Wednesday, April 25, 2012

Menjajal bisnis ayam goreng khas padang


Tawaran waralaba atau kemitraan di bisnis kuliner olahan ayam masih terus bermunculan. Tawaran terbaru datang dari Rimbozz Chicken & Burger yang berbasis di Padang, Sumatera Barat. Nilai investasinya mulai Rp 4,9 juta-Rp 50 juta. Sementara omzet mulai Rp 9 juta-Rp 30 juta.

 Bisnis kuliner berbahan baku ayam agaknya masih belum jenuh. Buktinya, pemain di usaha ini terus bertambah. Bahkan tak sedikit yang menawarkan usaha ini lewat jalur kemitraan atau waralaba. Nah, tawaran waralaba terbaru usaha ayam goreng datang dari Rimbozz Chicken & Burger yang berbasis di Padang, Sumatera Barat. Berdiri sejak 2007, Rimbozz Chicken & Burger resmi menawarkan waralaba di awal tahun ini.

Faisal Ichal, pemilik Rimbozz Chicken & Burger mengaku, saat ini sudah ada dua calon terwaralaba yang berminat bekerja sama dengannya. "Sekarang sedang kami proses," ujarnya.

Saat ini, Faisal sudah memiliki lima gerai milik sendiri di Padang. Ia mengklaim, kelima gerai berkonsep resto itu beromzet Rp 1 juta-Rp 1,5 juta per hari. Dengan laba 30%, rata-rata gerai milik Faisal bisa balik modal di bulan keempat. "Karena kinerja bagus itu, saya berani menawarkan waralaba," ujarnya.

Faisal menawarkan tiga paket waralaba. Pertama, paket kios dengan konsep gerobak senilai Rp 4,9 juta. Dalam paket ini, terwaralaba mendapatkan booth, peralatan masak, seragam, banner promosi, serta bahan baku senilai Rp 500.000.

Dalam paket ini, omzet terwaralaba ditargetkan mencapai Rp 300.000 per hari atau Rp 9 juta per bulan. Dengan laba 25%-30%, mitra bisa balik modal di bulan kedua. "Khusus paket ini tak ada biaya royalti," ujarnya.Kedua, paket corner senilai Rp 35 juta. Paket ini mengusung konsep restoran mini dengan luas 16 meter persegi. Terwaralaba akan mendapat instalasi booth dan peralatan tambahan, seperti kulkas, meja, dan kursi.

Selain itu, mereka juga akan mendapatkan bahan baku senilai Rp 1 juta. Omzet paket ini diperkirakan Rp 775.000 per hari atau Rp 23,2 juta per bulan. Dengan laba 25%-30%, mitra balik modal sekitar tujuh hingga delapan bulan. Di paket ini ada biaya royalti 4% dari omzet.

Terakhir, paket restoran senilai Rp 50 juta. Kriteria luas gerainya mencapai 50 meter persegi. Paket ini sudah termasuk desain interior ruangan dan tambahan meja kasir. Omzet mitra yang mengambil paket ini ditargetkan Rp 1 juta per hari atau Rp 30 juta per bulan.Adapun masa balik modal diperkirakan terjadi di bulan ke sembilan hingga bulan ke-12. Dalam paket ini dikenakan biaya royalti 5%.

Selain ayam goreng dan burger, Rimbozz Chicken menawarkan menu lain, seperti chicken teriyaki dan chicken steak. Harganya Rp 9.000-Rp 14.000 per porsi. Semua menu disajikan dengan bumbu tradisional khas Padang.Erwin Halim, konsultan waralaba dari Proverb Consulting menilai, tawaran waralaba dari Rimbozz Chicken & Burger cukup menarik, khususnya di wilayah Sumatera. Apalagi paket yang ditawarkan cukup murah sehingga bisa terjangkau mitra berkantong tipis.Namun, jika ingin menggandeng mitra di Jakarta, sebaiknya Rimbozz melakukan tes pasar dulu. Soalnya, selain persaingan ketat, mereka juga perlu membangun kepercayaan konsumen bahwa produknya sesuai selera pasar. “Sebaiknya, buka cabang dulu di Jakarta. Kalau sukses, mitra pasti datang,” ujarnya.

  
Rimbozz Chicken & Burger
Jl. By pass Tanjung Sabar No.8 Lubuk Begalung,
Padang , Sumatra Barat
Telp: 0751.977 3 977
Hp. 0812 6666 6777
Email : info@rimbozz.com

Sumber : Kontan 25 April 2012

                Eka Saputra

Friday, April 20, 2012

Menggaet Rezeki dari Para Siswa

Menimbang tawaran kemitraan bimbingan belajar dari Lembaga Pendidikan Bina Ilmu (LPBI)

 
JAKARTA. Bisnis bimbingan belajar (bimbel) terus tumbuh subur. Bisnis ini berkembang karena memang peminatnya semakin besar. Bisnis ini juga semakin marak dengan bermunculan pemain yang menawarkan waralaba atau kemitraan.

Tawaran kemitraan terbaru datang dari Lembaga Pendidika Bina Imnu (LPBI) yang berkantor pusat di Bekasi, Jawa Barat. Berdiri sejak tahun 2011, anak usaha Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) tersebut mulai menawarkan kemitraan pada awal tahun ini.

Saat ini, LPBI sudah memiliki lima cabang. Perinciannya, tiga milik sendiri dan dua milik mitra. Semua cabang tersebut berada di Jabodetabek. Sementara pada tahun 2012 ini. LPBI menargetkan bisa menggaet 22 mitra. “Saat ini sudah ada tiga mitra yang akan bergabung, mereka ada di Matraman, Banda Aceh dan Bali,” jelas Dimas Eka Prastyo, Kepala Humas LPBI.

Saat ini, LPBI menawarkan satu paket kemitraan sebesar Rp 50 juta. Biaya itu sudah termasuk franchise fee sebesar Rp 20 juta untuk lima tahun masa kontrak. Kemudian mitra akan mendapatkan pelatihan guru, program pembelajaran, dan berbagai kebutuhan yang diperlukan saat membuka cabang.
Setelah kontrak habis, mitra dapat memperpanjangnya tanpa harus membayar franchise fee lagi. Dalam kerja sama ini, LPBI memungut royalty fee 5% dari laba mitra.

LPBI menargetkan, mitra dapat menggaet lebih dari 50 siwa di bulan pertama sejak beroperasi. “kantor pusat akan ikut mencarikan para siswa tersebut,”ujar Dimas. Selanjutnya, jumlah siwa ditargetkan terus bertambah dengan biaya persiswa mulai dari Rp 150.000 samapi Rp 1 juta dalam sebulan, maka omzet mitra diperkirakan dapat mencapai Rp 45 Juta per bulan. “Balik modal empat sampai enam bulan pasca beroperasi,” kata Dimas.

Untuk mencapai target itu, LPBI mengharuskan  mitra memiliki dua kelas yang beroperasi mulai dari pahi sampai malam hari. Kemudian ditambah dua orang guru yang bekerja dari pagi sampai sore.Kantor pusat juga menyediakan seorang guru yang bertugas sesuai jam operasinal bimbel. LPBI menjamin, guru yang mereka sediakan merupakan tenaga professional yang sudah menjalani training  sampai tiga minggu.” Jasi sebelum mengajar sudah kami training,”kata Dimas.

LPBI fokus menawarkan program pelatihan belajar untuk menunjang materi pendidikan di sekolah. LPBI menerima bimbingan siswa mualai dari tingkat sekolah daar (SD), sekolah menengah pertama(SMP), dan sekolah menengah atas(SMA). Untuk SD, LPBI mengajar mata pelajaran seperti matematika, IPA, IPS, bahasa inggris dan bahasa Indonesia.
Sementara di tingkat SMP dan SMA, diajarkan matematika, fisika, biologi, bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan IPS. Selain buat belajar, LPBI juga membuka kursus unutk umum, seperti kursus bahasa asing dan komputer.

Pengamat waralaba dari  Proverb Consulting, Erwin Halim menilai, prospek bisnis bimbingan belajar memang bagus. Terlebih, saat ini pendidikan sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok. Hanya saja, tidak semua pemain di bisnis ini bisa sukses.

Menurut Erwin , ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin sukses berbisnis bimbingan belajar. “Diantaranya lokasi harus strategis,” ujarnya. Selain itu, metode pengajaran dan tenaga pengajarnya juga harus berkualitas .”Tenaga pengajar dan sistem belajar mengajar itu harus betul-betul diperhatikan,”ujarnya.

Terkait tawaran kemitraan dari LPBI, Erwin menilai, estimasi balik modalnya terlalu cepat. Harusnya, kata dia, biaya sewa gedung dan penyusutan peralatan juga disertakan dalam perhitungan balik modal.”Saya menilai rata-rata periode balik modal bisnis lembaga pendidikan ini antara 1,5 tahun sampai dengan dua tahun, jelasnya.

Kantor Pusat LPBI
Jl. Gang Embo Raya No. 4-5,
Jatimulya(samping RS AL Multazam), Bekasi Timur
Telp:021-4452 3907

Sumber : Kontan 19 April 2012
                 : Noverius Laoli, Eka Saputra


Thursday, April 5, 2012

Menimbang tawaran kemitraan dari Huma Ribs, Steak & Shake


Tawaran Usaha Steik Harga Kaki Lima


KENDATI identik dengan makanan barat, steak atau steik sudah memiliki banyak penggemar di Indonesia. Awalnya, daging sapi panggang ini memang, tergolong makanan mewah dan hanya disajikan di hotel-hotel berbintang. Namun, kesan itu hilang seiring maraknya kafe atau restoran yang menjajakan steik.

Bahkan, tak sedikit gerai steik skala kaki lima bermunculan di pinggir jala. Kendati sudah menjamur, toh steik tetap diburu konsumen. Tak heran, bila pengusaha makanan ini terus bermunculan.Bahkan banyak diantara mereka yang menawarkan waralaba atau kemitraa. Tawaran kemitraan terbaru datang dari Bedi Miracle Corporation yang berakntor pusat di Yogyakarta. Sebelumnya, Bedi Miracle telah dikenal sebagai pewaralaba  Quick Chicken, sebuah restoran yang menghadirkan menu olahan ayam goreng.
Sebagai pendatang baru di bisnis steik, Bedi Miracle menawarkan kemitraan restoran steik bernama Huma Ribs, Steik dan Shake. Nana Priyatna, Franchisor Manager Bedi Miracle bilang, Huma Ribs mengusung konsep family resto.

Usaha ini berdiri sejak 7 januari 2012 dan langsung menawarka n kemitraan. “Sebab saat gerai Huma dibuka saat itu pila ada permintaan menjadi mitra,”ujar Nana. Restoran ini menawarkan steik Iga sebagai salah satu menu unggulan. Guna menarik pembeli, Huma Ribs memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk meracik dan mengelola sendiri beberapa menu yang dipesannya.

Dalam tawaran kemitraan ini, Huma Ribs mematok investasi Rp 262 juta. Biaya itu sudah termasuk kerjasama lima tahun, peralatan, desain interior, pelatihan karyawan dan pendampingan kegiatan operasional selama sebulan.Nana memperkirakan, mitra bisa meraup omzet Rp 118 juta perbulan. Dengan royalty 5%, ia mengestimasi mitra balik modal dalam jangka waktu 24 bulan.
Huma menyajikan puluhan variasi menu dengan harga mulai Rp 7.500-Rp 25.000 per porsi. Dengan harga yang relative terjangkau, Huma Ribs membidik pasar keluarga, pelajar, dan pekerja.
Saat ini, menurut Nana, Huma telah memiliki 4 gerai. Dua milik sendiri dan sisanya kepunyaan mitra. “Gerai kami ada di Yogyakarta, dan mitra di Semarang,”lanjutnya.

Ia berharap, Huma mampu menjadi market leader di kelasnya, serta dapat melebarkan sayap untuk ekspansi ke seluruh daerah. “Kami targetkan 40 gerai tahun ini,”katanya. 

Pengamat waralaba dari proverb Consulting, Erwin Halim menilai, prospek bisnis setik di Indonesia masih cukup bagus. Sebagai makanan asing, steik cukup familiar dengan cita rasa lidah orang Indonesia.” Dari segi perhitungan investasi dan balik modal, tawaran ini cukup realistis,”tukas Erwin.
Namun, mengingat usaha ini masih relative baru, franchisor perlu meningkatkan brand usahanya itu.”Butuh waktu untuk membangun kepercayaan dari mitra,”ujarnya.

Bedi Miracle Corporation
Jl. Raya Mejing Wetan No.15, Amabar ketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta
Telp 0274- 6497391

Sumber : Kontan, 05 April 2012
               Fahriyadi, Eka Saputra