Monday, July 11, 2011

Menimbang Berbagai Waralaba Bento


Melihat prospek usaha waralaba makanan khas jepang yang terus menjamur

Wahyu Tri Rahmawat
Fahriyadi, Kontan 4 September 2010.


JAKARTA. Di Jepang, kalimat bento memiliki arti makanan bekal yang komplet dan di  kemas dalam satu wadah. Biasanya, bento ala Negeri Sakura itu terdiri dari Nasi, ikan atau daging, dan sayuran. Makanan ini ditaruh dalam sebuah kotak bekal berbentuk persegi.
      Bagaimana di Indonesia? Di negeri ini, nama bento identik dengan restoran yang menawarkan menu khas Jepang. Salah satunya Hoka-Hoka Bento, yang mulai beroperasi pada tahun 1985.
      Saat ini, gerai restoran Jepang yang mengusung nama bento di Indonesia semakin menjamur. Beberapa diantaranya memperbanyak jaringan dengan cara waralaba.
      Meski bukan menawarkan makanan asli Indonesia, jaringan waralaba makanan Jepang Ini terus bertahan. Bahkan, terus bertumbuh, kendati ada juga yang menyusut. Berbagai strategi dilakukan pewarlaba demi mempertahankan jaringan bisnisnya. Termasuk, membundel dengan menu lain. Ada pula yang menawarkan bahan mentah bento langsung ke konsumen.
      Di bawah ini adalah sejumlah restoran makanan Jepang dengan nama bento yang pernah ditulis KONTAN.

§         My Bento

      Saat ini, My Bento memiliki 50 unit gerai. Sekitar 45 gerai di antaranya merupakan waralaba. Terakhir KONTAN menulis waralaba My Bento pada Mei 2009, jumlah gerainya masih sekitar 35 unit.
      Dede Sulaiman, pemilik My Bento, bilang, belakangan ini gerai My Bento banyak bertambah di Kalimantan dan Sulawesi. Menurut dia, permintaan waralaba bento di luar Pulau Jawa dan Sumatra cukup tinggi. “Sampai akhir tahun ini kami masih ada permintaan dari Bangka, Makassar, dan Indonesia timur lainnya,” katanya. Tahun ini, My Bento juga akan membuka gerai waralabanya di Malang dan Surabaya, Jawa Timur.
      Saat ini, My Bento menawarkan tujuh paket investasi. Mulai dari konsep booth dan paket indoor. Namun, berbeda dengan sebelumnya, kini penelola My Bento membatasi paket booth hanya di Jakarta dan sekitarnya. “Yang paling banyak sekarang adalah tipe premium plus,” imbuh Dede.
      Tipe ini, Merupakan konsep indoor dengan nilai investasi Rp 47 juta. Dengan investasi sebesar itu, mitra waralaba akan mendapatkan seperangkat meja kursi, desain, dan box delivery. Jadi, calon mitra tinggal menyediakan tempat usaha. Misalnya, di ruko.
      Dede sengaja membatasi paket booth, lantaran konsep awal My Bento adalah Restoran. Paket investasi terbesar My Bento adalah konsep restoran dengan total biaya mencapai Rp 105 juta.
      Dede memperirakan, balik modal untuk paket premium sekitar 1,5 - 2 tahun. Ini perkiraan dengan omzet sekitar Rp 450.000 per hari. Sedangkan untuk tipe booth bisa balik modal sekitar sekitar delapan bulan dengan pemasukan sekitar Rp 300.000 per hari.
      Semua paket dikenakan franchise fee sebesar Rp 3 juta per tahun yang berlaku mulai dari tahun kedua operasi. Untuk royalty fee dipatok sama rata 3% dari omzet.

§         Ocha Bento
      Warala bento yang satu ini sudah berubah dari konsep sebelumnya. Ketika berdiri pada awal tahun 2008, Ocha Bento hanya menyajikan menu makanan bento saja. Tapi, mulai akhir 2008, Ocha Bento menambah menunya, yakni, burger dan minuman kopi.
      Asal tahu saja, pemilik waralaba Ocha Bento, PT Kreasi Indonesia, membundel waralaba ini dengan dua waralaba lain yang berada dalam manejemen yang sama Misterblek Coffe dan Buzz Burger.
      Marketing PT Kreasi Indonesia Mohamad Rasyid, berharap dengan menyatukan konsep bento, burger dan kopi, pelanggan restonya terus bertambah. Apalagi, saat ini bento dan burger merupakan makanan yang digemari masyarakat perkotaan. “Meski demikian, tidak ada yang berubah dari paket investasi dan penampilan Ocha Bento secara keseluruhan,” kata Rasyid.
      Untuk membuka waralaba Ocha Bento Lengkap dengan Kopi dan Burger, nilai investasinya sebesar Rp 8 juta dan Rp 150 juta. Saat ini , PT Kreasi Indonesia lebih mengutamakan waralaba Misterblek. Waralaba kopi saja paket investasinya Rp 3,5 juta.
      Kini, total gerai Misteblek Coffe, Buzz Burger, dan Ocha Bento mencapai 140 unit. Rasyid menargetkan jumlah gerai itu meningkat menjadi 250 unit di tahun depan.
      Rasyid Optimis, target itu bisa tercapai. Sebab, kata dia, saat ini ini bisnis kuliner sangat prospektif. Apalagi, harga makanan yang dihadirkan Ocha Bento relative ter-jangkau. Maklum, target pasaryang dibidik Ocha Bento adalah menengah bawah. Harga jual makanan di Ocha Bento mulai dari Rp 5.000 per porsi. Ocha Bento juga menyediaknan berbagai menu paket berharga murah.

§         Ozeki Bento

      Gerai waralaba Ozeki Bento sudah buka di Indonesia sejak November 2007. Ozeki Bento me-nyediakan berbagai menu paket dengan harga mulai Rp 18.000 - Rp 24.000 per porsi.
      Ketika KONTAN mengulas waralaba bento ini pada maret 2008, Ozeki Bento baru punya enam gerai kemitraan.
      Dari enam gerai yang dulu pernah dibuka, saat ini tinggal dua. Lokasinya di Bogor Trade Mall dan satu gerai di Ciseeng, Jawa Barat. Gerai Ozeki Bento yang tutup antara lain, terletak di Ambassador dan ITC Depok.
      Staf pengelola Ozeki Bento, Pahjuannor, mengatakan, ditutupnya gerai Ozeki Bento di ITC Ambassador, lantran sebagian be-sar pasarnya adalah pekerja kan-toran.
      Jadi, menurut pria yang akrab disapa Iwan itu, gerai Ozaki Bento di sana hanya ramai pada hari kerja . “Setiap akjir pekan, gerai Ozeki sepi. Omzetnya tidak masuk, sehingga sulit bertahan,” kata Iwan.
      Hal serupa juga terjadi di ITC Depok. Rata-rata omzet per hari cuma Rp 300.000. Padahal, gerai di Bogor Trade Mall rata-rata omzetnya mencapai Rp 1 juta per hari.
      Meski jumlah gerai menyusut, Ozeki Bento masih terus menawarkan waralaba. Bagi yan berminat, pengelola Ozeki Bento mematok paket investasi Rp 80 juta. Biaya itu sudah termasuk franchise fee Rp 35 juta selama lima tahun dan peralatan masak. “Mitra waralaba bisa balik modal dalam hitungan dua tahun dengan omzet sekitar Rp 1,3 juta per hari,” ujar Iwan.

§         Ikki Bento

      PT Ikki Group sebagai pengelola Ikki Bento menganggap bahwa bisnis makanan cepat saji asal Jepang ini memiliki prospek bisnis yang cukup baik. Indikasi ini bisa dilihat dari pesatnya pertum-buhan bisnis Ikki Bento sendiri. “Saat ini kami memiliki 280 unit gerai di sejumlah kota,” kata Firman Abadi, Staf Marketing PT Ikki Group.
      Tapi, jumlah gerai itu terdiri dari beberapa kemitraan lain bisnis lainnya masih di bawah bendera Ikki Group. Di antaranya Martabak Sarang Semut, Bebek Super Sambal, Mi Cendol, dan Ayam Krispi. Khusus waralaba Ikki Bento, Firman mengaku, saat ini ada 18 gerai yang tersebar di Jakarta dan Semarang, Jawa Tengah. Semua gerai dimiliki mitra yang berbedabeda. Ada tiga paket investasi Ikki Bento. Yakni, konsep Booth, Mini Resto dan Resto. Harga paket investasinya masing-masing Rp 45 juta, Rp 65 juta, dan Rp 125 juta.
            Sejuah ini pangsa pasar yang dibidik Ikki Bento adalah kalangan menengah atas yang memang hobi menyantap makanan bekal komplit khas Jepang ini.

Modal Bukan Soal, Asal Selera Pasar

TIDAK bisa dintah, menjamurnya restoran waralaba makanan jepang alias bento di Indonesia, memberi petunjuk bahwa masyarakat di negeri ini “lapar” akan variasi menu makanan. Buktinya, gerai waralaba makanan khas Jepang itu telah menjangkau ke semua lapisan masyarakat.
   Erwin Halim, pengamat dan konsultan waralaba dari Proverb Consulting, menilai prospek bisnis bento cukup bagus dan potensi pertumbuhannya cukup besar. Sebagai cerminan, oa ,menunjuk salah satu waralaba ma-sakan jepang terbesar di Indonesia yang enggan mewaralabakan usahanya. “Ini karena keuntungan besar yang bisa diraup dari makanan nasi kotak ini,” kata Erwin.
   Betul, saat ini resto masakan jepang sudah sesak di Indonesia. Toh, para pelaku usahanya tetap berupaya menarik minat pelanggannya. Salah satu strateginya adalah mengadaptasi menu masakan dengan selera orang Indonesia. “Citarasa makanan sudah tidak lagi asli Jepang,” tegas Erwin.
   Alasan itulah, menurut Erwin, yang membuat bisnis waralaba masakan Jepang seperti Bento memiliki prospek cerah. Besaram modal investasi bukan soal selama waralaba itu mam-pu mengemas merek yang kuat serta rasanya dapat diterima semua masyarakat.
   Erwin menyarankan semua waralaba bento agar melakukan diferensiasi menu dengan karakteristik rasa yang telah ada. Semua waralaba perlu melakukan riset pasar agar mengetahui keinginan dan kebutuhan pasar.
   Dengan begitu, semua brand dapat berkom-petisi secara sehat dengan menghadirkan makanan yang unik, menarik, berkualitas dan terjangkau. Selama brand dikenal baik, maka inovasi produk baru bakal memberikan keuntungan maksimal.

No comments:

Post a Comment