Wednesday, May 8, 2013

Mencicipi Manis Laba Usaha Pancake



JAKARTA. Meski roti pancake atau panekuk bukanlah makanan asli Indonesia, namun kini peminatnya semakin banyak. Maklum, rasa kue dadar dengan topping aneka rasa kuah kental ini, bisa diterima lidah masyarakat kita. Tak heran, bermunculan usaha yang menawarkan sajian pancake. Salah satunya, brand Mrs. Pancake asal Yogyakarta.Deborah Kartika mendirikan usaha Mrs. Pancake sejak tiga tahun silam. Ia menawarkan lebih dari 10 varian rasa pancake. Sejumlah menu pancake yang menjadi andalan adalah banana choco cheese, frutty yoghurt, blackforest, honey, dan capuccino. Ada pula klappertart dan french fries. 

Untuk minuman, Mrs. Pancake menawarkan menu jus, smoothie, dan frapuccino. Harganya berkisar Rp 5.000 hingga Rp 15.000.Deborah mengklaim, kelebihan produknya yaitu menggunakan bahan-bahan berkualitas yang diimpor. Selain itu, ia tidak menggunakan bahan pengawet dan selalu fresh. "Bahan-bahan harus dimasak yang baru lagi setiap hari," ujarnya. Demi mempercepat perkembangan usahanya, Deborah mulai menawarkan peluang kemitraan sejak April 2013. Sejauh ini, baru ada satu gerai Mrs. Pancake milik pusat yang berlokasi di Yogyakarta. 

Dua Paket

Anda tertarik menjadi mitra Mrs. Pancake? Deborah mengemas dua pilihan paket kemitraan. Pertama, konsep booth seharga Rp 35 juta. Kedua, paket counter atau mini cafe dengan investasi Rp 50 juta. Mitra yang membeli paket booth berhak mendapatkan booth berukuran 150 x 80 x 150 cm, kompor, kulkas, freezer, seluruh peralatan, bahan baku awal, seragam, dan pelatihan karyawan. 

Sedangkan, pada paket kedua, mitra akan memperoleh meja konter, kursi dan meja, peralatan lengkap, bahan baku awal, neon box, seragam, pelatihan, dan dekorasi ruang.Deborah menargetkan, mitra bisa membukukan omzet berkisar Rp 15 juta hingga Rp 30 juta sebulan, tergantung jenis paket. Jika, mitra mampu mengantongi laba bersih sekitar 30%, maka diperkirakan sudah bisa balik modal dalam enam hingga delapan bulan. 

Ia tidak mengutip royalty fee dari mitra, namun seluruh bahan baku wajib dibeli dari pusat.Pengamat waralaba, Erwin Halim menilai, untuk usaha yang baru menawarkan kemitraan, setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama, sebaiknya usaha itu sudah membuka minimal 3 gerai, supaya bisa memproyeksikan keuntungan dengan lebih jelas dan akurat. 

"Satu gerai saja belum cukup untuk memberikan gambaran. Bisa saja gerai lainnya dikelola atau dibuka oleh keluarga atau teman yang potensial," paparnya.Kedua, produk yang dijual  harus punya keunikan yang dapat menarik konsumen. Menurut Erwin, pancake termasuk makanan yang sulit dibuat, tapi dengan membuat topping yang menarik dan khas, bisa mendatangkan banyak pembeli.Terakhir, pemilik usaha harus menetapkan segmentasi pasar yang jelas, supaya usaha bisa berkembang ke arah yang menguntungkan.




Sumber : KONTAN, Rabu, 08 Mei 2013
  Revi Yohana



No comments:

Post a Comment