Saturday, June 15, 2013

Pasang Surut Usaha Bento

Jakarta. Makanan cepat saji bento dari jepang cukup popular dan memiliki peminat tersebdiri di Indonesia. Di negeri asalnya, bento berarti makanan bekal yang komplit dan dikemas dalam satu wadah. Maka, pelaku usaha makanan di tanah air juga menyajikan bento yang terdiri dari nasi dan lauk pauk dalam satu kemasan kotak. Tak sulit menemukan gerai bento di pusat-pusat perbelanjaan. Sejak beberapa tahun terakhir, memang banyak pebisnis yang menjajal usaha bento. Ada juga yang membuka tawaran kemitraan. Umumnya, mereka membidik konsumen, mereka membidik konsumen menengah ke bawah. Dari hasil ulasan KONTAN terhadap tiga kemitraan usaha bento, perkembangan tidak semoncer beberapa tahun sebelumnya. Memang, masih ada kemitraan yang jumlah gerainya bertambah, namun ada pula yang berkurang. Para pemilik usaha punya alasan tersendiri terkait surutnya jumlah gerai. Selain alasan perubahan model gerai, juga karena kalah bersaing dengan competitor besar. Berikut hasil ulasan dari tiga kemitraan usaha bento, yakni Takeshi Bento, My Bento, dan Ikki Bento.

ü  Takeshi Bento

Usaha bento ini termasuk yang sudah cukup lama beroprasi. PT Travitindo Pratama membuka gerai Takeshi Bento perdana di Jakarta pada 2004 silam. Takeshi Bento menyajikan makanan khas jepang seperti beff yakiniku, ebi furai, chikern teriyaki, chicken katsu, fish stick, chicken strips, chicken wing, frech fries, yakameshi, dan miso shiro. Saat Kontan mengulas tawaran kemitraan ini pada Agustus 2012, sudah ada 150 gerai. Kurang lebih sethun berselang, jumlah gerainya masih bertumbuh. Sekarang tercatat ada total 180 gerai yang tersebar di Pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera hingga Papua.

Manager Pemasaran PT Travitindo Pratama Tomy mengklaim, menggeliatnya jumlah gerai Takeshi Bento di berbagai daerah di tanah air, karena memang investasi yang ditawarkan menarik. Pasalnya, paket usaha bento ini membidik konsumen dari kalangan menengah ke bawah, yang terbilang luas.
Apalagi, ada paket investasi rumah, sehingga mitra tidak harus mencari tempat usaha. “usaha bisa dijalankan dirumah,” ujar  Tomy.

Rentang harga menunya pun relative terjangkau, yakni mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 20.000 per porsi. Sejauh ini, Takeshi bento masih menawarkan paket kemitraan yang sama. Ada empat pilihan paket investasi, yaitu paket rumah senilai Rp 4 juta. Lalu, paket booth dengan investasi Rp 12 juta. Kemudian, paket food court seharga Rp 80 juta, dan paket restoran dengan investasi Rp 150 juta.

Dengan banyaknya pilihan paket investasi dan harga tang relative murah, Tomy optimis, jumlah gerai Takeshi Bento masih bisa bertambah ia menargetkan hingga penghujung tahun ini, bisa menambah 20 gerai baru, sehingga total berjumlah 200 gerai.

Sepaya target bisa tercapai, pihak pusat juga menyiapkan inovasi menu. Menu terbarunya berupa sajian nugget. Inovasi menu dilakukan demi menarik pelanggan supaya tidak bosan. Kata Tomy, pihaknya sedang mengembangkan menu-menu cemilan yang diharapkan bisa diperkenalkan pada dua bulan ke depan.

ü  My Bento

Bisnis bento yang berpusat di Jatiwaringin Pondok Gede, Jakarta Timur ini telah beroperasi sejak 2006. Pemiliknya, Dede Sulaiman kemudian mulai menawarkan peluang kemitraan My Bento pada 2009 ketika Agustus lalu, KONTAN mengulas kemitraan My Bento, jumlah gerainya sudah mencapai 80 gerai. Namun sekang, jumlah justru berkurang menjadi hanya 75 gerai.

Dede mengaku, sejatinya jumlah mitranya masih sama. Namun, ia menggabungkan beberaa mitra yang dulu membuka gerai berbentuk booth, diganti menjadi bentuk restoran.”kami mau branding sebagai second linier di bisnis bento, setelah Hoka Hoka Bento,” ungkapnya.Itu sebabnya sekang Dede mengganti semua booth My Bento menjadi restoran. Menurutnya, cara ini dilakukan demi memberikan kenyamanan bagi konsumen. Meski menyasar pasar kelas menengah ke bawah, kenyamanan gerai tetap hal yang peting.

Jadi, dari beberapa mitra yang bergabung, ada satu mitra yang ditunjuk sebagai pengelola gerai, sementara sisanya menjadi investor pasif. Dengan strategi itu, Dede mengaku , bisnisnya bisa jadi stabil, dan kualitas produk pun lebih terjaga. Meski begitu, Dede tidak mengubah besaran paket investasi My Bento. Tetap masih ada enam pilihan paket, mulai dari paket premium seharga Rp 35 juta, hingga paket super restaurant senilai Rp 250 juta. Semuanya kini memakai konsep restoran, dengan luas ruangan mulai 15 meter pesegi m2 hingga 150 m2Harga jual produk pun tidak berubah dibanding tahun lalu. Asal tahu saja, My Bento menawarkan berbagai kuliner asal jepang, seperti shrimp roll, takoyaki, chicken katsu, dan beef teriyaki. Menu tersebut dibanderol mulai dari rp 8.000 sampai Rp 20.000 per porsi.

Seperti pebisnis bento lainnya, Dedy pun rajin menambah varian menu, supaya bisa mempertahankan pelanggan. Tahun lalu, ia menambah menu chicken soup dan shrimp soup.” Sekarang menu My Bento sudah lengkap, mulai dari appetizer, yaitu sup menu utama,  hingga snack” ujarnta. Ia optimis masih bisa menambah 10 gerai My Bento hingga tahun ini. Bahkan hingga 2015, Dede berharap My Bento punya 100 gerai. Ia berencana ekspansi ke daerah Indonesia Timur.”pasarnya cukup bagus di sana. Kami sedang pikirkan menu apa yang bisa ditambahkan supaya cocok untuk masyarakat Papua dan sekitarnya,” ucapnya.

ü  Ikki Bento

Abri Mada merintis usaha Ikki Bento di Bekasi sejak 2005. Lima tahun kemudian ia mulai membuka peluang kemitraan. Sayangnya, setelah ,mengalami masa kejayaan beberapa tahun silam, kini usahanya mulai meredup. Kondisi ini terbukti dengan berkurangnya jumlah gerai dan mitra.

Tahun lalu tercatat masih ada 15 gerai Ikki Bento. Namun, sekang hanya tersisia 11 Gerai yang semuanya berlokasi di wilayah Pulau Jawa. “Dulu, saya memiliki 200 mitra yang berjualan di gerobak-gerobak, tapi kini sudap tutup semua,”ujar Abri.

Menurutnya, sejak dua tahun lalu, ia sudah tidak menawarkan kemitraan Ikki Bento. Ia memilih fokus mengelola gerai yang sudah ada. Katanya, usaha ini meredup dua alas an, yaitu mahalnya ongkos kirim, dan ketatnya persaingan dengan competitor besar, seperti Hoka Hoka Bento.”kami produksi bahan baku di Jakarta untuk kirim ke luar Pulau Jawa, makanya mahal sekali. Sulit memasang harga jual yang murah kepada konsumen,”paparnya.

Selain itu competitor besar mulai meluncur paket Rp 10.000 yang sudah termasuk nasi dan gorengan. Hal ini memukul telak usaha bento miliknya. Mayoritas pembeli beralih ke competitor dengan merek yang lebih terkenal.”Kami jadi tidak bisa bersaing,” keluh Abri.Selain tetap berusaha mengelola dan mempertahankan operasional gerai yang ada, Abri saat ini juga senang fokus mengembangkan bisnis baru di bidang kuliner tradisional Indonesia. “Saya juga tetap memikirkan inovasi untuk usaha bento ini. Tapi mungkin masih dua tahun lagi bisa meluncur di pasar,” imbuhnya.

Temukan Diferensiasi dan Keunikan Produk

Pengamat waralaba dari Proverb Consulting Erwin Halim menilai, menu bento sebetulnya sudah cukup populer di kalangan masyarakat saat ini. Dengan semakin dikenalnya bento, pemain di bisnis kuliner ini pun semakin banyak.”konsekuensinya, persaingan dengan pemain besar dan sudah populer,” tuturnya.
Meski begitu, Erwin melihat, masih ada sejumlah pemain yang bisa bertahan dan tumbuh. Katanya, jika gerai takeshi Bento bisa bertambah, artinya si pemilik usaha bisa menemukan suatu keuinikan atau kelebihan dibanding yang lain.

Jadi bisa dibilang, meskipun pemainnya banyak ataupun terjadi kejenuhan, sebetulnya tetap ada peluang untuk sukses di bidang usaha bento. Yang harus dilakukan pemilik gerai adalah mencari kelebihan dan keunikan yang bisa ditawarkan kepada konsumen.” Kalau mau bersaing dengan pemain besar, jangan head to head dengan kelas dan produk yang sama persis. Akan tetapi, pemilik usaha harus pintar mencari celah dimana pemain utama tidak bermain disitu” papar Erwin.

Celah yang perlu dicari pemilik usaha cukup banyak. Misalnya menyasar target konsumen  yang berbeda, varian produk yang berbeda, ukuran, rasa hingga harga jual yang berbeda dengan pemain besar.
Apalagi mengingat jenis makanan ini sudah cukup popular pemain bento harus pintar mencari diferensiasi produknya.”carilah keunikan produk. Sehingga dikenal konsumen dan bisa terus berkembang,”Imbuh Erwin.

Sumber : Kontan Sabtu 15 Juni 2013
Noor M. Falih, Marantina, Prvita K, Revi Yohana



No comments:

Post a Comment