Friday, November 1, 2013

Kursus Inggris Masih Cas Cis Cus



Tenaga pengajar berkualitas dan metode pengajaran yang menarik jadi kunci sukses bisnis kursus

JAKARTA, Mahar menguasai bahasa Inggris, menjadi keinginan banyak orang, temasuk orang Indonesia. Maklum, bahasa yang paling popular dan paling banyak digunakan di dunia. Makanya, banyak bermunculan temoat yang menawarkan kursus bahasa inggris

Image
    Para pemilik usaha itu pun banyak yang membuka peluang kemitraan untuk cepat ekspansi usaha, seperti Cita Nusantara. Speakup!!!, dan Smart English.

    Kali ini KONTAN kembali mengulas tiga tawaran usaha kursus bahasa inggris tersebut. Namun, tak semuanya mampu bersaing dan berkembang. Ada usaha yang gerainya melosot. Nah, apa kendala yang dihadapi pemilik usaha sehingga gagal mengembangkan usaha dan apa strategi pemilik usaha sehingga gerai mereka bisa bertambah? Simak ulasan berikut.


·   Cita Nusantara

    Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Cita Nusantara beroperasi sejak September 2003 di Jakarta. Cita Nusantara tidak hanya menawarkan kursus Inggris, tetapi juga menawarkan bahasa-bahasa lain seperti Mandarin, Korea, Perancis, Jerman dan Spanyol. Total ada 12 bahasa. Namun, kemitraan baru ditawarkan pada Januari 2013.

    Usaha ini cukup bisa bersaing rupanya. Buktinya, dalam waktu dari setahun, Citra Nusantara sudah menggaet lima mitra.
    Direktur Utama Cita Nusantara Dondyadi Santoso menyebut, usahanya bisa berkembang, karena tempat kursus ini menawarkan lebih banyak pilihan bahasa dan membidik target seluruh usia. Tim pengajar di setip gerai merupakan pilihan, yang direkrut langsung oleh pusat.

    Sampai saat ini, paket kemitraan yang ditawarkan masih sama yaitu senilai Rp 200 juta. Biaya itu mencakup franchise fee selama lima tahun, dekorasi, furniture, perlengkapan belajat seperti materi dan buku-buku, lalu standar operasional, serta pelatihan guru dan staf. Mitra wajib menyiapkan tempat seluas 250 m2.

    Menurut Dondy, selain harga paket masih sama, tarif kursus pun masih tetap, yaitu Rp 1 juta per tiga bulan untuk satu siswa. Mitra ditargetkan bisa mengantongi omzet Rp 30 juta sebulan. Jika, target laba bersih 40 % tercapai, mitra bisa balik modal sekitar 1,5 tahun hingga 2 tahun.

    Supaya bisa menggaet lebih banyak mitra, Doddy terus gencar berpromosi lewat media online, menyebar brosur dan memasang spanduk. Maklum, sampai penghujung tahun ini ia masih membidik tambahan 4 mitra.

·   Speakup!!
    Kursus bahasa inggris ini berdiri di Bandung pada April 2007. Kemudian sejak 2012 , pemiliknya membuka peluang kemitraan. Speakup!! Menawarkan kursus bahasa inggris untuk anak usia lima tahun hingga kelas karyawan.

    Meski tidak pesat perkembangannya, namun Speakup!! Masih mampu menambah mitra dalam waktu setahun terakhir. Sekarang sudah ada tiga gerai yang seluruhnya berlokasi di Bandung. Satu gerai milik pusat, sementara dua lainnya milik mitra. Sebelumnya ketika KONTAN mengulas tawaran ini Oktober 2012, tercatat baru ada dua gerai.

    Pemilik Speakup!! Freddy Yusanto mengklaim, permintaan membuka gerai sebenarnya cukup banyak. “Kalau kami menuruti permintaan, mungkin kami menuruti permintaan, mungkin kami sudah buka dua sampai tiga gerai lagi,” ungkapnya.

    Ia bilang, ia tak ingin gegabah menambah mitra, karena masih terbilang baru dalam kemitraan. Itu sebabnya, Freddy memutuskan untuk membimbing mitra sampai mencapai target, barulah membuka gerai membuka gerai mitra berikutnya “Target kami, minimal mitra tidak rugi dan bisa menutupi biaya operasional tiap bulan,” tuturnya.

    Sampai saat ini, Freddy terus memperbaharui materi-materi yang dibawakan dalam kursus, supaya kemitraan ini bisa berkembang dan diminati. Misalnya, dengan mengusung topik yang sedang tren. “Fokus kami kan menstimulasi orang untuk berbicara bahasa Inggris, maka pendekatannya bergerak mengikuti tren sekarang, untuk memeancing mereka bicara,” paparnya.

    Freddy masih menawarkan tiga paket investasi,yaitu senilai Rp 15 juta, Rp 30 juta dan Rp 80 juta. Namun, ia mengaku mitra lebih banyak yang tertarik dengan paket Rp 15 juta dan Rp 3 juta, karena tidak berat pada modal awal.
    Syarat menjadi mitra, yaitu menyediakan gerai seluas 150 meter persegi (m2) – 200 m2, yang di bagi menjadi tiga ruang kelas. Pihak pusat memungut biaya royalty 15% dari omzet, mulai bulan keempat. Ke depan, Freddy berencana mengemas paket master franchise atau multi franchise. Dengan begitu, satu mitra bisa membeli hak paten Speakup!! Yang berlaku untuk beberapa lokasi atau wilayah. Katanya, system seperti ini akan memudahkan dalam melakukan pengontrolan dan mempercepat perkembangan gerai.

    “Meski begitu, kami tetap hati-hati pilih mitra. Kami mencari mitra yang memang peduli dengan dunia pendidikan bukan sekedar mau mencari untung,” imbuhnya.

·   Smart English
   
    Kursus bahasa Inggris ini sudah beroperasi sejak Desember 2004 di Yogyakarta. Adapun, tawaran kemitraan baru buka pada 2007.
    KONTAN pernah mengulas tawaran kemitraan ini pada April 2012. Kala itu, Smart English sudah memiliki 14 gerai yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

    Sayang dalam waktu lebihkurang setahun, beberapa gerai milik mitra terpaksa tutup. Kini, hanya tersisa limagerai yang masih beroperasi. Empat gerai milik pusat yang berlokasi di Yogyakarata dan Nusa Tenggara Barat. Sedangkan satu lagi gerai mitra di Riau.

    Pemilik Smart English Bambang Pamungkas menyebut, berkurangnya jumlah gerai Smart English, karena beberapa faktor faktor. Pertama, kesulitan mencari tenaga pengajar bahasa Inggris “Tidak semua daerah memiliki tenaga pengajar yang bagus,” ungkapnya.

    Penyebab kedua, tidak mudah mencari mitra untuk mengelola bisnis kursus di daerah. Apalagi, mereka kalah saing dengan sejumlah lembaga pendidikan ternama yang mulai ekspansi ke daerah-daerah. Lembaga tentu lebih unggul dari sisi modal, system dan SDM.

    Meski demikian, Bambang tetap menawarkan paket waralaba Smart English. Bahkan ia sudah mengerek harga paket investasi menjadi Rp 90 juta dari Rp 60 juta.
    Kata Bambang, mitra sebaiknya menyediakan tempat kursus yang terdiri dari tiga kelas, dengan masing-masing seluas 3 x 4 meter. Mitra akan mendapat pelatihan pengajar. Standart prosedur, brosur spanduk, kaos, seragam dan moul kurikulum. Satu gerai Smart English diproyeksi bisa mendapat omzet Rp 20 juta. Dengan target balik modal sekitar setahun.

    Saat ini Smart English hanya menerima murid usia 3-13 tahun (setara kelas 6 SD). Ada empat materikelas, yaitu Smart Kids, Smart Pre School, Smart Kids Talk  dan School Class. Padahal dulu, tmpat kursus ini menerima murid darisemua kalangan usia. Bambang terpaksa memangkas segmen pasar, karena keterbatasan tenaga pengajar berkualitas.

Perhatikan Kualitas Pengajar dan Brand Usaha

PENGAMAT waralaba Erwin Halim menilai, tawaran kursus bahasa termasuk dalah satu bidang usaha yang diminati banyak orang, dan memiliki peluang besar.
    Secara umum, jumlah murid di lembaga kursus bahasa Inggris masih tumbuh terus. Agar bisnis lancer, kita harus memantau hasil belajar mengajar mereka. “Kalau siswa menjadi pintar dan jago berbahasa asing karena kursusu di situ menjadi nilai plus” papar Erwin. Menurutnya, kemitraan yang jumlahnya berkurang, biasanya karena sedang drop atau sedang tak ingin ekspansi. Tepatnya lebih ingin membuka strategi sendiri, tanpa harus ada mitra.

    Sebagai franchise yang menawarkan jasa pendidikan, kata Erwin, sangat perlu memperhatikan kualitas sumber daya manusia (SDM). Artinya, tenaga pengajar harus punya nilai plus dan berkualitas, jangan yang biasa-biasa saja.

    Makanya, pemilik usaha lembaga kursus harus terus meningkatkan kualitas pengajar. Sebab, salah satu faktor pendongkrak brand sebuah tempat kursus juga dilihat dari kualitas tim pengajar.

    Jika, brand lebih banyak dikenal orang, maka akan lebih banyak dikenal orang, maka akan lebih mudah sukses. “Brand yang tidak kuat atau kurang dikenal masyarakat, akan kesulitan bersaing, sehingga usahanya akan cenderung berjalan biasa saja” ungkap Erwin.

    Ia menyarankan, pihak pusat juga memperhatikan gerai milik mitra. Pusat sebaiknya merekrut tenaga pengajar professional untuk semua gerai. Tenaga pengajar yang dipilih tak hanya fasih berbahasa inggris tapi juga punya jam terbang tinggi.


Sumber : Koran Kontan 19 Oktober 2013

No comments:

Post a Comment