Tuesday, July 12, 2011

Usaha Es Krim Makin Maknyuss

Melongok kembali tawaran kemitraan es krim Mr Cool, Baltic Ice Cream, dan Revo Ice Cream

Rivi Yulianti
Ragil Nugroho, Kontan, 12 Februari 2011                     

CAMILAN beku berbahan dasar susu ini memang banyak peminatnya. Seiring dengan citra produk yang makin umum untuk semua usia, para pemain bisnis baru di usaha es krim pun makin banyak bermunculan.
      Mereka pun mengaku persaingan kian sengit. Oleh karena itu, inovasi rasa dan patokan harga murah menjadi strategi untuk menggapai pasar yang lebih luas.
      Melalui tulisan ini, KOTAN mencoba mengulas bisnis es krim dengan membandingkan kondisi
saat kami wawancara setahun lalu dengan perkembangan sekarang.
  


§         Mr cool

      PT Mudamas Intan Samudera mulai menawarkan waralaba Mr Cool sejak September 2009. KONTAN pernah meliputnya pada juli 2010.


      Saat itu, sudah berdiri ratusan gerai yang tersebar di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Di tiap kota juga berdiri agen yang berfungsi sebagai master franchise.
      Meski master franchise belum bertambah, jumlah mitra di tiap kota terus meningkat. “Rata-rata ada lima baru di tiap kota,” kata Adhitya Susilo, Marketing Mudamas Intan Samudera tanpa memerinci.
      Bahan dasar es krim ala Mr Cool berbentuk instant dalam kemasan dengan metode water injection. “Produk es krim ini dibuat dalam bentuk bubuk instant agar mudah dalam pendistriubusiannya," ujar Adhitya.
      Biaya kemitraan Mr Cool cukup murah, yakni Rp 1.050 Juta saja. Mitra akan mendapatkan paket perdana sebanyak 10 pak bahan baku es krim. Bahan baku sebanyak 2.400 bungkus es krim.
      Selain itu, mitra juga akan memperoleh fasilitas dua buah alat suntik dan satu alat pengelem plastik. Sementara, peralatan seperti reezeer atau kulkas harus di siapkan sendiri oleh mitra.
      Karena menggunakan konsep kemitraan, Mr Cool tidak mengenakan biaya tambahan apa pun. Tak ada franchise fee maupun royalty fee. Namun, selama menggunkan merek dagang itu, mitra usaha wajib membeli bahan baku dari Mudamas Intan Samudera. Pengiriman akan dilakukan sebulan dua kali.
      Balik modal diperkirakan dalam waktu dua bulan. “Namun, belum memperhitungkan investasi peralatan produksi,” ujar Adhitya. Asumsinya, mitra mampu menjual 100 bungkus per hari.
      Mudamas Intan mematok harga setiap bungkus es krim Mr Cool Rp 437. Mitra menjual ke
konsumen Rp 1.000 per bungkus. Dari harga tersebut, mitra mendapat margin lebih dari 50 %.

§         Baltic Ice Cream
     Produk es krim merek Baltic es krim berbeda dengan produk es krim merek lain. Semua bahan baku bersifat alami. Misalnya, Baltic Ice Cream selalu memakai susu sapi  murni sehingga tekstur nya es krimnya lembur, tapi tak cepat lumer.
      Baltic Ice Cream menawarkan tiga jenisa kemitraan. Yakni, bentuk booth, mini kafe, dan kafe. Saat KONTAN mengupas tawaran kemitraan Baltic Ice Cream pada Mei 2009, jumlah gerai mereka baru di empat lokasi si seputaran Jakarta dan Tanggerang, 75
kni di Kramat Raya, Meruya, Cibubur dan BSD City. Rata-rata omzet gerai-gerai itu Rp 102 juta sebulan.
      Sejak membuka sistem waralaba April 2009, perkembangan bisnis Baltic Ice Cream cukup baik  lantaran namanya sudah dikenal, mereka pun berhasil menjaring lima terwaralaba baru.
      Dengan sistem waralaba investor juga punya kewajiban membayar biaya royalty sebesar 5 % dari total omzet saban tahun. Adapun, investasi awal usaha ini sudah termasuk franchise fee untuk lima tahun.
      Dari biaya investasi, terwaralaba akan mendapatkan perlengkapan pembuatan es krim, seperti freezer, booth untuk usaha, dan bahan baku pembuatan es krim, Baltic Ice Cream juga membolehkan para mitra untuk menjual kopi, the bahkan kentang goreng dirombongnya.
      Dalam hitungan Baltic Ice Cream, terwaralaba bisa balik modal dalam waktu 10 bulan. Ini dengan asumsi
sekitar 80 hingga 125 cup es krim  yang harganya mulai dari Rp 6.000 hingga Rp 10.000 per cup. “Jika omzet per hari 1 juta, mereka bisa balik modal kurang dari setengah tahun, kata Janto Tan, Manajer Pemasaran Baltic.
      Namun, mitra barunya di Radio Dalam, Jakarta Selatan mampu merau
omzet perbulan sebesar Rp 150 juta. Sedangkan, omzet di Meruya Rp, Jakarta Barat Rp 250 juta sebulan.
      Hanya saja, hingga saat ini, Baltic Ice Cream belum memutuskan untuk memperluas waralabanya ke daerah luar Pulau Jawa. “Kai masih fokus menggarap di Jabodetabek.”ujar Janto.

§         Revo Es Krim

      Pertumbuhan yang baik terlihat dari waralaba es krim PT Revo Indonesia. Lantaran menyasar kelas menengah ke atas, hendra Barokah, pemilik Revo Es Krim, mengaku usahanya bisa cepat berkembang sangat cepat.
      Sejak awal berdiri pada 2008 dan mulai menawarakan waralaba Mei 2009, Revo Es Krim lebih fokus di pasar ini dengan menawarkan harga jual mulai Rp 2.500 hingga Rp
6.000. Kurang dari setahun, gerai mereka bertambah menjadi 125 outlet dan tersebar diseluruh Jabodetabek.
      Usaha ini hanya bermodalkan booth kecil sebagai tempat berjualan. Peralatannya juga tak beda dengan gerai usaha minuman lain, yakni teko listrik, shaker minuman, termos, freezer, penyimpanan es, serta es krim.
      Konsepnya cukup sederhana, calon mitra cukup menyediakan tenaga kerja serta tempat usaha. Khusus untuk tempat hendra menyarankan agar mitra memilih tempat-tempat yang ramai dilalui orang. Seperti mal, pasar, lokasi sekitar kampus, kantin perkantoran. Stasiun kereta api, serta terminal bus.
      Menurut Hendra, lokasi menjadi faktor penentu keberhasilan bisnis ini. “Harus dekat dengan dengan tempat bermain anak-anak dan orang tua yang menunggunya,” ujarnya.
      Mitra tentu harus menyetorkan modal sebagai pengganti biaya peralatatan dan perlengkapan usaha dan bahan baku serta pelatihan pembuatan minuman. Adapun modal awal Revo Es Krim mencapai Rp 7 juta. Khusus untuk bahan baku selanjutnya, mia harus  membeli di Revo Es Krim pusat. “Bahan dasar kami berbeda dan tidak dijual ditempat lain,” tegas Hendra.
      Revo Es krim berani menjamin mitra bakal balik modal dalam e\waktu dua bulan. Dengan catatan, mitra bisa menjual 50 hingga 60 cup per menu atau sekitar 150 sampai 200 cup sehari. Hebatnya,               dalam menjalankan usahanya, hendra tidak membutuhkan promosi besar-besaran. “Lebih mengandalkan promosi antar mitra saja,” ujar dia.
      Agar promosi dari mulut ke mulut efektif, Hendra menawarkan hadiah Rp 500.000 serta potongan 20% dari pembelian bahan baku saban bulan bagi mitra yang behsil mengajak investor.
      Ketika KONTAN terakhir meliput Revo pada Juni 2009, ada 65 calon terwaralaba yang mengajukan tawaran. “Saat ini sudah ada tambahan 50 waralaba,” ujarnya. Mereka tersebar di Jabodetabek, Riau, Palembang, dan Medan.
      Menurut Hendra, perkembangan waralabanya lebih diakibatkan harga es krimnya terjangkau tapi kualitasnya tak kalah. “Karena secara umum, daya beli masyarakat cenderung melemah dua tahun belakangan,” ujarnya.

Lebih Gampang Pilih Merek Populer
ANDA berminat menjadi mitra waralaba es krim ? Ada baiknya Anda menyimak dulu saran Erwin Halim, pengamat waralaba dari Proverb. Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian calon mitra sebelum berinvestasi di usaha es krim.
     Pertama, pastikan merak waralaba es krim cukup populer di kalangan masyarakat. Sebab, “Agak sulit bagi produk-produk es krim baru untuk bersaing dengan brand yang sudah populer,” kata Erwin.
     Kedua, pastikan soal ketersediaan produk secara kontinyu. kenapa ? Soalnya, “Saya perhatikan ada bebarapa produk es krim home made yang distribusinya jelek, sehingga produknya sulit ditemui. Padahal, peminatnya cukup tinggi.” Ujar Erwin.

     Ketiga, yang selalu harus menjadi pertimbangan dalam berusaha : lokasi. “Lokasi gerai usaha harus berada dalam keramaian,” saran Erwin. Misalnya, dipusat pembelanjaan atau mall, sekolah, dan tempat rekreasi.
     Keempat, cermati betul proyeksi keuangan yang menggambarkan kestabilan usaha yang ditawarkan pewaralaba. Sementara, bagi pewaralaba, Erwin berpesan, hendaknya memperhatikan life cycle produknya. Salah satu caranya, dengan tetap meningkatkan permintaan. Karena itu, perbanyak mitra atau agen distribusi di daerah-daerah. Makin banyak gerai makin bagu. Dengan begitu produknya akan makin dikenal masyarakat. “Daerah merupakan pasar yang bagus dan potensial untuk produk es krim. Asalkan, perhatikan betul soal daya beli masyarakat,” kata dia. Penting juga menjaga kualitas, keseragaman rasa tiap gerai, dan kesegaran bahan baku. Dan, teruslah berinovasi melahirkan aneka rasa es krim baru.

No comments:

Post a Comment