuk mengatasi bahan baku cendol yang tidak tahan lama,” katanya. Selain memberikan alat pembuat cendol, Nur juga memberikan pelatihan Produksi.

Dengan harga jual Rp 4.000 samapi Rp 7.000 per gelas tergantung lokasi, omzet per hari diperkirakan mencapai Rp 200.000 sampai dengan Rp 350.000. omzet itu didapatkan dari penjulan 50 gelas cendol tiap hari. Jika target itu tercapai maka balik modal akan terjadi setelah tiga bulan.

Melihat antusiasme masyarakat akan usaha cendolnya, Nur berencana menawarkan paket mini resto. Tak hanya menawarkan minuman cendol, konsep mini resto miliknya juga akan menawarkan banyak menu makanan.

*Dawet Jabung
Cap gentong

Dawet Jabung Cap gentong mulai dirintis pada tahun 2009 di Bekasi, Jawa Barat. Seperti juga halnya dengan Cendol Desa dan Cendol Gading, mitra Dawet Jabung terus bertambah.

Sejak menawarkan kemitraan pada Februari 2010, jumlah mitra Dawet Jabung saat ini telah mencapai 35 mitra yang tersebar di jabodetabek, Jawa Tengah dan Jawa Timur. “Tahun ini ada 20 mitra yang baru bergabung,” kata Hendro Dwi, Manager kemitraan Dawet Jabung. Mitra-mitra baru Dawet jabung tersebar di Sidioarjo, Mojokerto dan Gresik.

Ia mengaku, masih banyak yang tertarik menjadi mitra mitra Dawet Jabung. Namun begitu, pihaknya tidak bisa mengabulkan seluruh permintaan untuk mempertahankan mutu dan kualitas.

Menurut Hendro, saat ini Dawet Jabung masih fokus pada pengembangan usaha di sekitar pulau jawa . sebab, minuman es dawet memang lebih akrab di lidah masyarakat Jawa dibandingkan yang lain. “Es dawet lebih disukai di Pulau Jawa. Kami akan berfikir lagi untuk diluar Jawa,” ujarnya.Karena masih relatif baru Dawet Jabung saat ini masih mempertahankan nilai investasi yang ditawarkan. Ada dua paket kemitraan, yaitu paket mal dan paket kaki-lima.

Paket mal mengharuskan calon mitra merogoh kocek Rp 6,5 juta. Paket ini khusus untuk mitra yang ingin buka gerai di foodcourt atau mal. Dengan harga Rp 5.000 per mangkuk dan target 50 mangkuk per hari, balik modal akan tercapai waktu tiga bulan.

Sedangkan paket kaki lima bernilai Rp 4,5 juta, belum termasuk sewa lokasi, Hendro menargetkan keuntungan bersih mencapai Rp 1 juta per bulan. Keuntungan bersih itu didapatkan dari penjualan 50 mangkuk dawet seharga Rp 3.500 per mangkuk. “ Jadi titik impas dicapai dalam lima bulan,” paparnya.

Dengan masa kerjasama seumur hidup, calon mitra akan mendapatkan fasilitas gerobak berikut perlengkapan usaha, seperti rombong, gentong, canting, gelas, sendok, kursi, banner promosi, dan seragam pegawai. Untuk bahan baku awal, mitra akan mendapatkan dua paket untuk 200 mangkuk.

Agar seragam dalam penyajian, rasa, dan mutu dawet, dawet Jabung akan memberikan resep dan teknik pembuatan dawet. Yang menarik mitra usaha ini boleh membuat dawet sendiri sehingga tidak perlu bergantung bahan baku dari pusat.

Cepat Untung Jika Investasi Lebih dari Satu

CENDOL atau dawet adalah minuman yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Itulah sebabnya minuman ini akan terus bisa bertahan.

Menurut Pengamat Waralaba, Erwin Halim minuman cendol tidak hanya kesukaan orang Jawa saja. Minuman ini bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat baik kelas bawah, menengah maupun atas. Bahkan menurut Erwin, jenis minuman ini bisa berkembang bagus di luar Pulau Jawa. “ Namun perlu ada survei pasar dahulu,” katanya.

Itulah sebabnya, Erwin mengingatkan ketatnya persaingan di bisnis es cendol. Semakin banyak menjual minuman ini membuat pengusaha harus jeli dalam pengembangan pasar, termasuk berani melakukan inovasi urusan rasa.

Walaupun rasa cendol original palingbanyak disukai, penambahan varian rasa baru akan menarik minat konsumen karena ada pilihan rasa yang lain. “Biar konsumen yang menilai,”katanya.

Salah satu keuntungan usaha minuman cendol adalah nilai investasinya yang terjangkau. Inilah yang membuat resiko investasi yang ditanggung calon mitra lebih minimal. Bahkan, agar laba bisa langsung membeli beberapa paket sekaligus seperti yang ditawarkan oleh Cendol Desa.

Dengan nilai investasi di bawah Rp 10 juta dan balik modal rata-rata tiga bulan, menurut Erwin masih masuk akal dan menjanjikan. Bahkan menurutnya, kedepan usaha ini masih propektif.
Yang patut diwaspadai adalah pemilihan lokasi usaha yang tepat. Lokasi usaha merupakan faktor terpenting dalam sebuah usaha makanan. “Pemilik kemitraan harus bantu mitra dalam pemilihan lokasi dan pemasaran produk,” ujarnya.

1 comment:

  1. KEDAI DAWET 99, membuka kembali kemitraan dengan masyarakat luas :
     
    1.       Bagi anda yang memiliki tempat usaha strategis, kami siap bekerjasama dengan anda, kami sediakan semua keperluan alat – alat kedai dawet dan dagangan akan di antar sampai tempat.
    2.       Bagi anda pemilik kantin/warung makan/resto/kafe/warung bakso/mi ayam, kami siap menyediakan menu minuman es dawet 99 yang istimewa, dengan harga khusus yang pasti laku dan untung.
     
    Info lebih detail Hub Marketing kami (office Yogyakarta) : 0813-283-50030,08985479250
     
     
     
     

    ReplyDelete