Sunday, October 13, 2013

Strategi Sukses Merintis Bisnis Konstruksi



Yth. Bpk.Erwin Halim
                Saya sarjana teknik sipil yang sebentar lagi bekerja. Tapi, saya juga ingin memulai bisnis saya sebagai building contractor. Namun banyak yang memperingatkan saya (karena saya wanita) bahwa bisnis ini cukup menantang dilapangan. Bolekah saya mendapat tips atau saran untuk memulai bisnis ini dari Anda? Terima kasih sebelumnya.
Fatma
Jakarta Selatan


JAWABAN:
Ibu Fatma, menjadi arsitek yang bekerja dibelakang meja menggambar sangat berbeda dengan jasa kontraktor bangunan (building contractor) yang cukup keras dilapangan. Namun, saat ini, ada tiga bidang yang harus diperhatikan, yaiut arsitek, konstruksi dan mechanical engineering (kelistrikan). Kalau kita membangun sebuah bangunan baruu, ketiga bidang tadi harus diurud perizinannya dan setelah memenuhi 
syarat dari P2B (Pengawasan dan Penertiban Bangunan) akan diterbitkan IMB (Izin Mendirikan Bangunan).


                P2B bisa dari tingkat kecamatan atau walikota tergantung luas tanah dan bangunan yang akan dibangun. Artinya, ibuharus menguasai masalah perizinan atau mempunyai rekan yang dapat mengurusnya. MB berhubungan tidak saja masalah hukum, tapi juga teknis.


                Ada kemungkinan rekan yang dapat mengurus masalah legal tapi tidak mengerti masalah teknis, atau sebaliknya. Yang pasti semua bermula dari keinginan konsumen dan harus dipadukan dengan peraturan pemerintah (P2B) dalam perencanaannya.


                Selanjutnya, membuat RAB (Rencana Anggaran Bangunan). Data ini harus riil dari lapangan, dalam hal ini pemasok bangunan, mandor, gaji pekerja dan koefisien-koefisien teknis bangunan yang saya percaya sudah ibu ketahui. Perlu diingat, agar dalam RAB disiapkan biaya-biaya tak terduga, seperti kenaikan harga barang dan biaya untuk keamanan kalau harga naik sampai melebihi biaya tak terduga, dan kontrak dengan mandor/pekerja untuk menjaga kelangsungan proyek agar selesai tepat waktu.


  Hal terakhir, bagaimana mengelola agar proyek djalankan dengan baik oleh para pekerja. Pastikan mandor yang mengatur para pekerja dapat ibu percaya. Tugas ibu adalah menjaga agar semua pekerjaan tepat waktu menurut rencana, kebutuhan bahan-bahan bangunan terus tersedia, gaji pekerja tersalurkan dengan benar, kualitas pekerjaan sesuai permintaan dari pemilik bangunan.


                Juga penting memperhatikan kualitas dan kuantitas bahan bangunan. Sering sekali dari pemasok bahan bangunan ada perubahan kualitas bahan bangunan baik di sengaja maupun tidak. Disengaja dengan memnberi bahan-bahan bangunan yang kualitasnya lebih rendah atau dicampur. Misalnya, bata yang lebih murah dan patah, pasir yang lebih besar dan banyak kerikil, serta ukuran besi beton yang lebih kecil dari pesanan.


                Sering pemasok bahan bangunan mengambinghitamkan cuaca. Misalnya, karena cuaca, pasir putih yang biasa dipesan tidak dapat dikirim. Kadang memang hal ini benar, tetapi pemasok yang kompeten seharusnya menyimpan dan memberitahu pelanggan jika ketersediaan barang kurang atau habis.


                Alasan lain misalnya, musim panen padi yangterlambat menyebabkan harga bata naik. Hal ini mungkin benar. Untuk itu usul saya miliki beberapa pemasok bahan bangunan agar dapat menjaga kualitas dan kuantitas.


                Semoga jawaban saya yang singkat ini dapat membantu Anda. Artikel-artikel yang di tulis dapat di baca di http://1000pengusaha.wordpress.com. Untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan pembaca dapat mengirim email ke: erwin.halim.mba@gmail.com.



Sumber: Koran Kontan, 11 Oktober 2013
                 

No comments:

Post a Comment